19. Amarah Galvin

1.4K 362 172
                                    

vote komeenn

<<<

Devan membuka HPnya karna ada pesan masuk. Ia membaca pesan itu dengan kesal, pasalnya yang mengirim adalah ketua Argelix, musuh terbesar Resvagos.

Arkan
Gue tunggu di tempat biasa, lewat semenit lo cemen.

Tentu saja itu tak bisa dibiarkan, Devan mengambil jaketnya lalu kunci motor dan keluar dari kamarnya dengan tergesa-gesa.

Sebelum itu, dia memberitahu kepada anggotanya untuk berkumpul di tempat yang sudah Arkan ucapkan, sepertinya mereka nyari mati.

Nasya yang melihat abangnya jalan dengan kemarahan itu langsung bertanya. "Mau kemana bang?" tanyanya sambil mengecilkan volume TV.

"Pergi bentar, lo di sini aja, kunci pintu jangan biarkan ada orang masuk selain gue nanti, ingat," kata Devan lalu berlalu meninggalkan Nasya di ruang tengah.

Nasya mengikuti langkah abangnya yang sangat cepat itu. "Kenapa bang? Gue boleh ikut?"

"Lo di rumah aja, kunci pintu, gue sebentar. Gue pergi dulu," ucap Devan sambil mengeluarkan motornya lalu pergi meninggalkan Nasya yang masih heran-heran di tempat. Kenapa abangnya itu.

Devan mempercepat laju motornya lalu berhenti di jalanan yang sepi dan kosong tentunya. Devan melihat Arkan sudah tersenyum smirk di depannya.

"Apa kabar musuh?" tanyanya sambil menjulurkan tangan di depan Devan, Devan berdecih lalu menghempaskan tangan Arkan.

"Tangan kotor lo jangan harap bisa sentuh gue," kata Devan membuat senyum Arkan bertambah devil.

"Santai bro." Arkan menepuk pundak Devan dan langsung ditepis oleh sang empu.

"Apa mau lo," kata Devan dengan amarah yang sudah membara, dari tadi dia tahan.

"Santai aja, gak perlu cepat-cepat." Arkan berjalan ke samping Devan dengan senyuman devil.

"Cewek lo cantik juga," katanya lalu menoleh ke samping tepatnya Devan berada. Cewek katanya? Devan aja jomblo, gimana mau punya cewek.

"Bisalah," lanjut Arkan membuat Devan menyerit.

"Maksud lo?"

"Gue bayar deh, berapa lo bayar dia sehari? Digilirin anggota-anggota lo juga kan? Berapa bayaran paling tinggi?" tanya Arkan dengan nada ledekan membuat Devan tak bisa menahan amarahnya lagi.

Devan langsung memukul tulang pipi Arkan dengan kencan. "Siapa yang lo maksud anjing," ucap Devan dengan nafas yang menggebu-gebu.

"Masa lo gak tau? Cewek lo kan satu? Atau banyak? Berapa banyak cewek yang udah lo bayar?" Setelah mengatakan itu, Arkan kembali mendapat pukulan di keningnya dan perutnya secara bertubi-tubi.

"Nasya, cewek lo bukan?" kata Arkan membuat Devan kembali melayangkan pukulan ke wajah Arkan. "Bangsat."

"Kenapa? Bukannya dia udah digilirin sama semua anggota lo? Gue benar kan? Dia piala bergilir, anggota lo semua udah coba kan? Giliran terakhir gue deh, berapa bayar?" Arkan kembali mendapat pukulan di pipinya membuat tulang pipinya sedikit bergeser.

Sudut bibirnya sobek dan mengeluarkan darah. Dengan cepat Arkan langsung membalas pukulan Devan.

"Anjing lo." Devan kembali menyerang Arkan tanpa ampun, berani-beraninya cowok bangsat itu mengatai adeknya. Lihat saja, tidak akan selamat Arkan kali ini.

Pukulan terakhir dari Devan membuat Arkan langsung terkapar lemah di tanah, para anggotanya tak bisa memabantu karna Devan dalam mode singa saat ini, sangat ganas.

GALVINASYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang