Jangan lupa follow @wp_indonesianidol di Instagram dan juga TikTok. Karena disana bakalan update juga mengenai cerita yang Author up di Wattpad.
***
Keesokan harinya. Tiara dan Keisya sedang berada di kantin sekolah.
"Lo sabar ya, Ti. Emang susah ngejalaninnya kalo udah begini. Mending lo anggap Sam itu udah nggak ada" ucap Keisya.
"Mana bisa, Kei. Gue sayang banget sama Sam, gue nggak bisa lupain dia"
Tiba-tiba Nuca datang menghampiri mereka. "Tiara" panggil Nuca.
"Kei, ke kelas, yuk" Tiara beranjak dari kursinya dan mengajak Keisya untuk pergi. Namun Nuca menarik tangan Tiara untuk mencegahnya pergi.
"Bentar, gue mau ngomong sama lo" ucap Nuca.
"Gue nggak mau" jawab Tiara.
"Lo pergi aja duluan" ucap Nuca kepada Keisya.
"Oke. Ya udah, Ti, gue duluan, ya" Keisya pergi meninggalkan Tiara bersama Nuca.
"Eh, Kei! Kok pergi sih"
"Ti, lo marah ya gara gara kemarin? Gue minta maaf, ya" ucap Nuca. Tiara tidak menjawab apapun, ia hanya diam dan membuang muka.
"Ti, gue kemarin sebenernya mau suruh Ziva yang pergi, tapi gue nggak bisa karna dia kan pacarnya Sam"
"Udah ya, gue mau ke kelas" Tiara ingin pergi, namun lagi lagi Nuca menarik tangannya "Bentar" sahut Nuca.
"Aw!" Tiara menjerit kesakitan.
"Eh.. sakit ya? Maaf maaf, yang mana yang sakit?" tanya Nuca sambil memegang tangan Tiara.
"Apaan sih, kak. Aku lagi nggak mau ngomong sama kakak, tolong jangan paksa aku" ucap Tiara.
Nuca pun melepas tangan Tiara, kemudian Tiara pergi meninggalkannya.
---
Sesampainya Tiara di kelas, ia langsung menuju ke tempat duduknya. Namun, saat Tiara ingin duduk, Ziva melarangnya.
"Stop! Lo nggak boleh duduk disini. Pindah sana!" ucap Ziva.
"Kenapa? Ini kan tempat gue"
"Tapi gue yang awalnya duduk disini. Jadi gue berhak buat nyuruh lo pindah"
"Terus gue dimana?" tanya Tiara.
"Terserah. Tu ada yang duduk sendiri, lo duduk aja sama dia"
"Emang kenapa gue nggak boleh disini?"
"Banyak tanya lo, ya" jawab Ziva kesal. Ia langsung berdiri dari tempat duduknya dan berteriak "Guys, ada yang mau duduk sama dia nggak?" ucap Ziva.
Namun, satu orang pun tidak ada yang menjawab, seolah-olah tidak ada yang ingin duduk dengan Tiara.
"Nggak ada yang mau nih? Kasian, nggak punya temen" ejek Ziva.
"Gue mau" sahut salah satu murid bernama Mahalini dari bangku yang ada di pojok kelas.
"Tuh ada. Ya udah, gue pindah, ya. Byee" ucap Tiara sambil menggendong tasnya dan menuju ke tempat Mahalini.
"Ihh! Ngeselin banget sih" ucap Ziva kesal.
---
Kring!! Kring!! Sekarang adalah jamnya untuk istirahat. Tiara sedang berjalan di lorong kelas, dan tak sengaja ia bertemu Nuca disana.
Tiara tidak peduli dan ingin melewati Nuca, tetapi Nuca menghalangi Tiara untuk berjalan.
"Bisa minggir nggak, gue mau lewat" ucap Tiara.
"Masih marah sama yang kemarin?"
"Nggak usah sotoy, deh"
"Heh, lo kenapa sih?" tanya Nuca heran.
"Kakak yang kenapa, dari tadi pengen tau banget urusan aku"
"Ya karna lo aneh. Tiba tiba lo cuek gini sama gue. Lo sebenernya kenapa?"
"Aku nggak ada waktu buat ngomong sama kakak" Tiara ingin menghindar dari Nuca, dan Nuca tetap menghalanginya.
"Bisa minggir nggak sih!" bentak Tiara.
Mendengar ucapan Tiara kepada kakak kelasnya itu, murid-murid yang berada disana langsung memandangnya.
"Nggak sopan banget sih sama kakak kelas" ucap salah satu dari mereka.
"Iya, tau sopan santun nggak sih lo!" lanjut yang lainnya.
"Uuuu!!" sorak mereka semua.
"Ini kan yang kakak mau" ucap Tiara kemudian pergi meninggalkan Nuca.
"Diam semua!" teriak Nuca.
---
Tiara menuju ke taman dan duduk di bangku panjang yang ada disana. Mahalini tiba-tiba menghampiri Tiara, kemudian ikut duduk disampingnya.
"Hai, Tiara" sapa Mahalini.
"Eh, hai, Lin" balas Tiara.
"Lo kenapa? Diejek lagi ya. Lo sabar ya, gue yakin lo pasti bisa lewatin semua ini" ucap Mahalini sambil mengelus pundak temannya itu. Tiara hanya menjawabnya dengan anggukan.
"Lo harus bisa buktikan ke mereka semua, kalo apa yang mereka ucapin ke lo itu nggak bener, itu cuma fitnah. Jadilah seperti pohon yang tumbuh dan berbuah lebat. Ketika dilempar batu, membalasnya dengan buah. Ngertikan?"
Tiara berpikir sejenak dan mengerti. Ia pun menatap Mahalini dan tersenyum "Makasih ya, Lin, lo bener bener baik banget"
"Lo lebih baik" ucap Mahalini. Mereka pun saling memberikan pelukan yang hangat.
"Semangat ya, intinya lo sabar aja. Kesabaran adalah obat terbaik dari segala kesulitan"
"Kata kata lo itu the best banget tau nggak" ucap Tiara memuji.
"Oh ya? Thankyouu" jawab Mahalini sambil tertawa kecil.
NEXT??
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahagiyaku (SELESAI)
Teen FictionBanyak orang bilang, kalo masa SMA adalah masa yang paling indah. Tapi bagi aku, masa SMA adalah masa yang paling rumit. Masalah demi masalah aku dapatkan dimasa ini. Mulai dari pacar aku yang mengalami amnesia atau lupa ingatan. Dibenci oleh pasang...