20. Dia Kembali

561 29 0
                                    

Happy reading♡

Happy reading♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sudah sebulan Alin dan David menjalani hubungan. Banyak hal ganjil yang di rasakan Alin. Seperti David tiba-tiba menghilang, tiba-tiba datang, dan sering pergi keluar negeri dengan alasan ingin sedikit belajar membangun bisnis bersama ayahnya.Dan terkadang David mukanya yang sangat pucat.

Sekarang hari Senin, David mulai bersekolah kembali, saat beberapa hari tidak masuk sekolah dengan alasan pergi keluar negeri.

Alin menunggu di depan gerbang, katanya David akan menjemputnya tapi waktu sudah menunjukkan 06:45 tapi David tak kunjung datang. Alin berinsiatif untuk memastikan apakah David akan jadi menjemputnya.

David.

Lo jadi jemput gue kan?

Maaf Ti,gue lupa. Lo bisa naik taksi aja?

Setelah membaca pesan dari David, Alin tidak ada niat untuk membalasnya. Lupa katanya? sungguh menyebalkan. Jika ia tau akhirnya akan berakhir seperti ini ia lebih memilih untuk berangkat dari tadi. Jika sudah begini gimana kalau sampai dirinya terlambat, pasti nanti ia akan di sisi lapangan khusus bagi siswa yang terlambat. Hancur sudah reputasi yang di miliki Alin.

Dan benar saja saat ia sudah sampai di sekolah ternyata upacara sudah dimulai. Alin berinsiatif untuk memanjat dinding belakang sekolah. Ia berharap semoga tidak ada guru yang sedang berkeliling.

Beruntung saja di belakang sekolah sudah ada tangga, mungkin tangga ini di sediakan kakak kelasnya untuk membolos atau terlambat. Alin sudah berada di atas dinding ia lalu akan bersiap-siap untuk meloncat. Dan,

Brak

Alin mendarat dengan sempurna. Jujur saja ini pengalaman pertama bagi Alin seperti ini, rasanya sangat seru di campur dengan senam jantung di pagi hari. Saat ia akan berjalan menuju taman belakang sekolah sambil menunggu upacara selesai, ia langsung mendapat jeweran."Bagus, anak perempuan kelakuannya udah kaya pereman sekolah!"

Alin paham betul dengan suaranya, suara itu adalah suara Pak Slamet guru yang terkenal killer di sekolah. "Ampun pak, sakit kuping saya," ringis Alin.

"Sekarang ikut saya kelapangan!"

"Jewerannya di lepas dulu pak, sakit ini!" Biasanya Alin langsung takut dengan Pak Slamet, tapi entah sekarang ia merasa jika tidak perlu takut lagi.

"Saya tidak akan melepaskan jewerannya, ini sebagai hukum."

"Nanti saya tidak dapat hukum lagi pak?"

DavlinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang