Pukul 2 malam mina terbangun karena tenggorokanya yang terasa kering, ia mengerjapkan matanya dan melihat kesekitar, mina tidak menemukan keberadaan chaeyoung disampingnya, dan mina terkejut ketika melihat chaeyoung terbaring dibawah dengan beralaskan matras kecil. Mina beranjak dari atas ranjang untuk menghampiri chaeyoung.
"chaeyoung, bangun. " mina menguncangkan tubuh chaeyoung pelan.
Chaeyoung terbangun karena tubuhnya bergoyang. Mengucek matanya sebentar dan menatap orang yang baru saja membangunkanya.
"nona, ada apa? " tanya chaeyoung."kenapa kamu tidur disini, dilantai dingin chaeng. "
Chaeyoung masih setengah sadar.
"bukanya matras ini memang untuk saya pakai buat tidur disinikan. ""bukan chaeng, matras ini memang tersedia disini, tapi saya tidak meminta kamu untuk tidur dilantai. "
"lalu... Saya harus tidur dimana nona."
"kenapa kau tidak tidur diatas ranjang disampingku. "
"di.. Atas??? " badan chaeyoung terasa nyeri karena mina baru saja memintanya untuk tidur bersamanya.
"iya diatas, memangnya mau dimana lagi, ya sudah ayo naik, dilantai dingin." ujar mina.
"ta-tapi nona.... "
"tidak ada tapi-tapian chaeng, kau ingatkan jika saya tidak menerima penolakan."
"iya nona. " chaeyoung mengalah dan bangun dari tempatnya menuju keatas ranjang.
"saya mau kedapur sebentar, saya haus. " ujar mina yang ingin meninggalkan chaeyoung.
"biar saya temani nona, dibawah gelap. " ucap chaeyoung.
Mina mengangguk, mereka berjalan berdampinga agar jika terjadi apa-apa mereka sudah siaga.
Setelah sampai dapur dan menyalakan lampu,mina membuka kulkas dan menuangkan air kedalam gelas, ia juga menyiapkan untuk chaeyoung.
"ini, minumlah. " mina memberikan satu gelas minum untuk chaeyoung, dan chaeyoung menerima itu."terimakasih nona." chaeyoung meminum air itu dan mengembalikan gelas kosong itu ketangan mina lagi.
"yuk, kekamar lagi, aku masih mengantuk." ujar mina.
Chaeyoung mengangguk dan mendekati mina agar bisa berjalan bersama.
Tepat saat mereka sudah berdampingan, petir menyambar menyebabkan seisi rumah mina menjadi gelap. Dan mina yang notebane nya sangat takut dengan kegelapan ia berteriak dan berjongkok karena ketakutan."AAAAAAA~~~~." teriak mina.
Chaeyoung melihat mina ketakutan dan ia lebih memilih untuk menenangkan mina yang menutup telinganya dan berjongkok.
"nona... Nona tenanglah." chaeyoung menyentuh tubuh mina.
Baru kali ini ia memegang tubuh direkturnya. Mina sadar jika ada chaeyoung yang kini berada disampingnya. Mina bangun dan langsung memeluk chaeyoung untuk meredakan ketakutanya."aku takut chaeng~~" mina menyembunyikan wajahnya pada leher chaeyoung.
Jangan tanyakan bagaimana reaksi chaeyoung, ia terkejut dan menjadi membeku, tapi karena dia sadar mina sedang ketakutan akhirnya ia membelai dan mengelus lembut punggung mina yang bergetar karena ketakutan.
"tenang nona, ada saya disini.""ayo kita kekamar, disini tidak nyaman nona. " chaeyoung ingin melepaskan pelukanya dan menuntun mina menuju kamar lagi.
"jangan pergi chaeng~~~takutt..!! " mina malah mengeratkan pelukanya dan semakin membenamkan wajahnya pada leher chaeyoung.
Chaeyoung mengurungkan niatnya untuk melepas pelukan mina.
"saya tidak pergi nona, mari kita kekamar. " chaeyoung membawa mina dan menuntunya untuk masuk kembali kedalam kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection [END]
RandomSeseorang yang hidup sebatang kara tanpa kasih sayang dari siapapun, ingin bertahan hidup dengan tetap tersenyum dihadapan banyak orang. hidup yang ia jalani begitu berat hingga suatu saat ia bertemu dengan seseorang. mungkinkah seseorang itu akan...