49. SOGOKAN

2.5K 304 36
                                    

Sena menatap papan tulis didepannya yang bersih tanpa coretan, setelah itu melirik ke kanan dan ke kiri. Melihat para teman-temannya yang masih berjuang untuk mengisi kertas putih dihadapannya itu. Matanya menatap pada Jihan, perempuan itu berada dibagian belakang. Alisnya menyatu ketika perempuan berkuncir dua itu menggigit ujung pulpen.

Jika tidak ada pengawas dikelas ini, sudah pastikan jika Sena akan menegurnya. Lihat, bahkan perempuan itu menggigit pulpen seperti menggigit permen. Pandangannya kembali pada papan tulis, karna bosan ia menenggelamkan wajahnya pada tumpuan kedua tangannya.

Hari ini adalah terakhir ujian di SMA Angkasa, beberapa minggu belakangan ini Sena disibukkan dengan belajar. Hanya belajar, tidak ada kegiatan lain. Karna dirinya harus memfokuskan diri untuk lulus dengan nilai tertinggi.

"Waktunya hanya tinggal sepuluh menit, yang sudah tolong periksa kembali sebelum dikumpulkan ya."ucap sang pengawas, ucapannya membuat para teman sekelasnya yang belum mengerjakan mendadak berisik.

"Pssstt, woy anjing liat no lima asu."

"Sstt, no 36 apaan?"

"Bentar--- C."

"Essay goblok no dua, cepet elah."

"Sena budeg, no 5 essay apaan?"

"Psssttt jep."

"Hah?"

"No 12 PG apaan?"

"B."

"Beneran?!"

"Boong."

"Goblok."

"Tolong jangan berisik, waktunya tinggal lima menit. Yang sudah, silahkan dikumpulkan ke depan."

Karna sudah, Sena berdiri dari tempat duduknya dan berjalan ke depan. Memberikan kertas lembar ujian itu pada sang pengawas.

"Bener semua ini Sen pastinya."ucap sang pengawas saat melihat lembar ujian Sena.

Sena tersenyum kaku. "Hehe, Aamiin bu."ujar Sena, setelah itu ia kembali ke tempat duduknya.

"Sialan lo, gue panggil malah pura-pura budeg."

Sena mendongakkan kepalanya, melihat teman lelakinya yang memasang wajah kesal. "Apaan si?"tanya Sena.

Lelaki itu menatap ke depan, dimana para teman sekelasnya mengantri untuk memberikan lembar ujian.

"Ini apa anj isinya?!"tanya Azka--lelaki yang misuh karna tak diberikan jawaban oleh Sena.

Sena menatap lembar ujian Azka yang hanya tinggal beberapa lagi belum terisi. "Lo mau tau?"tanya Sena.

"Kagak, ya iya setan makannya gue nanya."

Sena tersenyum licik. "Gue bakal kasih tau, tapi ada syaratnya."

"Apaan?!"

"Beliin gue susu pisang sama kinderjoy, gimana?"sogok Sena.

Bibir lelaki itu berkomat-kamit seperti membaca sesuatu. "Nyogok lu setan."

"Yaud-"

"Oke deal, nanti pulang sekolah kita beli. Cepet bantuin."

Sena tertawa kecil, lalu ia membantu temannya itu untuk mengisi lembar jawaban yang belum terisi. Tidak apa, hanya beberapa soal. Itung-itung bagi kepintarannya.

Sesuai dengan ucapannya tadi, saat ini keduanya berada diparkiran. Sena menunggu Azka yang sedang mengeluarkan motornya dari parkiran. Senyum Sena mengembang melihat Azka yang menghampiri, lelaki itu menyodorkan helmnya pada Sena setelah dirinya memasangkan helm juga.

SHE IS MINE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang