23. Anak Baru

1.2K 241 138
                                    

vote komen dulu

<<<

Sudah tiga hari semenjak kejadian di markas kemarin Galvin menghindar dari Nasya, entah apa penyebabnya tapi setiap kali Nasya ingin mendekatinya, Galvin malah menjauh darinya, gak biasanya.

Seperti hari ini, saat Nasya dan Chika ingin duduk di meja Galvin dan kawan kawannya, Galvin malah pergi entah ke mana, Chika menyarankan agar Nasya harus mengejar Galvin biar masalahnya gak tambah besar, terus biar cepat juga rencananya berjalan.

"Galvin, Galvin tunggu dulu, Galvin. Ih main kabur aja. Aduh." Saat Nasya mengejar Galvin, tiba-tiba kakinya tersandung tali sepatunya yang terlepas dan langsung terjatuh, karna buru-buru ngejar Galvin yang jalannya cepat.

Nasya menutup matanya karna takut, dia pastikan mukanya sebentar lagi akan mencium lantai, tapi sudah lima detik mukanya tak juga merasakan apapun.

Nasya membuka matanya dan langsung mendapati muka seorang cowok yang sangat tampan, bukan Galvin loh ya, ini juga bukan Arkan. Sepertinya dia murid baru. Dia sedang menahan badan Nasya agar tak terjatuh.

Nasya langsung cepat-cepat berdiri dan menatap cowok itu gugup. "Ma-makasih."

"Kalau jalan hati-hati, jangan cepat-cepat, untung ada gue, kalau enggak pasti muka lo udah cium lantai." Cowok itu berjongkok lalu mengikat tali sepatu Nasya yang terlepas.

"Eh gak usah, biar gue aja." Nasya memundurkan kakinya kebelakang dan berjongkok, karna dia gugup dan cepat-cepat, badannya langsung terhuyung ke depan membuat mukanya sangat dekat dengan cowok itu.

"Eh ma-maaf." Nasya memundurkan wajahnya dan mengikat tali sepatunya.

"Gitu bakal lepas lagi, ngikat tali sepatu yang baik dan benar itu bukan gitu, tapi gini." Cowok itu melepaskan ikatan tali sepatu Nasya dan mengikatnya sesuai dengan yang ia pelajari agar tidak mudah lepas.

"Nah, gini gak akan lepaa lagi deh." Cowok itu berdiri lalu menjulurkan tangannya di depan Nasya. "Ayo berdiri."

Nasya sedikit ragu, tapi ia menerima uluran tangan itu dan berdiri sambil merapikan rambutnya. "Makasih ya."

"Lo anak baru ya?" tanya Nasya sedikit berbasa basi, cowok itu mengangguk.

"Kenalin, gue Migel." Cowok itu menjulurkan tangannya di depan Nasya. Nasya menerimanya.

"Nasya."

"Eh BTW, gue boleh nanya gak? Ruang kepala sekolah di mana?" tanya cowok itu karna baru ingat dengan tujuannya, awalnya kan tadi dia ingin ke ruang kepala sekolah dan melihat Nasya terjatuh, dia langsung menangkapnya.

"Oh sini gue anter." Nasya berjalan lebih dulu dan diikuti dengan Migel di belakangnya. Migel sedikit menarik sudut bibirnya melihat cewek cantik yang lucu itu.

"Lo pindahan dari mana?" tanya Nasya saat berjalan menuju ruang kepala sekolah bersama Migel di sampingnya.

"Oh gue pindahan dari luar." Nasya hanya mengangguk mengiyakan, sebenarnya dia tidak terlalu peduli, karna pikirannya saat ini tertuju pada Galvin.

"Ini ruangannya." Nasya menunjuk ruangan yang ada di sebelah mereka.

Migel mengangguk lalu tersenyum menatap Nasya. "Makasih ya."

"Gue makasih juga sama lo."

Migel mengangguk lalu menatap Nasya yang sedang tersenyum. "Gue masuk dulu ya, sampai jumpa lagi."

"Dan hati-hati," sambung Migel membuat Nasya yang sudah berbalik kembali menatap kebelakang sambil mengangguk kaku.

<<<

GALVINASYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang