Lupa mau update, btw ada yang nungguin nggak?
"Life is full of happiness and tears; be strong and have faith."
— Kareena Kapoor Khan
***
"Gue Citra, temannya Shandy." Atmosfer yang terasa mencekam itu akhirnya lama kelamaan menjadi dingin kembali di saat Citra ambil alih semuanya. Diulurkannya telapak tangan dengan kuku-kuku yang dicat berwarna pink cerah.
Laras mengangguk khidmat, menyambut uluran tangan Citra dengan sopan. "Laras, teman pacarnya Shandy." Dengan penuh penekanan pada kalimat : pacarnya Shandy.
Citra sempat tertegun mendengarnya, namun akhirnya ia mengangguk mengerti. "Oh, iya. Salam kenal," katanya.
"Yaudah, kalau gitu gue sama Aji pergi dulu, Shan." Perempuan itu mendekatkan kepalanya ke telinga Shandy sebelum berbisik, "Ingat Nindy." Ditepuknya bahu Shandy dua kali sebelum akhirnya pamit undur diri bersama Fajri yang hanya terdiam dan mengekori langkah kaki perempuan tersebut.
Citra menghela napas. "Muka gue pelakor banget kali ya?" Shandy menoleh, tatap Citra yang sudah bersungut-sungut dengan wajah memerah. "Maksudnya?"
"Teman pacar lo itu," kata Citra penuh penekanan. "Kayaknya nggak suka banget lihat gue jalan sama lo. Apa muka gue sepelakor itu?"
Shandy tatap Citra yang sudah memerah sampai telinga, sudah dipastikan mood perempuan itu pasti turun drastis karena hal yang tidak terduga, apalagi mengingat sejak tadi memang mood dia sudah tidak baik. Namun, Shandy yang melihatnya malah terkekeh. "Lo ngomong apaan sih? Lagian mana ada sih muka pelakor?"
"Tapi, Laras menatap gue begitu banget. Sinis banget gitu loh."
Shandy malah semakin tergelak. "Lo nggak perlu marah kalau nggak merasa, kan?"
Kata-kata Shandy itu malah membuat Citra tertegun. Ia mengangguk. "Ya ... lo benar sih," katanya pelan.
***
"Gue lihat-lihat lo makin akrab aja ya sama Kak Citra, Bang."
Shandy baru saja kembali ke kos saat Fiki tiba-tiba berkata begitu sambil menghadang tubuhnya yang ingin segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
Shandy mengerutkan keningnya bingung. "Maksud lo apaan?" tanyanya.
"Kata Aji dia ketemu lo di mall tadi lagi jalan sama Kak Citra. Kalian nggak lagi main di belakang Kak Nindy, kan?"
"Kenapa pertanyaan lo terkesan menuduh gue gitu sih, Fik?" Shandy mulai sensi, karena pertanyaan Fiki tersebut terkesan menyudutkan dirinya.
Fiki mengedikan bahu. "Gue cuma nggak mau abang gue satu-satunya menyakiti perasaan perempuan. Apalagi ini Kak Nindy yang udah bareng-bareng sama lo sejak lama. Gue cuma nggak mau kehadiran orang baru membuat lo lupa sama Kak Nindy."
KAMU SEDANG MEMBACA
From Shandy (Completed)
Ficción General"Semua hanya perihal ditinggalkan dan meninggalkan. Akhirnya tetap sama, yaitu kehilangan. Fase di mana lo akan sadar jika seseorang itu sangat berarti di dalam kehidupan lo selama ini." "Tapi, kalau gue lebih baik meninggalkan daripada ditinggalka...