26. Khawatir

468 20 0
                                    

happy reading!
.
.
.

Jam sudah menunjukkan pukul setengah satu pagi. Pagi-pagi buta seperti ini ponsel Alin terus berbunyi, entah siapa yang menelfonya di pagi buta seperti ini. Hanya orang gila yang menghubungi dirinya di pagi seperti ini. Tanpa melihat siapa yang menelfonya ia langsung mengangkat,"Ap-,"

"Assalamualaikum," ucap paruh baya di sebrang sana.

Alin terdiam sejenak lalu ia mulai melihat siapa yang telah menelfonya di pagi seperti ini. Sial, untung saja ia tidak membentaknya.

"Alin?"

"Waalaikumsalam Bun," Kikuk Alin.

"Maaf Alin, Bunda pagi-pagi buta telfon kamu."

"Ah, enggak apa-apa bun. Ada apa ya bun?"

Terdengar suara nafas gusar di seberang sana. "Bunda kenapa?" tanya Alin. Ya, yang menelfonya adalah Rani.

"Bengini Alin, bunda mau tanya David lagi di rumah kamu gak?"

"Enggak bun,"

"Kemana ya tuh anak. Ponselnya juga gak aktif."

"Loh emang belum pulang bun?"

"Belum, dari tadi pulang sekolah juga dia gak pulang sampai sekarang," khawatir Rani.

Seketika Alin langsung terpelonjak kaget mendengarnya sampai terbangun dari tidurnya. "Yang bener bun? Bunda udah telfon teman-temannya?"

"Udah tapi jawabnya juga gak ada,"

"Aduh, David kemana sih! Ya udah bun Alin bantu cari David."

"Jangan ini udah jam satu kamu mau cari kemana? kamu perempuan Alin gak baik, kamu di rumah aja ini taman-taman David udah mulai nyari,"

"Tap-"

"Gak ada tapi-tapian. Nanti kalau udah ada kabar bunda akan ngabarin kamu. Mending kamu istirahat besok kamu sekolah. Assalamualaikum"

"Iya Bun, waalaikumsalam,"

Setelah sambungan telefonnya terputus. Alin beranjak dari ranjangnya ia sudah tidak dapat tidur lagi ia memikirkan David pergi kemana.

Apakah David menginap di rumah Dea? Atau pergi ke club malam? Oh, tidak! Ia tidak dapat membayangkan jika David benar-benar pergi ke club malam. Alin mulai mengacak-acak rambutnya frustrasi ia butuh udara segar.

Ia mulai berjalan menuju balkon kamarnya saat akan membuka pintu balkon ia di kagetkan dengan keberadaan David sedang duduk sambil tertidur.

Astaga apa-apaan David ini tidur di balkon kamarnya. Alin mulai berjongkok mensejajarkan wajahnya dengan wajah David. Jika di lihat sedekat ini David memang sangat tampan jika sudah bangun maka akan sangat menjengkelkan. Alin mulai menepuk pipi David dengan pelan,"Hei bangun."

"Hem," gumam David.

"Kok panas banget," gumam Alin.

"Gimana ini," paniknya.

Alin langsung bergegas berlari menuju kamar kedua orangtuanya.

Tok

Tok

"Mama!"

"Papa!" teriak Alin.

"Iya bentar," ucap Lina.

Cklek

"Ada apa?"

"Itu ma, David tidur di balkon kamar Alin. Terus badannya juga panas banget," panik Alin.

DavlinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang