06

1.6K 189 8
                                    

Chaeyoung mendapatkan pesan dari nomor tidak dikenal. Dan kata-kata yang ia dapat hanyalah sebuah pesan tidak jelas dan chaeyoung mengabaikanya begitu saja.

"pesan tidak jelas, malam-malam begini masih ada orang yang kurang kerjaan sampai-sampai menganggu orang lain."

Chaeyoung tidak mau berfikir lebih lanjut lagi, mengingat tubuhnya yang lelah dan juga luka-luka pada wajahnya, membuat ia harus segera untuk beristirahat.
Chaeyoung bangkit dari duduknya dan pergi kekamar untuk berbaring diatas ranjang.

"hahh~~,hari ini sungguh melelahkan."seketika ia menjadi teringat dengan ucapan dahyun sore tadi. Chaeyoung berfikir panjang tentang tawaran itu, dahyun akan memberikan bayaran jika chaeyoung melakukan tugasnya dengan baik.

"nona mina sangat cantik jika dilihat, dan jika aku mendekatinya, aku takut ia juga akan mendapat ejekan dari orang-orang diluar sana."

"orang biasa sepertiku tidak seharusnya berteman apalagi sampai dekat dengan gadis sempurna seperti nona mina." chaeyoung bergelut dengan pikiranya sendiri di malam hari. Sampai ia melupakan makan malamnya.

"aku tidak ingin membuat nona mina malu, orang-orang sudah mengetahui tentang pekerjaanku, dan hal itu lah yang aku takutkan."

"aku tidak punya pilihan lain, aku harus segera menemui nona dahyun besok."

Chaeyoung menarik selimut untuk membungkus tubuhnya dan menutup matanya dengan rapat. Beberapa menit kemudian, terdengar denguran nafas yang teratur dari chaeyoung.
.
.
Paginya chaeyoung sudak menanti kedatangan dahyun. Ia bekerja sembari melihat kesekitar,berharap melihat dahyun. Chaeyoung sangat sibuk hari ini, tetapi ia masih menyempatkan untuk tetap kukuh menemui dahyun.
Dan benar saja, chaeyoung melihat dahyun melewati ruangan dimana ia bekerja, dengan segera ia meninggalkan pekerjaan untuk mengejar dahyun yang belum terlalu jauh dari pandanganya.

"nona dahyun." panggil chaeyoung sedikit berteriak dan dahyun memberhentikan langkah kakinya dan membalikan badan lalu ia menatap chaeyoung yang mendekat kearahnya.

"chaeyoung?, ada apa? " tanya dahyun penasaran.

"mmm..begini nona, saya ingin menjelaskan tentang ucapan nona semalam." jelas chaeyoun dengan gugup.

"baiklah, mari keruangan saya, kita bicarakan disana saja." perintah dahyun.

Chaeyoung mengangguk dan mengikuti langkah dahyun dari belakang.
Setelah masuk, dahyun mempersilahkan chaeyoung untuk duduk.
"baiklah, jadi bagaimana?, apa kau bisa membantuku? "

Chaeyoung menunduk dan menghela nafasnya.
"sa-saya... Saya... "

"katakan saja chaeng, tidak perlu takut seperti itu." gumam dahyun.

"mmmh... Maaf nona, tapi saya harus mengatakn ini, saya.... Saya tidak bisa membantu anda nona, saya rasa, saya tidak mampu untuk mendekati nona mina." jelas chaeyoung dengan mengangkat kepalanya menatap dahyun.

Bukan tanpa alasan chaeyoung menolak permintaan dahyun. Ia hanya tidak ingin menyebabkan orang lain menjadi bahan ejekan jika bersamanya. Dimata orang-orang, chaeyoung hanyalah sampah masyarakat yang tidak bisa terurai dan memilih untuk menetap ditempat. Siapapun yang berada didekatnya, maka ia juga akan mendapatkan penghinaan yang sepadan dengan chaeyoung.
Dan chaeyoung tidak ingin menjadikan orang lain sebagai korban bullyan selanjutnya.

Sebenarnya chaeyoung juga merasa kesepian, tidak ada orang yang mau mendekatinya karena takut bernasib sama sepertinya.

Dari kecil, sampai ia beranjak dewasa, hanya ibunya lah teman sekaligus orang yang mau menemaninya.

"kenapa kau bicara seperti itu?, kau bahkan belum mencobanya, kenapa kau sudah mengatakan jika kau tidak bisa membuat mina dekat denganmu."

"karena, mungkin...mungkin saya yang kurang percaya diri untuk melakukan ini. "

Affection [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang