39. Gak Beres

935 96 134
                                    

vote komennya dulu tannn

<<<

Nasya dan Galvin turun dari motor, Galvin sebagai pacar Nasya baru saja menjemput pacarnya di rumah untuk berangkat ke sekolah bersama, hitung-hitung hemat waktu juga buat Devan yang butuh datang cepat hari ini.

Nasya menunggu Galvin lebih dahulu berjalan, tapi Galvin tak membiarkan Nasya. "Kenapa? Jangan malu, tempat kamu itu di samping aku, bukan di belakang aku," ucap Galvin lembut, pipi Nasya jadi bersemu mendengarnya.

Nasya mengambil uluran tangan Galvin lalu berjalan bersama di antara semua pasang mata yang menatap mereka horor, emang pandangan semua siswa tertuju pada mereka.

"Gapapa, biarin aja, aku ada jagain kamu," bisik Galvin tepat di telinga Nasya yang sedang menunduk takut melihat pandangan siswa-siswa itu.

"Angkat kepala kamu, lihatkan kalau kamu itu pacar aku ke semua orang, kalau ada yang ganggu kamu bilang sama aku," lanjut Galvin lagi. Nasya langsung mengangkat kepalanya mendengar ucapan Galvin lalu menatap Galvin dengan senyuman.

"Jangan senyum ke cowok lain kaya gini, aku gak suka," ujar Galvin sambil berjalan di lorong, menggenggam tangan Nasya dengan lembut.

Mereka berjalan ke kelas Nasya tanpa mempedulikan pembicaraan-pembicaraan dari siswa siswi yang melihat mereka. Menulikan pendengaran dan membutakan penglihatan terhadap mereka.

Galvin menghentikan langkahnya tepat di depan kelas Nasya lalu mengelus puncak kepala Nasya. Nasya tersenyum menanggapi sikap Galvin padanya.

"Aku masuk dulu ya," pamitnya pada Galvin. Galvin mengangguk.

"Jangan nakal ya, dengarin guru, jangan bolos, jangan tidur." Galvin menasehatinya seperti mak-mak yang sedang menasehati anaknya yang nakal, tapi kali ini Nasya mengangguk patuh.

Ia berjalan ke kelas lalu berbalik dan melambaikan tangannya pada Galvin. Galvin berbicara tanpa suara, hanya gerakan bibir, 'kantin bareng'. Itu yang bisa Nasya lihat dari gerakan bibirnya. Nasya juga membalas perkataan Galvin tanpa suara. Oke.

Setelah melihat Nasya masuk ke kelasnya dan duduk di kursinya dengan tenang, Galvin memasukkan tangannya ke saku celana dan berjalan ke kelasnya.

"Gilaaak, gimana-gimana, cerita dulu dong," teriak Chika ke arah Nasya dan duduk di bangkunya, ia menyiapkan pendengaran yang bagus untuk mendengar cerita anak ini.

"Apanya yang gimana?" tanya Nasya balik. Amora dan Beby berbalik badan melihat histerisnya Chika bertanya pada Nasya.

"Gimana kamu sama Kak Galvin bisa pacaran?" tanya Amora mewakili Chika yang baru saja ingin membuka mulutnya untuk bertanya.

"Gatau, dia nembak gue," jawab Nasya seadanya. Sebenarnya mereka sudah tau dari vidio Charles yang beredar di akun sosial medianya. Sampai sampai anak itu ngelive, tapi Chika hanya ingin tau dari mulut Nasya langsung.

"Ya gimana kejadiannya Nasya?" tanya Chika lagi, tidak puas dengan jawaban yang Nasya berikan itu, gak spesifik. Gak detail, padahal mereka mau dengar yang detail.

"Jadi tu di kan-"

"Selamat pagi anak-anak." Buk Rani masuk ke kelas membuat ucapan Nasya terputus. Chika jadi berdecak kesal, padahal baru aja Nasya mau cerita. Dan kapan bel berbunyi? Saking gak fokusnya dengan dunia mereka.

GALVINASYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang