"You are not my friend, you are my brother, my friend."
- Jaroslaw Jarzabowski
***
Shandy bangun dengan mata yang bengkak, semalaman setelah teleponan dengan Nindy ia sibuk mengirim beberapa berkas ke perusahaan. Mencari peluang sebanyak-banyaknya. Pikirnya. Seharusnya ia masih bisa tidur karena mengingat hari ini adalah Minggu, tapi hal yang terlalu mustahil juga sih mengingat semua penghuni kos kumpul di hari libur. Makanya, Shandy dengan wajah bete menjadi penampakan pertama yang para penghuni kos dapatkan.
Di meja makan mereka saling senggol menyalahkan karena teriakan mereka Shandy jadi terbangun dari tidurnya yang bisa dikatakan tidak bagus. Mereka semua berkumpul di meja makan kecuali Farhan yang nampaknya masih disibukan dengan kegiatannya untuk acara pernikahan. Ah, ribet sekali ya menjadi calon pengantin.
"Nggak usah main salah-salahan, gue yakin banget ini gara-gara Fiki yang ngomelin Aji karena main game terus."
Fiki yang mendengar itu melotot tidak terima. "Heh, enak aja! Gue nggak ngomelin Aji ya, Bang. Cuma emang anaknya aja tuman dibilangin sekali nggak ngerti-ngerti."
"Gue mulu emang yang salah. Susah jadi orang cakep," gerutu Fajri sambil makanin kacang di bubur miliknya.
"Pede mampus," cibir Fiki.
Tidak mempedulikan Fiki dan Fajri yang masih berdebat, Shandy malah bertanya, "Siapa yang hari ini beli sarapan?"
"Ricky Bang."
Shandy manggut-manggut. "Thanks, Rick," katanya, "seenggaknya gue jadi bisa mengurungkan niat buat marah-marah karena udah ada bubur di depan mata." Cengiran polos laki-laki itu berikan sebelum akhirnya duduk anteng di meja makan menikmati sarapan gratis.
Memang sudah menjadi kebiasaan anak-anak kosan membelikan sarapan bergiliran. Kadang-kadang Shandy kebagian membeli sarapan tiga kali seminggu karena adik-adiknya selalu beralasan :
"Gue nggak punya uang, Bang."
"Belum ditransfer Nyokap nih."
Atau alasan-alasan lain yang membuat Shandy memutar bola mata malas dan memilih untuk membelikan mereka sarapan. Memang nasib jadi abang dari enam adik laki-laki, menyusahkan sekali. Tapi, hal itu juga yang membuat mereka menjadi dekat satu sama lain. Sesibuk apapun mereka pasti akan menyempatkan untuk sarapan di pagi hari, atau jika memang ada yang punya jadwal lebih dahulu paling tidak saat makan malam mereka kumpul bersama.
"Hari ini kalian ada agenda apa?" tanya Shandy di sela-sela kebisingan suara dari televisi yang menyiarkan berita pagi hari.
Mereka semua mengedikan bahu. "Rebahan?" jawab Gilang tidak yakin.
"Kok nggak yakin gitu? Bukannya biasanya lo hari libur emang rebahan doang?"
Gilang berdecak. "Lo nggak pernah lihat gue beresin rumah kalau hari libur sih, jadi ngomongnya begitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
From Shandy (Completed)
General Fiction"Semua hanya perihal ditinggalkan dan meninggalkan. Akhirnya tetap sama, yaitu kehilangan. Fase di mana lo akan sadar jika seseorang itu sangat berarti di dalam kehidupan lo selama ini." "Tapi, kalau gue lebih baik meninggalkan daripada ditinggalka...