"Minaa, sepertinya aku akan mengatakan ini sekarang, a-aku tidak ingin terlambat lagi.......aku....aku ingin melamarmu..."
Tiga bulan setelah chaeyoung melamar mina, ia hanya tinggal mencari restu dari kedua orangtua mina setelah mina menyetujui lamaran itu. Chaeyoung sudah berbicara langsung kepada orangtua mina tiga hari setelah ia mengucapkan ajakan itu. Agar hubungan mereka lebih dekat lagi, chaeyoung meminta mina untuk tinggal bersama dirumah barunya, bukan baru sih, rumah lama yang chaeyoung renovasi menjadi lebih baik dan bisa terbilang sempurna setelah direnovasi dan di perbaiki.
Chaeyoung bekerja disalah satu perusahaan yang tidak kalah maju nya dengan perusahaan milik mina. Setiap harinya, mina selalu diantar jemput oleh chaeyoung jika jadwal mereka bersamaan. Ohh....tentu itu menjadi tontonan untuk semua karyawan di perusahaan mina, mereka mengingat jika chaeyoung yang dahulu adalah seorang pelayan di perusahaan mina, tapi sekarang semuanya berubah ketika chaeyoung membuka kan pintu mobil untuk mina. Mina sama sekali tidak merasakan apapun, hanya bahagia yang ia dapatkan.
"Mina...siang nanti aku akan menjemputmu untuk makan siang bersama diluar, apa kau bisa?" Tanya chaeyoung setelah mina keluar dari mobil miliknya.
"Aku akan selalu berusaha untuk meluangkan waktuku chaeng, kabari jika kau sudah sampai disini nanti." Ujar mina dengan senyumanya.
Chaeyoung mengangguk dan mengecup kening mina dengan lembut sebelum dia pergi bekerja.
"Jangan terlalu memaksakan dirimu untuk bekerja sayang, aku tidak ingin kau kelelahan, kau mengerti?" Gumam chaeyoung.Raut wajah mina berubah secara drastis karena ulah chaeyoung, ia membuat kedua pipinya menjadi merah karena menahan malu, chaeyoung menyadari itu, dan mengelus kedua pipi mina dengan lembut juga.
"Jangan malu-malu seperti itu, kau terlihat menggemaskan,......dan sekarang lihatlah, orang-orang disini melihat keimutan dirimu." Ujar chaeyoung dengan menggoda.
"Berhenti menggoda ku son chaeyoung, sebaiknya kamu pergi sekarang sebelum terlambat......sanaa....." Ujar mina dengan sedikit mendorong tubuh chaeyoung agar segera masuk kedalam mobil dan pergi dari hadapanya sebelum diirinya pingsan dibuat malu-malu oleh chaeyoung.
"Baiklah-baiklah, aku pergi sekarang...sampai nanti sayang." Ujar chaeyoung setelah ia masuk kedalam mobil, dan melajukan mobilnya.
Mina masih memandangi mobil chaeyoung yang bergerak menjauh dari hadapanya, sembari melihat, mina juga masih menetralkan jantunya yang berdetak tidak karuan karena ulah chaeyoung.
"Astaga jatungku.....hahh~~" gumam mina sembari memegang dada kirinya, jangan lupakan senyumanya juga, ia tersenyum dan mengambil langkah untuk masuk kedalam perusahaanya, meskipun saat itu juga ia masih menjadi pusat perhatian banyak orang disana, tapi mina berusaha untuk tetap tenang.
.
.
Proses perceraian bambam dengan mina sudah hampir selesai, bambam sudah menandatangani surat perceraian itu, sedangkan dirinya sudah berada dalam jeruji besi dan entah kapan akan keluar dari sana, begitu juga dengan orang tua bambam, kejahatan yang mereka lakukan sudah diluar batas, untuk itulah mereka pantas mendapatkan hukumanya. Chaeyoung juga senang karena mina sama sekali belum memberikan kewajibanya sebagai istri kepada bambam. Hal itulah yang membuat ia menjadi sangat sangat bahagia. Orang tua mina yang awalnya belum yakin jika putri mereka akan bersama chaeyoung, kini semakin hari, mereka juga semakin sangat yakin jika chaeyoung benar-benar bisa menjaga mina. Meskipun seorang wanita, tapi chaeyoung memiliki jiwa lelaki gabg tidak bisa diartikan lagi.Semua orang tentu tidak mengetaui jika chaeyoung juga mempunyai senjata rahasia untuk membuat masa depan mina dengan dirinya. Tapi untuk saat ini ia akan berdiam diri saja sampai nanti waktunya tiba.
."Bagaimana hubunganmu dengan chaeyoung mina?." Tanya dahyun yang kini tengan berbincang dengan mina diruangan kebesaran milik mina juga.
"Tidak ada masalah dan berjalan lancar, aku senang jika bersama dia." Jawab mina dengan senyum tipisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection [END]
De TodoSeseorang yang hidup sebatang kara tanpa kasih sayang dari siapapun, ingin bertahan hidup dengan tetap tersenyum dihadapan banyak orang. hidup yang ia jalani begitu berat hingga suatu saat ia bertemu dengan seseorang. mungkinkah seseorang itu akan...