11. Rooftop

1.1K 58 2
                                    

Terimakasih yang udah vote♡!

Sesuai hukumannya David dan Hendra membersihkan gudang, untung saja gudangnya lumayan bersih dan rapi jadi mereka hanya menyanpu, mengepel dan menata peralatan olahraga, karena peralatan olahraga di simpan di gudang.

"Ini semua gara-gara lo!" sinis Hendra sambil mengepel lantai.

David yang sedang menyapu hanya mendengarkan umpatan yang berasal dari belangnya.

Siapa lagi kalau bukan Hendra yang sedang mengepel di belakang David.

Hendra mendengus kesal karena David tidak merespon ucapannya,"ngomong sama lo berasa ngomong sama pacar lagi ngambek"

David hanya memutar bola matanya dengan malas,"najis"

"Lo sebenernya ada hubungan apa sama Alin" jeda Hendra, "jangan-jangan lo ngaku-ngaku jadi pacarnya lagi" lanjut Hendra.

"Bukan urusan lo" ketus David.

"Urusan gue juga!" sarkas Hendra.

"Lo siapanya?"

"Kepo"

David tidak lagi menanggapi ucapan Hendra jika di terus menanggapinya sama saja ia buang-buang suara, jika di dekat Alin ia tidak keberatan jika harus bicara panjang lebar sungguh bucin.

Mereka sama-sama diam larut dalam pikiran masing-masing. Setelah beberapa jam diam mengerjakan hukumannya tak terasa mereka sudah menyelesaikan pekerjaan menyapu, mengepel dan merapikan peralatan olahraga. Tepat pada saat bel istirahat ke dua berbunyi.

"Nih Ndra, gue bawain lo minum" ucap Alin di depan pintu gudang.

Hendra langsung bergegas menuju pintu,"makasih" ia langsung membuka minuman yang Alin berikan kepadanya.

David yang melihat itu hanya mendengus kesal bisa-bisanya Alin memberikan minuman kepada Hendra sedangka, ia yang status sebagai pacarannya tidak di belikan.

David mulai muak dengan adegan di depannya saat Hendra mengusap puncak kepala Alin, David mulai berjalan menuju Alin rasanya ia akan memberi pelajaran kepada Hendra tapi ia sedang malas untuk baku hantam. David memilih untuk menyeret Alin menuju rooftop sekolah.

"Lo apa-apan sih," bentak Alin sambil memberontak dari cekalan David,"lepas!"

Alin terus saja memberontak dan terus meminta di lepaskan dari cekalan David, kejadian itu tak luput dari tatapan seluruh siswa yang berada di koridor.

David yang mulai muak dengan berontak Alin, ia mulai mencekal pergelangan Alin dengan kuat. Sontak Alin langsung meringis kesakitan,"aw, sakit lepas!"

David yang mendengar ringisan dari Alin langsung mengendurkan cengkeramannya,"diem"

Alin yang mendengar perkataan David yang dingin nyalinya langsung menciut, ia langsung menundukkan wajahnya dan mulai mengikuti langkah David menaiki anak tangga menuju rooftop sekolah.

Sesampainya di rooftop David langsung menutup pintu dan menguncinya, Alin langsung membulatkan matanya ia mulai memundurkan badannya. David yang merasa ada pergerakan di cekalannya langsung menoleh melihat Alin yang sedang cemas, David yang paham akan pikiran Alin langsung memajukan badannya untuk lebih dekat kepada Alin.

"Lo mau ngapain jagan macem-macem" ucap Alin.

David hanya menanggapinya dengan senyum culas, Alin langsung memundurkan badannya, sedangkan David memajukan badannya untuk lebih dekat. Alin semakin gugup"Ja-jangan deket-deket"

DavlinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang