39. ACCIDENT

2.6K 289 30
                                    

Hutan yang selalu sepi kini ramai dipenuhi oleh orang yang saling melawan, salah satunya Azriel yang kini melawan orang dibalik topeng itu.

Badannya terhuyung ke belakang ketika ia mendapatkan tendangan diperutnya. Bibirnya mengeluarkan ringisan kecil, nafasnya terengah-engah melawan orang didepannya ini.

Orang itu lumayan kuat dibanding dengan orang yang tadi, bahkan kini wajah Azriel sudah banyak memar.

Sudut bibir yang tadinya kering, kini kembali mengeluarkan darah segar. Azriel mengusap pelan sudut bibirnya itu, terasa perih.

Tanpa lama ia berlari untuk melawan orang itu, kakinya menendang satu pohon yang menyebabkan tubuhnya melayang. Tanpa lama Azriel memberikan pukulan dari atas, hingga membuat orang itu terhempas diatas dedaunan kering.

Azriel menahan tubuhnya dengan tangannya, ia menghampiri orang itu yang kini terbatuk-batuk. Dirinya berjongkok dan menatap orang itu tajam.

"Masih kuat?"tanya Azriel menaikkan satu alisnya, tangan kanannya ia gunakan untuk mencengkram kerah baju orang itu.

Orang itu menghempaskan tangan Azriel, mengeluarkan sebuah belati dari belakangnya. Sontak hal itu membuat Azriel memundurkan tubuhnya.

Pasalnya saat ini ia tak membawa senjata apapun melainkan dengan tangan kosong, sedangkan musuhnya didepan? Ia membawa senjata tajam.

Azriel menoleh ke keempat temannya yang sibuk melawan juga, tidak mungkinkan ia meminta bantuan pada mereka?

Pandangannya beralih pada orang didepannya itu, rahangnya mengeras namun sebisa mungkin ia bersikap biasa.

"Main senjata hm?"tanya Azriel santai, ia berdiri dari jongkoknya dan menatap orang itu dari atas.

Dibalik topeng, orang itu tersenyum miring. Untung saja dirinya membawa senjata, kemungkinan akan menang bukan? Dan lelaki dihadapannya ini, kalah ditangannya?

Lalu, melihat sang kekasih dari lelaki dihadapannya ini menjerit kesedihan. Bukan kah itu permainan yang bagus?

Mari kita memulai.

Orang itu berdiri, kini mereka saling berhadapan dengan jarak yang sangat dekat. Saling melemparkan tatapan tajam, dengan rahang yang mengeras.

Azriel yang mengepalkan tangannya dibawah sana, dan orang itu yang sedang menyiapkan dirinya untuk melawan lelaki dihadapannya ini.

Azriel menghindar dari serangan musuhnya  itu, untung saja ia bisa membaca gerak-gerik orang dihadapannya ini.

Saat ini Azriel sedang memfokuskan diri, belati yang ada ditangan musuhnya itu sangat tajam. Terkena goresan sedikit saja, Azriel bisa kehilangan banyak darah.

Tanpa lama Azriel menendang perut musuh dihadapannya ini, sehingga membuat orang itu terhuyung ke belakang dalam beberapa meter.

Azriel berlari untuk menjauhi tempat perserangan itu, melihat Azriel melarikan diri sontak orang itu mengejarnya.

Tidak, bukan Azriel menyerah melainkan ia mencari tempat yang lebih luas. Sedangkan ditempat Atha, meskipun ia sibuk melawan musuhnya didepan namun matanya tetap berjaga-jaga melihat Azriel.

Atha melihat Azriel yang menjauhi tempat ini, matanya beralih melihat Tegar yang baru selesai menghabisi salah satu musuhnya.

"GAR, ARAH KANAN!!"teriak Atha, Tegar yang mendengarnya sontak menoleh lalu mengangguk.

"RALD BELAKANG LO!"

Gerald yang terhuyung sedikit itu sontak menghindar ke arah kiri, ia menoleh ke belakang dimana salah satu orang berbadan besar itu menggeram kesal karna serangannya tak mengenai Gerald.

SHE IS MINE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang