Mina bangun bangun terlebih dahulu dan terkejut ketika mengetahui chaeyoung berada disebelahnya. Dan dia juga merasa aneh, bagaimana bisa ia sedekat ini dengan chaeyoung, dalam hati ia sedikit merasa risih karena chaeyoung bukan siapa - siapa dalam hidupnya, tapi dibalik rasa risih itu, ada rasa tersendiri didalam hatinya yang mengatakan bahwa chaeyoung adalah orang yang tepat.
Mina bangun perlahan dan menatap wajah chaeyoung secara intens, wajah kebingunan Mina mulai tampak, ia mengerutkan dahinya karena melihat wajah chaeyoung yang penuh dengan luka, padahal baru semalam mereka berbincang dan Mina masih ingat betul jika wajah chaeyoung masih baik-baik saja. Tapi kenapa pagi ini berbeda, dan sepertinya itu luka baru.
Mina bangkit dan berdiri, mengambil kotak obat untuk mengobati chaeyoung. Dengan perlahan Mina mengobatinya agar tidak membangunkan chaeyoung, Mina tidak menyangka jika chaeyoung memiliki banyak luka seperti ini, di tangan, wajah bahkan pada tubuhnya yang masih berwarna biru.Chaeyoung merasa nyeri dalam tidurnya, ia membuka mata perlahan dan mendapati Mina sedang mengobati luka-lukanya.
Chaeyoung bangkit dan menatap Mina."Maaf nona, saya tidak izin dengan anda untuk tidur disini." Gumam chaeyoung seraya menunduk.
Mina mengangguk saja dan membereskan kotak obat yang sempat berantakan karena mengobati chaeyoung tadi. Ia kembali menaruhnya kedalam tas dan kembali duduk dipinggir ranjang disamping chaeyoung.
"Kenapa wajahmu bisa seperti ini.?
Chaeyoung bingung ingin menjawab apa, tapi disisi lain dahyun dan sana sudah mengetahui semua, jadi mau tidak mau ia harus menceritakan juga kepada Mina.
"Semalam saya....saya berantem nona, waktu sampai dihotel, saya keluar sebentar lalu, ada preman-preman yang menghadang saya, jadi mau tidak mau saya harus melawan, tapi ya beginilah yang terjadi." Jelas chaeyoung sedikit berbohong, setidaknya ia mengatakan yang sebenarnya apa yang terjadi pada kondisi tubuhnya.
"Preman?, Bagaimana bisa chaeyoung, disini bahkan sangat jarang ada orang-orang asing, tapi kenapa bisa kau bertemu mereka." Ujar Mina menatap chaeyoung.
"Saya juga tidak tau nona, tapi yang jelas, saya minta maaf jika sudah membuat anda tidak nyaman, dan merepotkan nona pagi ini, lebih baik saya kembali kekamar saya nona, saya tidak ingin terjadi kesalahpahaman." Gumam chaeyoung berdiri dari duduknya dan ingin melangkahkan kakinya keluar.
"Tunggu chaeyoung..."
Chaeyoung membalikan badannya menatap Mina.
"Ada apa nona?, Apa anda memerlukan sesuatu?."Mina mendekati chaeyoung dan berhenti tepat dihadapannya. Mina bergerak untuk memeluk tubuh chaeyoung, melingkarkan tangannya erat pada leher chaeyoung, juga menyembunyikan wajahnya pada leher milik gadis son itu.
Chaeyoung membeku, ia hanya diam saja, tapi entah keberanian dari mana ia membalas pelukan Mina, memeluk pinggang ramping itu dengan erat.
"Nona...apa anda baik-baik saja.?" Tanya chaeyoung tanpa melepas pelukannya.
Mina mengangguk dalam dekapan chaeyoung. Mina sangat yakin jika chaeyoung adalah seseorang yang selama ini Mina cari. Seseorang yang sempat hilang dari hadapan Mina dan pergi begitu saja.
Mina melepas pelukan tapi tidak ada niatan untuk melepaskan tanganya pada leher chaeyoung yang melingkar sempurna.
"Chaeng, jika boleh jujur, aku...myoui Mina, seseorang yang terkenal dan dikenal dengan sikap ku yang sangat cuek, kejam dan sangat tidak perduli dengan lingkungan, bisa nyaman dengan dirimu, apa kau tau alasannya?." Gumam Mina.Bahkan chaeyoung pun merasakan apa yang Mina rasakan saat ini, ia merasa nyaman saat berada disamping direktur utamanya ini. Tapi jika terlalu jujur, chaeyoung bisa saja membuat hidup Mina hancur karena dirinya, dan chaeyoung tidak ingin itu terjadi, ia hanya memendam perasaanya secara diam-diam, ia hanya ingin merasakannya dalam diam, ia tidak ingin membuat orang yang sudah membuatnya nyaman kecewa apalagi menderita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection [END]
RandomSeseorang yang hidup sebatang kara tanpa kasih sayang dari siapapun, ingin bertahan hidup dengan tetap tersenyum dihadapan banyak orang. hidup yang ia jalani begitu berat hingga suatu saat ia bertemu dengan seseorang. mungkinkah seseorang itu akan...