30. Masa lalu Galvin

1.1K 160 135
                                    

vote komennya mbaak

<<<

"Oma kangen banget sama cucu Oma satu ini." Sindi, Oma Galvin memeluk cucunya dengan erat, Galvin juga membalas pelukan Sindi tak kalah erat.

"Galvin kangen juga sama Oma." Sindi mencium Galvin berkali-kali, dari tadi Galvin menjemput Sindi di bandara dan sekarang sudah sampai di rumah, Sindi kembali memeluk Galvin. Sepertinya sudah sangat kangen sekali.

Sindi melepas pelukannya dan kembali mencium Galvin. Omanya ini sangat sayang dengan Galvin, bukan hanya dengan Galvin, tapi dengan semua cucunya, karna Galvin yang jauh maka kangen.

Galvin baru saja pulang dari menjemput omanya di bandara, omanya ini dari LA dan akan tinggal di sini bersama Galvin entah sampai kapan. Dan anak omanya yang kelima juga suaminya dan anaknya juga ikut.

"Gak kangen sama Thalia?" tanya omanya melihat Thalia yang juga sedang menatap mereka haru. Thalia tersadar saat pandangan Galvin tertuju padanya.

"Alvin," panggil Thalia menatap Galvin sendu. Dia kangen dengan Galvin, tapi tidak dengan Galvin. Dan panggilan itu yang ia benci sekarang, panggilan itu adalah panggilan kesayangan Thalia untuk Galvin.

"Galvin, gak kangen sama Thalia?" Suara lembut itu menyadarkan Galvin dan ia mengangguk kuat.

"Iya oma, kangen." Tak ingin menyakiti hati omanya yang sedang bahagia saat ini, senyuman di wajah omanya tambah berseri melihat anggukan Galvin.

"Yaudah sana, kangen tapi." Omanya menyuruh Galvin untuk memeluk Thalia, tapi jika bukan karna omanya, Galvin tak akan memeluk Thalia, ingat itu, tak akan.

Galvin berjalan ragu ke arah Thalia, tapi Thalia langsung menghamburkan pelukannya pada cowok yang sangat ia rindukan ini, pada cowok yang pernah mengisi hati dan hari-harinya dulu.

"Alvin, kangen," kata Thalia sambil memeluk Galvin dengan sangat erat. Panggilan itu yang Galvin gak suka saat ini, itu sebabnya dia melarang Nasya memanggilnya itu.

Panggilan ini mengingatkan Galvin pada masa lalunya, Thalia. Cewek yang dulu dia sayang tapi malah pergi meninggalkannya. Dan Galvin benci saat orang memanggilnya itu, termasuk teman temannya, tapi kenapa dia tidak bisa memarahi Nasya saat dia memanggil Galvin dengan panggilan itu.

"Alvin," panggil Thalia saat Galvin tak membalas pelukannya. Galvin tak berniat membalas pelukan ini, dia tidak sudi.

"Galvin, kenapa gak dipeluk?" tanya omanya membuat Galvin mau tidak mau harus memeluk Thalia, biar omanya seneng. Hanya karna itu, kalau tidak Galvin tidak akan mau.

Thalia Mariza Tsabina. Cewek yang pernah mengisi hati Galvin saat dia kelas sembilan dulu, dan Thalia kelas delapan. Mereka beda setahun. Mereka memang sepupu, tapi saling menyayangi dan mencintai.

Galvin sangat menyayangi Thalia, begitu juga dengan Thalia, maka mereka memutuskan menjadi sepasang kekasih. Dan keluarga mereka juga sangat mendukung keduanya.

Hingga pas satu tahun dihari masa jadian mereka, Thalia meminta untuk putus secara paksa dengan Galvin. Galvin awalnya tidak terima, tapi Thalia memaksa.

Dan ternyata seminggu setelah dia putus dengan Galvin, Thalia dikabarkan berpacaran dengan sahabatnya, Arkan. Semenjak itu Galvin mendapatkan kesimpulan bahwa Arkan adalah penyebabnya.

Galvin membenci Arkan dan Thalia. Sangat benci, bahkan untuk menatapnya saja Galvin enggan. Sakit rasanya ditinggal waktu lagi sayang-sayangnya.

Dan tak lama setelah itu Galvin juga Arkan tamat, mereka beranjak ke kelas sepuluh. Thalia memutuskan Arkan, dan Arkan langsung marah besar.

GALVINASYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang