Elegi dan Tawa. Sebuah cerita klasik. Penuh kesederhanaan dengan warna berbeda-beda yang dibawa oleh setiap karakternya.
Berlatar waktu beberapa tahun lalu kontan semakin membuat cerita ini menarik di setiap chapternya.
Tiga anak yang memiliki kara...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Riuh sorakan di lapangan utama masih sangat terdengar jelas. Jam 09.10 WIB, harusnya panas mulai menyambar, namun kapas-kapas kelabu di atas sana menahan gejolak-gejolaknya. Beruntung sekali para pesepakbola yang tengah beradu skill itu. Namun, diantara derit jendela yang bergerak, Keiyona yang tengah merapikan buku-buku tugas teman kelasnya itu melihat perawakan Hema—berjalan dari arah lapangan dengan berkeringat dan memegang jaket bomber.
Keiyona sebenarnya ingin menonton pertandingan, tapi tugasnya belum selesai. Belum lagi ia harus menemui Ibu Ratna untuk menanyakan laporan kegiatan siang ini. Tapi, agaknya Keiyona mengurungkan niat awal, sebab ia langsung berdiri, arah pandangnya terus mengikuti pergerakan Hema. Lalu, dia sedikit berlari untuk mengejar langkah kaki Hema.
Begitu di ambang pintu kelas, Keiyona melihat Hema berjalan menuju Gudang Olahraga.
"Hema?"
Tidak ada jawaban. Mungkin Hema betulan tidak mendengarnya.
Sampai akhirnya Hema pun memasuki gudang, Keiyona pikir Hema mungkin akan mengambil bola cadangan di sana. Tapi lama Keiyona menunggu, Hema tak kunjung keluar juga.
"Kei?"
Keiyona terperanjat mendengar panggilan itu. Ia menengok kanan kiri namun tidak ada siapa pun.
"Keiyona kamu lagi ngapain di situ?"
Tubuh Keiyona menegang, pasalnya ia benar tak menemukan siapa pun selain dirinya. Sedangkan Hema berada di dalam gudang.
"Hei, liat atas!"
Reflek, Keiyona menengok ke atas. Terlihatlah Hema yang tengah duduk di rooftop. Yang bahkan Keiyona baru tau bahwa gudang olahraga memiliki tangga menuju atap?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hema ngapain di situ? Bukannya masih tanding, yaa?" tanya Keiyona.
"Gantian sama pemain lain biar adil, hehe. Kamu sendiri ngapain di situ? Ngikutin aku ya dari tadi?" tanya Hema dengan raut wajah menyebalkan.
"N-nggak. Pede banget!"
"Masa si, kok tadi manggil-manggil," ledek Hema.
"Ooohhhh jadi tadi udah denger tapi sengaja nggak jawab?" sebal Keiyona.