10

1.6K 183 7
                                    

Baru saja mina keluar dari ruanganya bambam sudah berdiri didepan pintu.
"mau kemana min? " tanya bambam.

Mina mendengus kesal, ia kesal karena bambam selalu menganggu waktunya.
"bukan urusanmu bam, ada apa kau kesini."

"ohh, aku ingin mengajakmu keluar, sekalian kita makan siang diluar. "

Mina menatap bambam.
"apa kau tidak ada kesibukan lain selain mengajaku keluar, apa kau tidak ada pekerjaan dikantormu?, kenapa kau bisa sesantai ini" gerutu mina.

Bambam tertawa kecil.
"apa yang kau katakan mina, aku ini seorang bos, untuk apa aku susah-susah untuk berfikir, aku punya banyak anak buah yang bisa menyelesaikan tugasku. "

"hah terserah apa katamu, yang jelas aku tidak bisa keluar sekarang, aku sedang sibuk, aku tidak bisa pergi denganmu. "  mina ingin melangkahkan kakinya untuk pergi dari hadapan bambam, tapi bambam malah menahan lengan mina agar tidak pergi.

"kau sibuk apa?, sibuk dengan pelayan itu hah? " kesal bambam.

Mina menepis tangan bambam yang memegang lenganya.
"jangan berbicara sembarang bam, kau tidak tau apa-apa, jadi berhentilah untuk menjadi orang sok tau."

Bambam mendengus kesal.
"aku tidak sembarangan mina,aku tau jika sekarang kau sedang sibuk mengurusi bocah pelayan itu,  kau tidak bisa mengelak lagi, dan aku memintamu untuk menjauhi budak aneh itu." raut wajah mina semakin tidak bersahabat setelah bambam mengucapkan chaeyoung seorang budak aneh.

"jangan ikut campur urusanku bam, aku tidak akan menjauhi siapapun, dan ingat baik-baik jika chaeyoung bukan anak aneh." kesal mina sembari menunjuk-nunjuk wajah bambam.

"wajar jika aku ikut campur mina, aku ini tunanganmu, dan aku harus menjaga mu dari orang-orang yang ingin mendekatimu."

"sudah aku bilang jika aku akan membatalka ini semua, jadi pergilah sebelum aku panggil security untuk membawamu keluar dari sini."

Mina menyadari jika mereka menjadi pusat perhatian disitu, ia memutuskan untuk mengancam bambam agar segera pergi dari tempat itu.

Bambam semakin emosi dengan mina, tapi dia sadar, dia harus mengambil hati mina secara perlahan dan halus agar mina nyaman bersamanya.

"baiklah, sekarang kau bisa berduaan dengan pelayan itu, tapi lihat saja nanti, aku tidak akan tinggal diam. " bambam meninggalkan mina sendirian didepan pintu ruanganya sendiri.

Tanpa mina sadari, dahyun mendengarkan semuanya dari dalam, ia tau jika mina berbicara dengan bambam. Setelah bambam pergi dahyun membuka pintu dan bertemu dengan mina kembali.

"tidak usah kau pikirkan ucapan pria itu." ujar dahyun.

Mina menatap kedatangan dahyun.
"aku sama sekali tidak ingin memikirkan pria sepertinya, aku juga tidak perduli jika orangtua ku marah karena membatalkan perjodohan ini, aku harus segera berbicara dengan mereka. "

"aku bisa menemanimu menemui mereka." celetuk dahyun.

"kita bisa bicarakan itu nanti, sekarang aku ingin menemui chaeyoung."

Dahyun menahan tangan mina yang ingin pergi.
"untuk apa kau menemui chaeyoung."

"aku hanya ingin memastikan saja, aku yakin jika bambam baru saja melukai chaeyoung." mina melangkahkan kakinya pergi.
Diikuti dengan dahyun.

Mereka mencari-cari keberadaan chaeyoung dan menemukan chaeyoung sedang duduk dibangku taman yang sama seperti waktu itu.

Dahyun dan mina menghampirinya.
"chaeyoung.!" teriak mina.

Affection [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang