50. LULUS

2.5K 330 49
                                    

Sena berjalan santai ke kelasnya, ia menghembuskan nafasnya pelan. Dirinya sebentar lagi akan lulus, meninggalkan ribuan kenangan di SMA ini. Dari awal ia masuk, mpls, menjadi anak nakal, keluar masuk ruang BK pun sudah ia rasakan.

Setelah ujian selesai, kini tak ada lagi kegiatan yang dilakukan oleh kelas 12, hanya perlu menunggu pengumuman kelulusan. Setelah itu, mereka meninggalkan kenangannya disini.

Sena memasuki kelasnya yang sudah ramai, pandangannya jatuh pada Jihan yang sedang mengipasi Yola, sang bendahara kelas.

"Ngapain lo ngipasin nih nenek sihir?"tanya Sena saat berada dimeja perempuan itu.

"Heh biji kuda, gue gak nyuruh ya. Nih anak yang nawarin sendiri."elak Yola, mendelik sinis pada Sena.

"Heh biji cabe, gue ga nanya ke lo kali."balas Sena.

Yola mencibir atas ucapan Sena, kakinya terulur mengangkat rok Sena.

"Goblok mau ngapain setan."ucap Sena, sontak dirinya memundurkan langkahnya.

Yola tertawa ketika melihat Sena seperti itu, perempuan itu bisa dibilang jail dengan siapapun. Bahkan ia tak memandang gender, mau itu lawan jenis atau sesama jenis.

"Belok ya lo?!"tanya Sena memicingkan matanya.

"Goblok, gue masih straight anj-"

"Jing."

Yola menoleh ke asal suara, ia memicing melihat lelaki yang barusan melanjutkan ucapannya. "HEH DUGONG, LO YA YANG BARUSAN LANJUTIN UCAPAN GUE?!"teriak Yola pada lelaki dipojok.

"Apa sih cabe, asal tuduh aja lo."ujar Iqbal, orang yang berada dipojok itu bermain sapu yang dijadikan sebagai gitar.

"Brisik lu cempreng."celetuk Azka, ia bangun dari tidurnya dan pindah ke bangkunya.

Para lelaki yang tadi tiduran dilantai, kini membubarkan dirinya satu persatu. "Woh anjing gue punya koleksi baru nih."

"Apaan?"

"Ada yang baru anjir, gak ngebosenin ini."ujar Deon.

"Mana anjing liat."pinta Faris, lelaki yang sedang memukul-mukul meja itu sontak menghampiri Deon.

Deon menyodorkan ponselnya pada Faris, matanya seketika membulat dan bibir yang menganga.

"Woah anjing, kuy nobar dibawah."

"Nobar nobar sambil pegang si Riris."celetuk Syella, sang perempuan yang memakan batagor dimeja itu menoleh ke tempat Deon. Dimana kekasihnya mengajak nobar barusan.

"Ah elah yang brisik lu monyet."balas Faris pada Syella.

"Goblok sia Faris."umpat Syella, sebal saat lelakinya itu memanggil dengan sebutan 'monyet'. Katanya, anggap saja itu panggilan kesayangan darinya.

"Sinting lu pada."ujar Sena, ia berjalan ke arah mejanya dan mendudukan bokongnya dikursi.

Matanya menoleh ke tempat Satya dan kedua temannya, kosong. Mungkin tiga lelaki itu kelu- Ah mereka baru memasuki kelas dengan seragam yang berantakan.

"WOY AZKA!!"

Sontak kedua lelaki yang memiliki nama Azka itu menoleh ke asal suara. "Apaan?"sahut keduanya.

Orang yang memanggilnya barusan terkikik geli, sudah ia duga pasti akan menyaut dua duanya.

"Lo panggil Azka yang mana anjing?"tanya Azka.

"Gue manggil si Azka, bukan Azka."

"Setan bikin pusing aja."umpat Azka.

"Yeee suruh siapa punya nama kembaran."

SHE IS MINE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang