Dua hari kemudian acara pernikahan mina dan juga chaeyoung akan segera digelar dan dilaksanakan. Tentu semua orang sudah menanti-nantikan acara tersebut dari jauh-jauh hari. Mina dan chaeyoung juga tengah mempersiapkan dirinya untuk mereka nanti.
Setelah benar-benar mendapatkan restu dari orang tua mina, chaeyoung merasa senang dan lega karena ia bisa memiliki mina seutuhnya, memiliki teman masa kecil yang kini akan menjadi teman hidupnya untuk selamanya. Jika dibilang beruntung itu sudah pasti, tapi saat kita menikahi seseorang hatilah yang merasakanya, jika dari awal memang sudah yakin dan benar-benar yakin, pastilah kelak dimasa depan nanti hidupnya akan lebih berarti dan berwarna, chaeyoung dan mina sudah mendapatkan rasa yang ia dapat dari hatinya saat ini. Dan mereka yakin, mereka bisa menjaga satu sama lain dan saling mengerti karena mereka merasakan hal yang sama dalam hatinya.
-
Meskipun senang, chaeyoung juga memiliki perasaan waswas dan juga degdegan yang ia rasakan. Bagaimana tidak?, Menikahi seorang perempuan yang disenangi oleh banyak orang dan juga idaman untuk orang-orang tertentu membuatnya sedikit gemetaran dibadanya.
Dahyun melihat gelagat chaeyoung sedari tadi dan ia merasa jika chaeyoung tidak bisa merasakan oksigen untuk ia hirup dan bernafas.
"Tenangkan dirimu chaeng, tidak perlu degdegan seperti itu." Ujar dahyun sembari memegang pundak chaeyoung untuk sedikit memberi ketenangan. Dahyun juga terkekeh pelan melihat chaeyoung yang merasakan seperti ini, ternyata dahyun dan juga chaeyoung merasakan hal yang sama saat hari pernikahan mereka.
"Iya dahyun, saat ini yang aku fikirkan adalah, aku tidak berani mengungkapkan jati diriku yang sebenarnya kepada mina." Ujar chaeyoung yang menatap dahyun melalu pantulan cermin besar didepanya.
Dahyun sedikit terkejut, bagaimana bisa sampai saat hari pernikahan mereka chaeyoung sama sekali belum mengatakan apapun kepada pasanganya.
"Hah~~ kenapa kau tidak mengatakanya, setidaknya berbicaralah secara perlahan dengan mina, dia pasti juga akan mengerti." Gumam dahyun dengan menghela nafas karena tingkah chaeyoung."Ak-aku hanya menunggu waktu yang tepat untuk mengatakan semuanya, waktu itu....mina sempat berbicara denganku tentang keturunanya nanti, tapi sebelum aku mengatakan jika aku bisa memberikanya keturunan, dia sudah pergi karena urusan pekerjaanya. Jadi aku berfikir mungkin bukan saat itu waktu yang tepat untuk aku mengatakan yang sebenarnya." Jelas chaeyoung dengan kegelisahan.
Dahyun menganggukan kepalanya.
"Katakanlah ini semua disaat kalian sudah siap melakukan itu untuk keterkaitan kalian, aku yakin mina pasti akan sedikit terkejut mungkin, tapi tidak apa, agar ia lebih tau dengan cepat saja menurutku." Jelas dahyun."Mungkin kau benar......aku hanya tidak menyangka jika mina mengenaliku sebagai seorang pria karena masa kecil ku.......chaeyoung tersenyum....."dia bilang jika waktu aku masih kecil aku sangat tampan, tapi setelah bertemu kembali denganku, dia masih sedikit ragu jika aku seorang perempuan." Chaeyoung menghela nafas pelan sembari menatap dahyun dari cermin.
"Lebih baik kau potong saja rambutmu sependek mungkin agar kau terlihat seperti seorang pria sungguhan." Gumam dahyun.
"Sekarang??".
"Tidakk, setelah acara pernikahan kalian selesai, pastikan mina sudah dirumah terlebih dahulu, dan kau,....meskipun kau lelah, sempatkan waktumu untuk pergi ke salon dan segeralah merapikan rambutmu disana, aku yakin.....malam ini, mina akan terpesona denganmu." Goda dahyun dengan berbicara langsung tepat ditelinga chaeyoung.
Chaeyoung tersenyum tipis menanggapi ucapan dahyun. Ia ingij membuat mina bahagia dan selalu tersenyum ketika melihat dirinya.
"Baiklah, apa kau akan menemaniku untuk kesalon nanti?" Tanya chaeyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection [END]
RandomSeseorang yang hidup sebatang kara tanpa kasih sayang dari siapapun, ingin bertahan hidup dengan tetap tersenyum dihadapan banyak orang. hidup yang ia jalani begitu berat hingga suatu saat ia bertemu dengan seseorang. mungkinkah seseorang itu akan...