48. TANPA DIRINYA

2.9K 351 44
                                    

Azriel tersungkur ketika mendapatkan pukulan tiba-tiba, dirinya meringis ketika merasakan perih diujung bibir. Mengelapnya dengan punggung tangan, ah bau karat mengenai mulutnya.

Sedangkan didepan sana, Atha menatap tajam Azriel. Tangannya mengepal dibawah sana, baru saja akan bangun namun baju seragamnya sudah ditarik terlebih dahulu oleh Atha.

"Maksud lo apa anjing nyakitin ade gue?"tanya Atha, terlihat sorot kemarahan dari matanya.

"Gue gak ngapa-ngapain dia."jawab Azriel, memang benar bukan?

"Gak ngapa-ngapain? Tapi lo nyakitin hatinya."ucap Atha penuh penekanan.

"Lo janji sama gue bakal jagain ade gue, mana? Yang ada lo malah nyakitin."ucap Atha, tangannya menghempaskan tubuh Azriel. Membuat lelaki itu kembali tersungkur.

"Penyesalan seumur hidup gue yaitu ngijinin ade gue buat kenal sama lo."ujar Atha, bibirnya tertarik menjadi sebuah seringai.

Azriel menatap Atha tak kalah tajam, ia membersihkan bajunya yang sedikit kotor. Keduanya berada ditaman belakang, untung saja hanya ada mereka berdua.

"Ade lo aja yang terlalu berharap berlebihan sama gue."ujar Azrie

Rahang Atha mengeras, dengan kesal ia melayangkan kembali pukulan. Membuat kedua sudut bibir Azriel membiru diiringi darah segar yang keluar.

"ADE GUE GAK BAKAL BERHARAP KALO LO YANG GAK NGASIH HARAPAN ANJING, SADAR LO LAKI TOLOL"teriak Atha, bahkan dirinya menunjuk wajah Azriel dengan jari telunjuknya.

"Tha udah tha."

Atha menoleh, dimana ketiga temannya yang baru menghampiri mereka.

"Gak ada kata udah sebelum sakit ade gue kebayar."desis Atha menatap sinis ketiga temannya.

"Elll!!"

Kelima lelaki itu menoleh, dimana Sena yang berlari menghampiri Azriel.

"Lo apa-apaan sih? Gak harus pake kekerasan juga dong Tha."ujar Sena kesal.

"Liat, liat pake mata lo sendiri."

"Bahkan ade gue udah lo sakitin, tapi dia masih bisa-bisanya bersikap baik sama lo."kekeh Atha.

"Lo gapapa?"tanya Sena tanpa memperdulikan ucapan Atha.

Azriel menatap dingin Sena, bahkan dirinya menepis tangan Sena yang hampir mengenai bibirnya.

"Gak usah pegang-pegang."ketus Azriel.

Atha yang melihatnya mendecak sebal, ia menarik tangan adiknya itu. "Gak usah berhubungan sama dia lagi."ujar Atha, menatap tajam sang adik.

"T-tapi Tha biarin gue obatin dulu lukanya."elak Sena.

"Gak usah, dia emang pantes. Bahkan itu belum seberapa sama sakit lo."ujar Atha, tanpa lama ia menarik adiknya itu dari taman belakang.

Namun Sena menatap ke belakang, dimana Azriel yang mendesis perih. "ELLL!!!"teriak Sena.

Azriel mendongakkan kepalanya, ia melihat Sena yang ditarik paksa oleh Atha. Bahkan bisa Azriel lihat jika perempuan itu menangis.

Kini hanya tinggal mereka berempat, mereka saling terdiam untuk beberapa saat. Gerald mendekat ke arah Azriel, menepuk pelan bahunya.

"Gue dukung apapun itu keputusan lo, tapi kalo lo udah nyakitin cewe gue gak ngerti lagi sama otak lo El."ujar Gerald.

"Lain kali sama cewe jangan kasar, inget bro nyokap lo cewe. Dan lo juga nanti pasti bakal punya anak cewe." Setelah mengatakan itu, Gerald pergi menyusul Atha.

SHE IS MINE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang