02

2.7K 231 5
                                    

Son chaeyoung, wanita berusia 22 tahun yang kini tinggal sendiri di sebuah rumah yang tidak terlalu besar tetapi sangat nyaman jika ditempati. Ibunya yang selalu mendukung karirnya dari kecil sampai sekarang kini hanya tinggal kenangan saja, sedangkan ayahnya?, entah pergi kemana, semenjak kecil chaeyoung sudah hidup berdua dengan ibunya, ayahnya pergi begitu saja meninggalkan dirinya dan ibunya, meninggalkan tanggung jawab sebagai seorang ayah sampai ia dewasa. Chaeyoung membenci ayahnya karena ayahnya tidak pernah muncul dan kembali kedalam hidupnya. Ia sudah menganggap jika ayahnya sudah tidak ada dimuka bumi ini.

Semenjak kematian sang ibu, chaeyoung menjadi sedikit pendiam dan lebih memilih untuk menyendiri, ibunya pergi karena sakit yang ia miliki dan sudah parah karena ibunya memendam penyakit itu.

Dan saat ini setelah 1 bulan dari kematian ibunya, chaeyoung kembali aktif mencari pekerjaan diluar agar bisa bertahan hidup, ia tau bahwa ia sudah tidak memiliki apa-apa dan tidak punya siapa-siapa sekarang.

Berjalan kaki kesana kemari dan berhenti dibeberapa tempat untuk menanyakan sebuah lowongan. Ia tidak menyerah meskipun sudah banyak kali ia mencoba tetapi belum menghasilkan sama sekali, ia terus mencari dan mencari. Terik matahari di siang ini membuat dirinya semakin kelelahan dan ia memutuskan untuk beristirahat sejenak di salah satu tempat teduh yang menjual berbagai minuman.

"huh~ hari ini panas juga." ujarnya dan sesekali ia mengelap keringat yang berjatuhan dari pelipisnya.

Chaeyoung membuka handphonenya dan mencari-cari lowongan di sosial media yang ia miliki, berharap ada yang membuka lowongan pekerjaan.

"hah mencari pekerjaan sangat susah sekarang, apalagi dikondisi seperti ini. Sepertinya aku pulang saja dulu, mungkin waktunya tidak tepat sekarang. " ujar chaeyoung lalu beranjak dari tempat itu dan berlalu pergi.

Seperti biasa, chaeyoung selalu menyempatkan untuk pergi ke taman favoritnya, tempatnya sangat terpencil dan itu yang membuat taman tersebut menjadi sangat sepi. Hanya ada pohon besar saja dan chaeyoung selalu menyendiri dibawah pohon itu.
Jarak taman yang chaeyoung kunjungi Tidak jauh dari rumahnya, chaeyoung akan pulang jika matahari akan terbenam, sekaligus juga ia menikmati indahnya senja dan sunset di taman itu.

Setelah duduk dan menyandarkan punggungnya, ia memejamkan matanya untuk menikmati udara di sore hari ini.
"apakah aku tidak layak hidup didunia ini? "lirih chaeyoung saat dia membuka matanya kembali.

Kadang kala ia bingung dengan dunia ini. Banyak makhluk didunia ini, banyak manusia dibumi ini, tetapi mengapa ia selalu sendiri? Seolah-olah dia hanyalah butiran debu yang sama sekali tidak terlihat.dia orang baik, dia orang yang jujur, mungkin hanya dunia ini yang terlalu kejam untuk hidupnya.

"aku hanya berharap agar hidupku terus berlanjut sampai maut yang mengambil nyawaku, meskipun sendiri, tapi aku yakin... Tuhan selalu ada disampingku, ia tidak akan membiarkan makhluk ciptaanya merasa sendiri." ujarnya dengan senyum sedihnya.

Satu bulan yang ia jalani hanya tangisan yang ia lakukan, sedih rasanya melihat satu-satunya orang yang ia sayang pergi untuk selamanya. Ia hanya berusaha mengiklaskan kepergian ibunya.

"hahh~aku jadi rindu dengan ibu, kira-kira ibu sedang apa ya disana? " tanyanya pada diri sendiri sembari memandangi langit.

Lama ia merenung dibawah pohon besar itu, waktu sudah semakin gelap saat ini, dan chaeyoung memutuskan untuk segera pergi dari tempat itu.

Diperjalanan pulang chaeyoung selalu dihadang oleh beberapa perempuan berandalan di gang dekat rumahnya itu. Mereka memaksa meminta bayaran jika ada orang yang melintasi wilayah mereka. Chaeyoung selalu berhasil kabur dari mereka, tapi saat ini sepertinya nasib sedang tidak baik jatuh padanya. Ia tidak memberikan uang kepada perempuan berandalan itu, alhasil ia dipukul habis-habisan sampai wajah dan tubuhnya babak belur.

Affection [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang