[7] °• Lipstik Teta dan Tas •°

547 82 5
                                    

Kantin adalah tempat pertama yang Keiyona dan Rain singgahi seusai menyelesaikan segenap aktivitas fisik yang menguras tenaga. Keiyona dan Rain memesan minuman jeruk serta air mineral untuk menuntas habis dahaganya. Kedua gadis itu tidak memesan makanan, sebab mereka selalu membawa bekal dari rumah.

Tidak jauh darinya, sudah ada penampakan empat makhluk tengil yang juga sedang menikmati makanannya. Meja mereka tentu menjadi meja paling ramai di kantin. Pasalnya ada beberapa geng kelas lain yang juga ikut menyahuti candaan mereka. Anak-anak yang pada dasarnya memang memiliki kelakuan sebelas dua belas dengan manusia-manusia tengil tersebut.

"Bro, mapel terakhir kita hari ini apa?" tanya Jojo.

"PPKn." Reyhan menyahuti seadanya, pasalnya mulutnya masih penuh dengan batagor.

"Argh! Ngantuk dah ngantuk!" Ridho menggaruk-garuk rambutnya frustasi. "Bolos yok lah!" ajaknya.

"ASTAGHFIRULLOH DHO!" Hema melotot, kemudian ia dengan susah payah menelan nasi yang sudah berada di mulutnya. Seusai itu, "HAYUKKK LAH!"

Ridho merotasikan bola matanya. "Gue bercanda, bego! Tapi... HAYUKKK LAH!" Ridho menyengir kuda, kedua alisnya di naik turunkan.

"Cepet-cepet tobat lo berdua!" ucap Jojo.

"Tapi?" pancing Reyhan.

"Tapi kalo maksa. HAYUKKK LAH!" jawab Jojo semangat.

Reyhan menggeleng-gelengkan kepalanya. "Nggak ada yang bener emang temen-temen gue."

"Tapi?" ucap mereka bertiga bebarengan.

"HAYUKKK LAH!" sahut Reyhan.

Keiyona dan Rain mendengus, keduanya memang mendengar percakapan teman-temannya itu. "Kei, menurutmu kalo mereka bilang begitu, beneran dilakuin nggak sih Kei?" tanya Rain.

"Nggak ada yang nggak mungkin si di mereka," sahut Keiyona.

Rain mengangguk-anggukkan kepalanya dengan bola mata yang mengawang ke atas. "Iya juga si. Survei telah membuktikan."

Keiyona melihat ke empat manusia itu lagi. "Nggak kebayang kalo naik kelas dua belas tapi kelakuan mereka gitu-gitu aja."

"Jangan dibayangin, Kei. Nggak sanggup otakmu nanti. Soalnya kelakuan mereka nggak akan ada habisnya!" jawab Rain realistis.

Keiyona meng-iya-kan perkataan Rain. Ya, temannya itu tidak salah, yang salah adalah dirinya karena sering berharap lebih kepada empat manusia tersebut.

Sedangkan di sana, kericuhan masih terus berlanjut. "Tapi kalo kita ketahuan, alesannya apa?" Reyhan mengganti topiknya.

Hema menyempatkan dirinya untuk mengambil bakwan yang tersaji di meja terlebih dahulu. "Bilang aja bisul Ridho meletus."

Ridho berdecih, "bisul mulu isi pikiran lo! Lama-lama lo di angkat jadi duta bisul juga, Ma!"

"Hema? jadi duta bisul laen? Hahahaha... Upss!" dengan sengaja Jojo menirukan slogan iklan yang legendaris di televisi.

Hema sontak berdiri, kemudian ia sengaja mengelus-elus pantatnya. "Dulu si pernah coba salep bisul, tapi bisulnya dateng lagi, dateng lagi. Sejak itu saya memutuskan untuk bisulan aja deh!"

Ridho mengambil piring plastik yang masih tertelungkup di meja, kemudian ia gunakan untuk memukul pantat Hema keras-keras.

Plakkk!

"Sini! Gue ledakin bisul lu!" ucap Ridho menggebu-gebu.

Plakkk!

"Arghhh! Sakit semprul!" protes Hema yang sudah menjauhi Ridho. Tangannya mengusap-usap kedua pantatnya yang baru saja bercumbu dengan piring.

Elegi & Tawa [Selesai]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang