11. Galvin Aneh

1.6K 526 194
                                    

hai hai hai

vote komen banyak banyak ya

<<<

"Galvin, aku sayang banget sama kamu. Kamu sayang juga kan sama aku." Cewek dengan pakaian yang kekurangan itu sudah duduk rapi di sebelah kanan Galvin sambil memeluk lengan Galvin manja.

"Woi Chelsa, Galvin gak pernah suka sama lo," ucap Aiger membuat Chelsa menatapnya tajam.

"Apa masalah lo?!" ucapnya sinis pada Aiger.

"Lo pengganggu anjir."

"Yaudah Vhel, kalau Galvin gak mau sama lo, lo sama gue aja yok," goda Kevin sambil menaik-naikkan kedua alisnya, pura-pura merayu. Biasalah buaya.

"Ogah gue sama lo. Maunya sama Galvin sayang aja," ucapnya lagi lalu memeluk tangan Galvin lebih erat.

Galvin merasa risih. Ia melepaskan tangan cewek itu dengan kasar lalu pergi dari sana, saat ia berdiri, ia melihat Nasya masuk ke kantin kelas 12? Kenapa tu anak ke sini?

Ia mengamati apa yang anak itu lakukan, ada jaket hitam di tangannya. Dia berjalan ke arah, Arka. Dia memberikan jaket itu pada Arka.

Ah, kenapa sih Galvin harus lihatin dia? Gak penting juga kan? Niatnya tadi ingin keluar jadi terhenti karna cewek itu. Dan cewek kurang belaian ini kembali memeluk lengannya.

Galvin menentak lalu keluar dari sana dengan perasaan yang tak dapat diartikan.

<<<

"Yok kawanin gue ke tempat Kak Arka, mau balikin ni jaket. Novel lo kan udah balek tu, kalau bisa sih gue gak usah buat Galvin suka sama gue," ujar Nasya panjang lebar membuat Chika menatapnya tajam.

"GAK BOLEH, LO UDAH JANJI YA." Kan ngegas ni anak, bawaannya ngegas terus.

"Iya-iya, santai aja kali," jawab Nasya.

"Ayolah Amora, Beby, Chika. Lama banget sih." Nasya sudah tidak sabar menunggu kawan-kawannya ini membereskan buku-buku mereka, lelet amat sih kerjanya.

"Gue gak ikut," jawab Beby membuat Nasya langsung mengerti, mereka kan mau ke kantin kelas 12 karna tadi Nasya sudah bilang pada Arka mau kembaliin ni jaket, dan Arka bilang dia di kantin.

"Aku juga gak," kata Amora cepat.

"Yah, yaudah yok Chika. Kami pergi bentar ya, kalian duluan aja kekantinnya nanti kami nyusul." Nasya langsung menarik tangan Chika yang belum selesai beres-beres.

"Santai aja kali Sya, ngapain cepat-cepat juga." Chika merapikan rambutnya yang agak berantakan karna megikuti jalan Nasya yang agak cepat itu.

"Pingin cepat ketemu Kak Arkanya." Nasya terkekeh di akhir kalimat membuat Chika memandangnya waspada.

"Lo gak boleh suka Kak Arka ya Sya," ucap Chika was-was.

"Loh kenapa?" tanya Nasya tak terima dengan ucapan Chika. Ia memandang Chika sewot dengan kaki yang terus melangkah ke depan.

"Lo kan harus buat Kak Galvin suka sama lo."

"Tapi kan bukan gue yang suka sama dia."

"I-iya tapi tetap aja."

"Udah ah diam, jaim dong depan kakak kelas," ucap Nasya dan masuk ke kantin kelas 12 dan memberikan Arka jaket yang telah ia bawa dari rumah, udah di cuciin juga ya, dikasih farfum lagi banyak banyak. Gak banyak banget sih.

"Makasih ya kak," ujar Nasya ramah lalu pergi dari sana. Ia tidak ingin menjadi pusat perhatian seluruh siswa di sana. Malu coy.

Nasya juga Chika langsung keluar dari sana tanpa mendengarkan ucapan Arka. Tapi tiba-tiba seseorang menabrak bahunya dengan kencang membuatnya terhuyung ke depan.

GALVINASYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang