19

1.5K 168 10
                                    

Suasana kota begitu tenang, angin bertiup sepoi-sepoi meniup dedaunan tanaman yang menghampar hijau bak permadani ini. Pagi ini begitu cerah matahari menyinari jagat raya ini seraya tersenyum memberikan harapan kepada semua insan. Nun jauh disana terlihat gumpalan awan yang menyelimuti pegunungan dengan selimut tebal. Dan pada saat ini pula,
Semua orang sudah berkumpul di halaman depan untuk bersiap kembali kerumah masing-masing. Chaeyoung datang dan berdiri dibelakang sembari mendengarkan pidato yang diumumkan oleh mina didepan.  Ia mengamati kesekitar dan ia terkejut karena yeri sudah berada disampingnya.

"astaga, nona yeri, anda mengejutkan saya. " ujar chaeyoung sembari memegang dadanya karena terkejut.

"hehehe, maaf chaeyoung kalau saya membuat kamu terkejut. " gumam yeri.

Chaeyoung menghela nafas pelan dan kemudian tersenyum karena melihat tingkah yeri yang sedikit menggemaskan. Yeri juga ikut tersenyum setelah bertemu dengan chaeyoung,  mereka berdua mengobrol setelah mendengarkan pidato dari mina. Mina berjalan menuju masuk kedalam bus dan diikuti oleh semua karyawan yang ada dibelakangnya.  Yeri yang tadinya duduk didepan, tepat dibelakang mina, kini ia lebih memilih untuk duduk dibelakang menemani chaeyoung yang sendirian. Entah kenapa chaeyoung merasa senang dengan keberadaan yeri, ia menjadi tidak kesepian seperti sebelumnya.

"apa dari semalam kau duduk disini?" tanya yeri setelah ia duduk disamping chaeyoung.

Chaeyoung mengangguk dan tersenyum.
"iya nona, saya lebih nyaman disini, bangkunha juga panjang dan cukup untuk saya tiduran. " ujar chaeyoung dengan candaanya.

"jangan panggil aku nona, sepertinya usia kita tidak beda jauh, panggil saja yeri, aku lebih nyaman jika kau memanggilku seperti itu saja." jelas yeri.

Chaeyoung mengangukan kepalanya setelah mendengar ucapan yeri.
"baiklah, mulai sekarang aku akan memanggilmu yeri saja. " ujar chaeyoung.

Mereka berdua mengobrol dan bercengkerama saat bus sudah mulai bergerak keluar dari area parkiran, banyak sepasang mata memperhatikan dan banyak pula yang mengabaikan mereka berdua. Mereka berbicara seolah hanya merekalah yang berada didalam bus itu. Mina samar-samar mendengar tawa dari mulut yeri, dalam hatinya, ada rasa iri yang dia rasakan, chaeyoung membuat orang lain tertawa, begitu pula sebaiknya, orang lain juga membuat chaeyoung tersenyum dan tertawa. Mina hanya memandangi jalanan dari jendela saja, tapi arah pandanganya tidak hanya pada jalanan, ia juga terfokus dengan dua orang yang tengah duduk dibelakang dan saling mengobrol.

Mina hanya bisa tersenyum tipis karena mengetahui chaeyoung sudah kembali tertawa, tapi dibalik itu semua ia juga ingin chaeyoung tertawa saat bersamanya.

Mina memutar bola matanya malas setelah handphone miliknya berbunyi, siapa lagi jika bukan bambam yang menghubunginya, beberapa hari ini, suasan hati mina benar-benar tidak bisa dideskripsikan, terkadang senang, kadang juga sedih, terkadang dingin, terkadang juga menjadi panas. Ya seperti itulah suasana hati mina.
.
2 jam setelah perjalanan chaeyoung dan karyawan yang lain sudah mulai turun dari bus untuk mendaratkan kakinya ditanah setapak siang ini. Yeri dan chaeyoung sudah berpisah setelah mereka turun dari bus tersebut, chaeyoung mengambil barang bawaanya dan berjalan kaki menuju kerumah dimana ia tinggal ditempat itu, baru saja ia melangkahkan kaki, mina tiba-tiba saja menapakan kakinya yang baru saja turun dari dalam bus, chaeyoung terkejut dan memundurkan kakinya beberapa langkah.

"astaga, maaf nona." gumam chaeyoung terkejut.

Mina menoleh dan mendapati chaeyoung tengah berdiri memandanginya. Entah kenapa ia menjadi malas untuk menatap chaeyoung, setelah mengetahui chaeyoung dekat dengan yeri mina menjadi ingin sedikit cuek dihadapan chaeyoung.

Mina tidak menanggapi ucapan chaeyoung, ia pergi masuk kedalam mobil miliknnya setelah supir pribadi mina mengemasi barang-barang dan memasukanya kedalam bagasi mobil.
Chaeyoung hanya memandangi mobil hitam milik mina yang sudah berjalan perlahan keluar dari area perusahaan miliknya.

Affection [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang