54. FINALLY

3.9K 367 69
                                    

Tubuh lelaki itu terjatuh akibat papan yang berada disamping ukiran kayu itu, papan itu menindih tubuh bagian belakang El yang menyebabkan sang empu terjatuh. Dengan kepala yang terbentur pada lantai, membuat dirinya meringis kesakitan.

Para tamu sontak berdiri ketika melihat sang mempelai lelaki tertimpa oleh papan itu, kedua orang tua Azriel yang melihat sang anak terjatuh buru-buru menghampirinya. Membantu Azriel berdiri, Azriel memejamkan matanya kuat ketika merasakan pening dikepalanya.

Ia melepaskan rangkulan dari Yuna, lalu langkahnya menghampiri Luna yang terdiam dengan tatapan tak biasa. Setelah dihadapannya, Azriel memandang Luna dengan tatapan datar.

"E-el?"cicit Luna.

"Ini cara kotor lo?"tanya Azriel, tangannya mengepal dibawah sana. Ketika melihat wajah Luna, rasanya ia ingin menghabisinya saat ini juga.

Luna sontak menggeleng keras, tangannya terulur untuk menyentuh tangan Azriel. Namun dengan cepat oleh lelaki itu menepisnya dengan kasar.

"Lo kenapa ngelakuin ini?!"tanya Azriel, ia mencengkram kuat kedua bahu perempuan itu. Membuat Luna meringis ketika merasakan cengkramannya dibahu.

"Aaa-lepasinn Ell s-sakittt."ringis Luna.

Bukannya melepaskan, Azriel semakin kuat mencengkramnya. Hingga rahangnya mengeras, matanya menatap tajam perempuan dihadapannya ini.

"Sakittt El."lirih Luna.

Azriel mendekatkan wajahnya pada telinga perempuan itu. "Sakit lo ga sesakit apa yang cewe gue rasain."bisiknya.

Luna meremas gaunnya, matanya berkaca-kaca dan wajah yang memerah. Ia menatap Azriel dengan kecewa.

"Tapi dia udah bukan cewe El lag-"

"Sekarang, besok, dan selamanya Sena bakalan tetep jadi milik gue."potong Azriel cepat, tatapannya berubah menjadi datar.

"Tapikan kita udah tunangan, gak bisa dibatalin git-"

Azriel tertawa mendengarnya, ia mengangkat tangannya dan menunjukkan cincin yang berada di jarinya itu.

"Cincin ini?"

Azriel melepaskan cincin itu dari jarinya, lalu dengan cepat membuangnya ke sembarang arah. Hingga terdengar dentingan kecil.

Semua tamu terdiam menyaksikannya, begitu juga dengan kedua orang tua Azriel dan Sena.

"So? Tunangan ini ga resmi, karna gue ngebatalin sendiri."lanjutnya.

"Gue gak mau bertele-tele, lo sama Sena itu sama sama perempuan. Tapi kenapa lo bisa ngelakuin semuanya ke dia? Sampe sampe lo berani buat neror dia, sebegitu obsesinya lo sama gue Lun?"tanya Azriel, yang tentunya dijawab gelengan oleh Luna.

"Luna gak terobsesi sama El, Luna bener bener say-"

"Itu bukan sayang atau cinta, tapi lo cuma terobsesi sama sifat gue. Orang yang bener bener sayang atau cinta, dia bakal rela ngelakuin apa aja buat liat orang yang dicintanya bahagia. Mau itu sama dirinya sendiri atau orang lain, gue harap lo paham apa yang gue maksud Lun."potong Azriel cepat.

Sedangkan dibelakang acara, terdapat empat lelaki yang sedang mendengarkan ucapan temannya itu.

"Alah pret, kemarin kemarin aja cuek."cibir Gerald ketika mendengar Azriel menyebut nama Sena sebagai miliknya.

"Sirik mulu lo monyet."celetuk Atha, membuat Gerald yang mendengarnya mendelik sinis.

"Kenapa gak dari dulu buat ngebenturin kepala tuh anak?"ujar Kai, ia mengintip dari belakang. Menyembulkan kepalanya sedikit guna melihat pemandangan didepannya yang sedang beradu mulut.

SHE IS MINE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang