04

1.7K 205 5
                                    

Hari kerja kedua chaeyoung sudah datang. Pagi ini chaeyoung selalu bangun sangat awal hanya untuk mempersiapkan diri untuk bekerja.
Ditambah lagi dengan jadwal pagi yang ia miliki, chaeyoung selalu memulai harinya dengan senyuman, meskipun hati dan perasaannya sedang tidak baik-baik saja tetapi ia berusaha untuk tetap tegar menjalani hari-hari yang ia miliki.

Kekuatan chaeyoung selalu menurun setelah melihat foto ibunya yang terpajang sempurna dengan bingkai coklat tua dan ia letakan di ruang tengah rumahnya. Satu langkah lagi menuju keikhlasan tetapi langkah itu terhenti hanya karena sebuah foto saja. Chaeyoung mengambil foto itu dan meneteskan air matanya.

Anak mana yang jika ditinggal ibunya tidak merasa sedih, tidak merasa pilu dan masih banyak lagi rasa yang sulit untuk di ucapkan. Dan chaeyoung merasakan itu semua. Separuh jiwanya hilang bersamaan dengan kepergian ibunya.

Chaeyoung yang dulu bukanlah chaeyoung yang sekarang. Perubahan sifat dan sikap chaeyoung sangat terlihat dan sangat jelas. Yang dulu sikapnya seperti bocah kini tidak lagi terlihat seperti itu. Ia tidak akan mendapatkan lagi kasih sayang dari seorang ibu.

Chaeyoung menaruh kembali foto ibunya yang ia pegang dan berjalan keluar dari rumah.
Berjalan kaki menuju ke halte bus karena mengingat jadwal paginya, jika tidak ada jadwal pagi mungkin ia akan berjalan kaki sampai pada tempat ia bekerja.
Bus yang chaeyoung tunggu akhirnya datang dan chaeyoung segera bangkit dari duduknya untuk masuk kedalam bus itu.

Didalam bus chaeyoung merasa sedikit risih karena sedari tadi orang-orang yang berada disekitarnya selalu memperhatikan dirinya. Tidak ingin ambil pusing, chaeyoung mengabaikan begitu saja.

"lihatlah..  Bukankah dia anak miskin dan aneh itu?!. "ujar seseorang dengan menunjuk chaeyoung sebagai pelakunya.

Gelak tawa dari teman-teman orang yang menghina chaeyoung terdengar jelas digendang telinga chaeyoung.
Dan chaeyoung tetap tidak memperdulikan keadaan disekitarnya.

"sepertinya kau benar, dia perempuan aneh yang pernah kita kenal. "

Chaeyoung mengingat siapa mereka,mereka adalah segerombolan orang-orang yang suka menghina dirinya semasa ia kuliah dulu. Chaeyoung tidak melanjutkan kuliahnya sampai selesai karena tidak ada biaya yang menanggung semua keperluan kuliahnya. Chaeyoung merasa kasian jika ibunya harus terus bekerja untuk mencari nafkah agar bisa menyekolahkan dirinya.

Mereka mendekat dan menggoda chaeyoung.
"hei bocah tengil, kau apa kabar?" ujar orang itu dan duduk disebelah chaeyoung, diikuti dengan teman-temanya yang juga ikut mengelilingi chaeyoung.

Chaeyoung masih tetap kukuh mengabaikan orang-orang itu.
"apa sampai sekarang kau tidak punya teman? "

"apa kau juga tidak punya pacar sampai sekarang hahahahahah. " diakhiri dengan tawa yang membuat hati chaeyoung semakin sedih.

"bagaimana bisa dia mempunyai pacar jika dia seperti ini. Miskin dan bau, tidak akan ada yang mau denganya.! " ucapan orang-orang yang berada di sekeliling chaeyoung benar-benar berlebihan dan sangat menyakitkan, dan chaeyoung sama sekali tidak membalas penghinaan itu.

"ucapanmu benar hahah... Lihatlah.." orang-orang itu memperhatikan chaeyoung dari atas sampai bawah.

"pakaian yang ia pakai adalah seragam pelayan.. Apa kau seorang pelayan sekarang?  Hahahahah."

Ingin sekali chaeyoung membalas, tetapi untuk apa, yang ada malah nanti ia akan menjadi babak belur ditangan orang-orang jahat yang sedang mengatainya habis-habisan saat ini.
Bus berhenti di pemberhentian tujuan chaeyoung, chaeyoung bangun dari duduknya dan ingin segera beranjak dari situ.

"bekerjalah agar kau punya uang bocah.!! " ujar seseorang itu sebelum chaeyoung benar-benar keluar dari bus .
.
Semangat chaeyoung sama sekali tidak ada hari ini. Karena perkataan orang-orang dibus tadi, mood chaeyoung turun secara drastis. Tidak ada senyuman yang tercipta dibibirnya hari ini.

Affection [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang