Vote dulu yuk sebelum lanjut. Happy reading!
“It is not how much we have, but much we enjoy, that makes happiness.”
— Charles Spurgeon
***
"Kayaknya harus ada yang traktir makan-makan sih."
Shandy baru saja menapaki lantai rumah saat mendengar suara Farhan yang terdengar seperti sindiran. Awalnya Shandy tidak mengerti, tapi saat melihat Farhan yang menyeringai dengan pandangan jahil membuat Shandy manggut-manggut mengerti.
"Hah? Emang ada yang ultah, Bang?" Fiki tatap Farhan dengan penasaran. Lalu, menerawang mengingat sekiranya siapa penghuni kosan yang berulang tahun hari ini. Tapi, Fiki tidak memiliki ingatan akan hal itu sama sekali.
"Nggak ada yang ultah, Fik," kata Farhan membuat Fiki mengehentikan kegiatannya mengingat tanggal lahir semua penghuni kos. "Itu Abang lo baru aja keterima di perusahaan. Makanya harus traktir kita-kita."
Seketika semua penghuni kos berteriak kesenangan, bahkan Fiki sudah bangkit dari duduknya dan berhambur ke dalam pelukan Shandy yang membuat kakak lelakinya itu kewalahan.
"Asik makan-makan!"
"Gue mau bakso, Bang!"
"Enakan martabak telor sih, sambil genjreng-genjreng gitar di depan teras."
Shandy hanya tertawa mendengar usulan dari teman-temannya, sedangkan Fiki masih terdiam di dalam pelukannya membuat Shandy mengernyit heran. "Heh, nggak ada usulan gitu?" tanya Shandy.
Fiki di dalam pelukannya hanya menggelengkan kepala ringan. "Apa aja pasti gue makan kok," jawabnya.
Shandy terkekeh. Iya juga ya, ngapain repot-repot menanyakan Fiki usulan untuk makan-makan malam ini sebagai perayaan dari diterimanya Shandy di sebuah perusahaan.
Sambil mengelus rambut Fiki yang masih betah di dalam pelukannya Shandy berkata, "Pesan gofood aja, nanti gue yang bayar."
Hal itu pun sontak saja membuat semua penghuni kosan kegirangan, bahkan Ricky sudah siap-siap mengeluarkan gawainya untuk memesan makanan.
"Makanan gratis aja pada cepat-cepat lo semua," gumam Shandy terkekeh.
***
"Bang, berarti lo nggak bisa antar jemput gue lagi dong?"
Shandy baru saja ingin memejamkan matanya saat Fiki yang sejak tadi telentang di samping tubuhnya itu bertanya. Pantas saja sejak tadi adikya tidak bisa diam karena nampaknya banyak sekali pertanyaan di benak laki-laki berpipi chubby tersebut.
"Kenapa nggak bisa?" tanya Shandy. Tubuhnya dimiringkan agar dapat melihat adiknya yang masih telentang dengan pandangan yang jatuh ke langit-langit kamar berhiaskan sticker glow in the dark yang Fiki beli diam-diam di online shop dan hal itu sempat membuat Shandy marah-marah karena malah terkesan mengotori dinding kamar, namun berakhir dengan ia yang pasrah karena alasan yang Fiki lemparkan benar-benar menyakiti hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Shandy (Completed)
General Fiction"Semua hanya perihal ditinggalkan dan meninggalkan. Akhirnya tetap sama, yaitu kehilangan. Fase di mana lo akan sadar jika seseorang itu sangat berarti di dalam kehidupan lo selama ini." "Tapi, kalau gue lebih baik meninggalkan daripada ditinggalka...