Sebelum lanjut, coba cek bagian perkenalan. Karena ada trailer dari cerita ini. Terima kasih.
"Don't grieve. Anything you lose comes round in another form."
— Jalaluddin Rumi
***
Shandy itu bukanlah morning person. Tapi, Shandy juga tidak bisa dikatakan sebagai seseorang yang baru bangun di saat matahari sudah berada di atas kepala dan adzan Dzuhur dikumandangkan. Tidak, Shandy tidak separah itu kok. Mungkin karena Shandy sudah lama tinggal di perantauan, membuatnya menjadi lebih mandiri dan bertanggung jawab. Meskipun terkadang cucian kotornya masih sering dicuciin sama Fenly sih. Habis gimana ya, punya teman kelewat rajin juga serba salah. Niatnya tidak mau merepotkan, tapi tahu-tahu semua kerjaan rumah sudah dibereskan sama Fenly. Jadi, bukan salah Shandy kan jika tidak membantu apa-apa.
"Bang, ini benar Fiki adik lo?"
Shandy yang sedang asik menyeruput kopi hitam tersendak saat Zweitson datang dan memperlihatkan ruang obrolan di sebuah grup chatting bernama : Anak kosan Pak Asyuaeib—itu kalau di ponsel Zweitson, kalau di Shandy pasti namanya : Anak Kosan Pak Asu—yang sedang ramai membicarakan perihal kedatangan seorang penghuni kosan baru yang diasumsikan sebagai adik dari Shandy.
Akhirnya Shandy langsung mengeluarkan ponselnya yang berada di dalam saku celana. Pantas saja sejak tadi ia merasakan getaran yang tidak berhenti-henti, rupanya karena chat dari grup yang sangat ramai. Tapi, karena Shandy sedang menikmati kopi hitam ditambah pisang goreng, tidak dipedulikannya lah notifikasi apapun yang masuk.
"Hah? Serius, Son?" Shandy selayaknya pelakon di opera sabun sudah menggoyangkan bahu Zweitson dramatis. "Bilang sama gue kalau ini bercanda, bilang sama gue, Son!"Plak!
"Kok lo mukul kepala gue?!"
"Sorry, Bang. Akting lo terlalu menggelikan untuk pagi yang syahdu ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
From Shandy (Completed)
Ficção Geral"Semua hanya perihal ditinggalkan dan meninggalkan. Akhirnya tetap sama, yaitu kehilangan. Fase di mana lo akan sadar jika seseorang itu sangat berarti di dalam kehidupan lo selama ini." "Tapi, kalau gue lebih baik meninggalkan daripada ditinggalka...