Sana sudah menunggu kurang lebih 20 menit dilobi bawah. Sana jenuh dan bosan menunggu dahyun dan juga mina yang masih belum datang juga.
"sana." panggil dahyun yang baru saja tiba menghampiri sang kekasih.
"hah, kenapa lama sekali sih, aku bosan nungguin kalian." kesal sana.
"maaf sayang, tadi ada urusan sebentar, yaudah yuk makan." ajak dahyun dengan lembut agar sana tidak marah.
"jangan marah-marah, nanti cepat tua kau." goda mina.
"bodo ah, ayo makan aku lapar, kalian membuat perutku jadi berbunyi terus. "
"iya-iya maaf ya sudah ayo, nanti keburu jamnya habis." gumam dahyun.
Mina hanya menghela nafas melihat sepasang kekasih yang bergandengan mesra didepanya. Sudah biasa baginya melihat hal seperti ini.
.
Dimobil mina hanya diam saja memandangi jalanan melalui jendela mobil dibelakang. Pikiranya tertuju pada pelayan yang baru saja membuatnya jatuh karena licin. Mina masih memikirkan tatapan mata berwarna coklat yang tidak terlalu besar,tetapi sangat dalam dari pelayan tadi."minaa??, kenapa melamun." panggil dahyun yang melihat mina diam saja dari kaca kecil didepan.
"mmm... Dahyun, apa kau tau siapa pelayan yang mengepel lantai tadi? " tanya mina ragu-ragu.
"pelayan?, entah, aku tidak tau, aku juga baru melihatnya tadi, mungkin dia pekerja baru. " jawab dahyun seadanya.
Mina kembali menatapi jalan setelah tidak mendapatkan jawaban sama sekali.
"kenapa kau tanya soal itu? " tanya dahyun penasaran.
"tidak, aku hanya ingin tau saja." gumam mina.
"apa jangan-jangan kau.... Kau ada rasa sama pelayan tadi ya? " ujar dahyun asal yang membuat mina menatapnya tidak percaya.
"apa kau bilang?, jangan sembarang ngomong dahyun, ada-ada saja kau. " mina masih dengan pendirianya.
"aku tidak sembarangan, aku hanya menebak saja, gelagat orang yang sedang jatuh cinta memang sudah keliatan dari awal mina. " jelas dahyun yang sesekali ia menatap kaca kecil dari depan.
Mina berdecih kesal, dahyun terus menggoda dirinya yang membuat moodnya semakin hilang. Tadi bambam sekarang dahyun.
Sana hanya menyimak obrolan dari orang didalam mobil yang ia kendarai sekarang.
"aku tidak habis fikir dengan kau mina. " gumam sana yang membuat mina bingung dengan ucapannya barusan."aku?.., memangnya aku kenapa? "
"iya kau, bagaimana bisa kau jatuh cinta dengan seorang pelayan. Aku kira levelmu tidak kalah jauh denganku hahahah.. " goda sana.
Mina semakin kesal dibuatnya.
"ishh, siapa bilang aku suka denganya, sama sekali tidak san, lagipula mau ditaruh dimana wajahku jika pasanganku orang biasa.""jangan bicara seperti itu mina, belum tentu semua orang biasa itu menjengkelkan, bisa saja sebaliknya, dan asal kau tau, aku pernah bertemu dengan seorang pelayan dikantor kita, dan kau harus tau, aku merasa kagum denganya. "
"apa yang bisa kau kagumi dari seorang pelayan sana?, kau semakin aneh. " ujar mina.
"aneh bagaimana sih, aku memang mengangguminya, kau bahkan belum mendengarkan ku. "
"lalu apa yang membuatmu kagum dengan seorang pelayan?, apa karena tampang?,atau mungkin karena tinggi orang itu atau mungkin..... "
"karena orang biasa selalu bekerja keras mina, mereka sadar dengan keadaannya, aku kagum dengan orang-orang biasa yang mau berjuang dan bekerja keras untuk mewujudkan apa yang ia butuhkan, bukan yang ia mau. " ucapan mina terpotong karena sana menjekaskan kekagumanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection [END]
RandomSeseorang yang hidup sebatang kara tanpa kasih sayang dari siapapun, ingin bertahan hidup dengan tetap tersenyum dihadapan banyak orang. hidup yang ia jalani begitu berat hingga suatu saat ia bertemu dengan seseorang. mungkinkah seseorang itu akan...