22. Mantan Ketua Resvagos?

1.2K 268 190
                                    

vote komennya yaaa mbaak

<<<

"Hai bro."

Deg

Saat Nasya melihat orang itu, rasanya dunia ini terlalu sempit, mengapa harus dia? Kenapa gak orang lain aja, perasaan orang di dunia ini banyak.

Nasya semakin mengeratkan pegangannya pada Devan membuat Devan heran. Ada apa dengan Nasya? Kenapa dia bisa langsung tegang? Devan juga gak mengerti.

Devan melepaskan pegangan mereka lalu bertos ria ala cowok yang sudah lama tidak bertemu dan berpelukan singkat kepada kelima cowok itu.

"Gimana kabar bro?" tanya Devan kepada mereka semua.

"Seperti yang lo lihat lah. Ngapain nanya?" jawab salah satu yang paling sengklek di antara mereka.

"Ya gue tau, kan gue basa-basi doang kali." Devan menonjor kepala cowok itu dan cowok itu langsung menghindar.

"Eittt, rambut mahal gue ni," katanya lalu melakukan pelukan singkat dengan Devan.

"Arsel, lagu kita cihuuuy," ujar cowok itu pada Arsel yang sedang menyetel lagunya.

"Eh ada Nasya ternyata," lanjut cowok itu mendekati Nasya.

Devan memandang cowok itu lalu Nasya bergantian. "Kalian udah kenal?" tanya Devan pada cowok itu.

"Kenal lah, cewek lo Van?" tanya cowok itu membuat Devan hanya tersenyum saja, jangan kasih tau dulu ini adek dia.

"Gue kira masih jomblo atuh, soalnya di sekolah yang dicariin Galvin mulu." Itu Charles, cowok itu ingin sekali Nasya cubit mulutnya.

Sempit gak sih dunia? Kenapa harus mereka berlima? Galvin, Aiger, Charles, Deren dan Kevin. Kenapa harus lima orang ini yang harus dia hadapi sekarang.

Galvin menatapnya dengan muka yang Nasya gak bisa jelasin, mungkin ni ya, mungkin loh, bukan asli, tapi masih mungkin. Dia cemburu? Atau kecewa?

Karna pasti dia ngira Nasya itu pacar Devan, iya gak? Iyalah, Charles aja bilang gitu, dan Devan bukan ngelak malah senyum.

Nasya jadi gugup sendiri Galvin lihat kaya gitu. Nasya berjalan ke arah Devan dengan pelan, tidak ingin dilihat lebih lama lagi oleh mata biru itu. Takut, menyeramkan.

"Udah lama kalian gak ke sini. Tumben aja, ngapa emangnya?" tanya Devan memulai pembicaraan dan duduk di sofa yang ada di sana dan Nasya di sebelahnya.

"Gue mau bahas Arkan," ujar Galvin to the point, sambil menatap Nasya yang ada di samping Devan, kayaknya dia panas nih lihat Nasya sama Devan. Aduhhh.

"Arkan Samuel."

Deg

Nasya langsung menatap abangnya yang sedang menyeringai mendengar nama itu. Arkan samuel? Namanya mirip dengan nama Arka samuel kan? Tapi mungkin itu orang yang berbeda.

"Gue juga mau bahas dia, tapi kemarin waktunya gak tepat. Bisa-bisa kalian jadi sasaran gue entar," lanjut Devan menatap semua anggota yang ada di sana.

"Dia mau nyulik Nasya," kata Galvin membuat Nasya tambah takut saja, dia langsung memegang tangan Devan. Hal itu tak lepas dari perhatian Galvin.

"Gu-gue?" lirih Nasya takut takut.

"Nasya?" beo Devan.

"Kemaren dia nyuruh gue ke rooftop, terus di sana dia bicara yang enggak-enggak tentang Nasya. Dan orang yang mau nyulik Nasya kemarin itu anggota Argelix," ucap Galvin panjang lebar, gak biasanya kan.

GALVINASYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang