Extra Chapter

1.5K 239 46
                                    

Hi! Masih ada yang bangun? Maaf kalau ada typo, selamat membaca!

***

Extra Chapter

Happy Anniversary, Shandy.

***

Anniversary ke-1

Shandy berkali-kali mengetukan kakinya di atas coblock dengan gelisah. Tangannya memegang satu tangkai bunga yang beberapa hari lalu ia pesan dari sebuah toko bunga yang berada di seberang kampus. Entah sejak kapan tangannya berkeringat, membuat Shandy harus bergantian dari tangan kanan ke tangan kiri untuk memegang bunga tersebut agar tidak jatuh.

Pandangannya kembali jatuh ke bangunan mewah yang beberapa kali Shandy sambangi di Sabtu malam. Ritual pasangan muda memang, jalan-jalan dengan pacar. Tapi, tetap saja Shandy selalu merasa degdegan yang tidak berkesudahan jika berkunjung ke sana. Makanya kali ini Shandy memilih untuk menunggu di gerbang, bersandar kepada motornya yang harganya mungkin tidak sebanding dengan salah satu furniture di dalam rumah tersebut.

"Udah lama?"

Senyum terbit, tubuh langsung ditegakan saat sang pujaan berada di hadapan. Seperti malam-malam Sabtu lainnya, malam ini mereka juga sepakat untuk jalan-jalan. Berkeliling kota Jakarta yang dipenuhi lampu berbagai warna yang begitu indah. Di bawah sorot lampu jalan Shandy menggeleng. "Selama apapun itu, bakal aku tunggu," katanya dengan cengiran menyebalkan.

Sedangkan Anindya Arsyana mendengus sebal. "Jijik," balasnya, meskipun terasa percuma karena semburat merah sudah menghiasi wajahnya.

Tawa Shandy menguar di tengah keheningan area komplek elite tersebut. "Jadi udah siap jalan-jalan?"

Nindy tentu saja mengangguk. Dengan rona merah yang masih setia di wajahnya dia menjawab, "Kenapa nggak?"

Shandy yang mendengar jawaban itu mengusak rambut Nindy gemas. "Lucu banget sih," katanya, "oh iya, selamat hari jadi yang ke satu tahun ya. Semoga kamu nggak bosan sama aku." Shandy menyodorkan satu tangkai bunga lily kuning tersebut kepada Nindy yang mengerutkan kening. "Setangkai banget?"

"Iya," balasnya, "soalnya kalau kebanyakan nanti jadi berubah artinya."

"Maksudnya gimana?"

"Bunga lily kuning itu melambangkan kebahagiaan, tapi kalau terlalu banyak akan berganti menjadi lambang dari kepalsuan dan kebohongan. Makanya aku cuma kasih satu biar artinya tetap sama yaitu kebahagiaan. Sama kayak aku yang merasa bahagia karena bertemu kamu."

Nindy tidak bisa menutupi perasaan bahagianya. Kupu-kupu senantiasa menggelitiki perutnya. Ah, jadi seperti ini yang namanya jatuh cinta. Nindy ... bahagia.

Anniversary ke-2

"Kenapa tiba-tiba pindah kek kosan deh?" tanya Shandy penasaran selepas membantu Nindy menaruh barang-barangnya di dalam kosan baru perempuan itu. Iya, selama ini Nindy tinggal di Jakarta. Jadi, selalu bolak-balik Jakarta Depok untuk kuliah. Mungkin perempuan itu sekarang sudah mulai merasa lelah dengan rutinitasnya. Hingga akhirnya memilih untuk menetap di Depok dengan menyewa salah satu kamar kos dekat wilayah kampus.

"Capai banget habisnya kalau harus bolak balik gitu. Ya ... walaupun yang bawa mobil tuh supir, tapi tetap aja. Lagipula bukannya lebih enak? Jadi lebih dekat juga dan kalau ada kerja kelompok lebih mudah."

Shandy manggut-manggut. Selepas meminum air putih yang Nindy berikan untuk melepas dahaga ia kembali bertanya, "Bukan karena biar biar bisa dekat terus sama aku, kan?" Dengan kerlingan menggoda yang membuat Nindy mencebik sebal. "Pede abis," katanya memilih untuk melengos masuk ke dalam kosan meninggalkan Shandy yang sudah tertawa lepas.

From Shandy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang