48. Acara Resvagos

694 73 55
                                    

vote komen dulu dong

<<<

Hari ini adalah hari yang mereka pilih untuk makan bersama di Panti Hikmah. Galvin sudah menjemput Nasya di rumahnya tadi, padahal Nasya bisa pergi dengan Devan, tapi cowok itu sudah pergi dari subuh untuk mengurus semuanya.

Galvin menunggu anggota lainnya di depan markas, Devan belum juga datang, cowok itu masih sibuk menyiapkan dan menjemput makanan yang mereka pesan.

Galven baru saja datang bersama Thalia, cewek itu tadi diajak oleh Galven untuk ikut, dan Kevin, Aiger dan Cherles juga sudah sampai dengan membawa pasangan masing-masing, kecuali Charles dan Deren tentunya, dia masih jomblo, kalau ada yang mau daftar jadi pacar dia bolehhhh. Biar gak kasihan kali hidupnya.

Mobil Devan berhenti tepat di depan Galvin, cowok itu keluar dari mobilnya lalu melihat semua anggotanya. "Udah siap semua ni kan?" tanyanya dengan tegas.

"Siap bos," jawab mereka serentak. Devan mengangguk mantap.

"Ayo berangkat," perintahnya dengan tegas, setelah mengatakan itu, dia masuk ke dalam mobilnya bersama Reskar sang wakil, di dalam mobil itu sudah ada sebagian makanan yang akan mereka bagikan, dan sebagian lagi di mobil Arsel, Deren dan Charles.

Di bagian paling depan, ada dua motor dengan membonceng temannya yang mengibarkan bendera Resvagos berlambang sayap burung elang dengan tengkorak di atasnya. Mereka sangat antusias mengikuti kegiatan rutin ini.

Galvin melajukan motornya mengikuti mobil Devan, di kanannya ada motor Aiger yang sedang membonceng Amora, di sebelah lain ada motor hijau Kevin yang membonceng Chika dan di belakang ada Galven yang membonceng Thalia.

Mereka semua sangat serasi, seperti empat pasang manusia yang memang diciptakan untuk bersama tapi dengan masalah dan jalan cerita yang berbeda beda tentunya.

Nasya memeluk Galvin dari belakang dengan sangat erat, ia meletakkan kepalanya di bahu Galvin lalu tersenyum bahagia, enak juga rasanya masuk dalam perkumpulan anak geng motor.

"Kalian sering gini ya? Seru banget sih," ujar Nasya dengan sangat bersemangat, Galvin menoleh padanya dengan senyuman hangat, bahkan dengan melihat Nasya tersenyum dan bahagia seperti itu saja sudah membuatnya tersenyum juga.

"Seneng gak?" tanya Galvin sambil terus melajukan motornya mengikuti mobil Devan yang berada di depan, sementara mobil Arsel dan anak anak yang lainnya di belakang mereka.

"Seneng banget lah," ucap Nasya dengan amat sangat bersemangat. Galvin tertawa gemas melihat tingkah Nasya yang sangat menggemaskan di matanya.

"Besok-besok kalau ada yang gini lagi mau ikut ah, seru banget. Besok-besok kalau kamu ke markas ajak aku juga ya, soalnya kawan-kawan markas kamu seru banget semuanya," kata Nasya dengan antusias, senyuman dari tadi terbit di bibirnya.

"Gak boleh," tolak Galvin cepat.

Nasya memembelokkan kepalanya sembilan puluh derajat untuk menatap Galvin dari samping. "Yah kenapa gak boleh," ujarnya dengan nada kecewa.

"Nanti mata mereka itu gak bisa dijaga, pasti mereka lihat kamu terus," kata Galvin dengan membayangkan teman-temannya, setiap Galvin ke markas dengan Nasya, pasti dia selalu melindungi Nasya dari tatapan-tatapan para pemangsa buaya darat seperti semua teman-temannya yang jomblo itu.

GALVINASYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang