4. Terpesona

1.7K 76 0
                                    

Doni yang baru saja sampai di restoran langsung di sambut oleh teman-temannya muka Doni yang masam membuat David beralih menatapnya.

"Kenapa?" tanya David

"Lo ngomong apa? kalu ngomong ga usah singkat gue mana paham" ujar Jony

David yang mendengar itu pun langsung memutar bola matanya" Doni kenapa?"

Doni yang mendengar itu hanya terkekeh kecil sebenernya Doni paham maksud David dari Jony dan Andi hanya Doni saja yang paham apa maksud David karena Doni bersahabat sejak kecil jadi Doni paham semua sifat David.

Sontak Jony dan Andi menatap Doni dengan lekat karena tadi mereka berdua tidak terlalu memperhatikan Doni mereka terlalu sibuk bermain game di ponselnya.

"Eh iya Don lo kenapa kok muka lo kusem kayak enggak pernah di cuci" ucap Jony

"Habis di tolak doi paling" sahut Andi sambil tertawa.

"Bukan itu njir" ujar Doni

"terus apaan nyet" ucap mereka serempak.

Lalu Doni mengambil napas panjang untuk memulai menceritakan kejadian yang baru saja dia alami " jadi gini kan gue mau jalan ke sini, di pertengahan jalan mau ke restoran ponsel gue geter terus. Jadi gue mutusin buat berhenti jalan buat cek ponsel siapa tahu penting, niat gue berhenti itu biar gue gak nabrak orang karena terlalu fokus sama ponsel" jeda Doni untuk mengambil napas " eh taunya gue yang di tabrak cewek terus, lo pada tau nggak?"

Mereka bertiga hanya menggeleng.

"Dia marah marah, terus gue di suruh minta maaf gue sih ogah minta maaf kan yang salah dia, terus gue di tonjok kalau dia cowok huh gue gibeng dah tuh!" ucapannya sambil menggebu-gebu.

Lantas teman temannya tertawa menertawakan muka Doni yang begitu masam.

"Don sakit gak di tonjok cewek?" tanya Jony yang masih tertawa.

"Seorang Doni Arigatha baru kali ini di tonjok cewek" sahut Andi " wah kalu tadi gue di situ udah gue video terus masuk ke Instagram biar viral nanti"

Doni yang mendengar itu hanya mendengus kesal kepada ke dua temannya itu. David hanya geleng-geleng saja sambil terkekeh kecil.

"Ck udah ya! kalau nanti ketemu lagi tuh nenek lampir gue bakal bales lihat aja" ucap Doni.

"Naksir baru tau rasa lo" sahut David.

"Amit amit jagan sampai, mending gue jomblo seumur hidup dari pada sama dia"

"Bener apa kata David, cinta itu aneh lo benci dia lama-lama lo bakal sayang banget sama tuh orang sampai lo takut akan kehilangan dia di suatu saat nanti percaya deh sama omongan gue" sahut Andi

"Wah tumben lo bijak Di habis makan apa tadi lo?" tanya Jony penuh kecurigaan.

Andi yang mendengar itu mencibir kesal ke pada Jony "gue tuh emang bijak di saat waktu yang tepat!" dengan bangganya Andi menepuk dadanya sambil tersenyum"emangnya lo apa yang ga ada bijak bijaknya sama sekali" lanjut Andi sambil terkekeh.

"Ih kok a'a Andi jahat banget sama aku" ucap Jony dengan nada manja yang di buatnya.

Sontak ketiga temannya menggelidik negeri melihat kelakuan Jony. "NAJIS JING" ucap ke tiganya bersama.

Jony yang mendengar itu tertawa terbahak-bahak melihat reaksi taman yang jijik akan sikapnya.

🦋🦋🦋

Setelah puas melihat baju Alin dan sahabat-sahabatnya langsung berkeliling mall dan berhenti di permainan timezone. Mereka menikmati ke bersama dengan canda tawa, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah 4 sore.

Alin dan sahabat-sahabatnya langsung menyudahi permainan mereka dan bergegas untuk menuju ke parkiran.

"Capek banget" ucap Indah.

"Iya sama gue juga" sahut Amanda"tapi gue seneng banget bisa ngabisin waktu bareng kalian walaupun kita setiap hari bareng-bareng terus tapi kita jarang main ke mall" lanjut Amanda.

"Jadi terhura" ucap Cessa dramatis.

"Terharu dodol" sahut Alin sambil menjitak kepala Cessa. Lantas mereka tertawa bersama.

"Ya udah yuk pulang udah mau jam 4 nih" ujar Amanda.

Mereka langsung menuju mobilnya masing-masing.

"Gue sama Indah dulu ya, kalian hati-hati di jalan" ucap Cessa.

"Iya kalian juga hati-hati di jalan " ucap Alin dan Amanda secara bersamaan.

"Gue duluan ya Lin, lo hati-hati di jalan" ujar Amanda.

"Iya lo juga hati-hati Man"

Setelah berpamitan Amanda langsung keluar dari area parkir. Alin baru saja membuka pintu mobilnya dan ada yang memanggilnya yaitu cowok dengan tubuh tegap.

"Alin"

Sang empunya pun langsung menoleh dan menaikkan alisnya.

"Gue boleh numpang gak?"

"Emang montor lo kemana?"

"Di bengkel"

"Terus ngapain lo sampai sini?"

"Habis nongkrong sama teman teman gue"

"Oh"

"Jadi boleh numpang gak ini?"

"Boleh, tapi lo yang nyetir ya Ndra gue capek nih kuncinya" ucap Alin sambil melempar kunci mobilnya kepada Hendra.

Ya, tadi yang memanggilnya adalah Hendra yang tak sengaja melihat Alin ada di parkiran.

"Iya"

Mereka langsung bergegas meninggalkan area parkir Mall.

Di dalam mobil Hendra terus saja mengajak ngobrol dengan Alin, "Lo ke mall sama siapa?"

"Sama teman-teman gue"

"Oh iya, Lin besok Senin kayaknya lo ga bisa bareng gue dulu"

Sontak Alin langsung mengerutkan keningnya "kenapa?"

"Besok pagi gue mau nyiapin peralatan upacar, emang lo mau berangkat jam 6 pagi?"

"Ya enggak lah" sahut Alin dengan cepat.

"Lo kan jam segitu masih molor"

Alin yang mendengar itu hanya mendengus kesal kepada Hendra.

Dan beberapa menit terjadilah keheningan di mobil. Hendra yang tipe orang tidak suka hening terus saja mengoceh kepada Alin, meskipun tidak ada jawaban dari Alin.

"Lin lo kalau udah lulus SMA lo jadi kuliah di Korea?"

"Lin"

Hening.

"Lo sariawan ya Lin, di ajak ngobrol diam aja dari tadi"

"Alin!"

Tepat pada saat mobil Alin sudah di perkaran rumah, Hendra menoleh ke samping untuk melihat Alin yang sedari tadi mendiami nya. Ternyata Alin tertidur sambil menyenderkan kepalanya di kaca mobil.

Hendra memajukan wajahnya untuk melihat Alin. Tangan Hendra tak tinggal diam, Hendra menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Alin dengan hati-hati.

Hingga Hendra terpesona dengan kecantikan Alin, pipi tirus, hidung mancung, bulu mata lentik, alis tebal, bibir tipis yang di poles dengan lip tint, muka putih bersih dan itu semua terkesan sangat natural.

Hendra semakin memajukan wajahnya untuk lebih dekat dengan Alin. Saat hendak akan mencium kening, Hendra langsung tersadar dan memundurkan wajahnya. Sungguh Hendra sangat terpesona dengan kecantikan yang di miliki Alin.

Hendra langsung membenturkan kepalanya ke stir dengan keras secara berulang-ulang, tujuannya agar sadar apa yang telah akan di perbuat dan pikirannya yang memikirkan Alin.


DavlinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang