#43 Stadium 3

255 24 2
                                    

Instagram & TikTok: @wp_indonesianidol

***

Sepulang sekolah, Tiara dijemput oleh Tama dan langsung menuju ke rumah sakit untuk melakukan kontrol. Tak lupa ia mengirim pesan kepada Samuel. Tadi ia melihat laki-laki itu sedang latihan basket di lapangan sekolah.

Tiara: Sam, aku pulang duluan ya

Tiara: Sampai ketemu nanti malam

Tiara kini sudah berada di hadapan Dokter Risa, ditemani Tama yang duduk di sebelahnya.

"Tiara," panggil dokter tersebut.

"Iya?" tiba-tiba jantung Tiara berdebar kencang. Nada bicara Dokter Risa saat memanggilnya sangat tidak enak di perasaannya, terlebih saat dokter tersebut membaca hasil pemeriksaan Tiara.

"Maaf, Tiara, saya harus menyampaikan ini" sebelum melanjutkan ucapannya, Dokter Risa menghela napasnya.

Tubuh Tiara gemetar karena ketakutan. Tama yang menyadarinya langsung menarik telapak tangan Tiara dan menggenggamnya.

"Penyakit kanker kamu sudah memasuki stadium ke 3"

Deg!

Tiara terkejut, sangat terkejut. Ia tidak percaya bahwa sekarang penyakitnya semakin parah, bahkan sudah mencapai stadium ke 3.

"Stadium.. ti-tiga?" tanya Tiara. Dokter Risa mengangguk. Tangis pecah secara tiba-tiba. Tama menarik tubuh Tiara dan memeluknya, membiarkan Tiara menangis di dadanya.

"Aku mau sembuh" lirih Tiara sambil terisak.

Tama dan bundanya yang mendengarnya merasa tidak tega dengan Tiara. Tetapi takdirnya sudah seperti ini. Mata Tama mulai berkaca-kaca. Namun, ia berusaha untuk tidak menangis, karena Tiara pasti akan tambah sedih nantinya.

"Kamu pasti sembuh. Aku akan selalu ada buat kamu, Tiara" ucap Tama sambil mengelus punggung dan rambut gadis yang berada di pelukannya.

"Aku nggak mau sakit. Aku mau sembuh! Aku capek.."

Tidak kuat menahannya, air mata Tama pun mengalir, namun dengan segera ia hapus dengan kasar menggunakan tangannya. Dokter Risa pun ikut merasakan kesedihan Tiara saat ini.

Ruangan sangat hening, hanya terdengar suara tangisan Tiara.

---

Samuel menepati janjinya kepada Tiara. Ia mengajak Tiara untuk makan malam bersama dan kini mereka sudah berada di sebuah restoran. Namun, kali ini ada yang berbeda dari Tiara. Ia hanya diam sejak tadi, Samuel memperhatikan Tiara yang terus melamun, padahal Samuel sudah memanggilnya berkali-kali, tetapi Tiara tidak mendengarnya.

"Tiara?" panggil Samuel sambil menepuk punggung tangan Tiara. Namun, tidak ada jawaban.

"Tiara" panggilnya lagi sambil mengguncangkan lengan tangan Tiara. Tiara pun tersadar dari lamunannya.

"I-iya kenapa?"

"Kamu kenapa diem terus dari tadi?"

"Em.. nggak kok, nggak papa. Oh ya, em.. kamu udah pesan?" tanya Tiara mengalihkan pembicaraan.

"Udah. Kan, tadi aku udah tanya ke kamu mau pesan apa, tapi kamu diem mulu, akhirnya aku samain aja deh pesanannya"

"Kamu pesan apa emangnya?"

"Aku pesan ayam bakar" jawab Samuel yang membuat Tiara sedikit terkejut. "Ayam bakar di sini enak banget! Kamu harus cobain, pasti kamu ketagihan"

"Hindari makanan berminyak, berlemak, digoreng, dibakar, dan juga yang pedas" ucapan Dokter Risa kembali terekam.

Bahagiyaku (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang