#37 Rontok

270 29 4
                                    

Instagram & TikTok: @wp_indonesianidol

***

Tiara sudah bersiap-siap untuk sekolah. Setelah memakai seragam, ia akan menyisir rambutnya yang sedikit berantakan. Namun, Tiara dikejutkan dengan banyaknya rambut yang rontok. Tiara pikir, ini pasti efek dari kemoterapi kemarin.

Sebenarnya tidak hanya rambutnya yang rontok. Dari semalam, Tiara merasakan mual dan susah untuk tidur. Bahkan sampai sekarang, mual itu masih ia rasakan, mukanya juga pucat. Tetapi ia berusaha untuk menahannya.

Setelah selesai bersiap-siap, ia turun ke bawah untuk sarapan. Tak lupa, menyiapkan bekal untuk dirinya dan Samuel.

Hari ini adalah hari Senin, setiap sekolah pasti akan melaksanakan upacara bendera sebelum memulai pelajaran. Semua siswa SMA Pelita Bangsa serta para guru sudah berbaris dengan rapi di lapangan.

Saat pembina sedang memberikan amanat, tiba-tiba saja Tiara merasakan mual dan ingin muntah. Ia berusaha untuk menahan, tapi sepertinya tidak bisa. Ia pun langsung berlari ke belakang dan meninggalkan barisannya. Ia bergegas menuju toilet untuk mengeluarkan cairan di perutnya. Secara diam-diam, Ziva yang sebelumnya berada di sebelah Tiara, mengikuti Tiara untuk pergi ke toilet.

Sesampainya Tiara di toilet, ia langsung mengeluarkan cairan tersebut di wastafel. Ziva memperhatikan Tiara dari luar dan bersembunyi di balik tembok. Setelah di rasa lega, Tiara mencuci mulutnya yang kotor dan membersihkan muntahnya yang berada di wastafel.

Tiara merapikan kembali rambutnya yang berantakan, dan lagi-lagi rambutnya rontok di sela-sela jarinya. Matanya berkaca-kaca seolah ingin menangis.

"Rambut gue udah mulai rontok kayak pasien-pasien lain. Apa artinya gue udah.." Tiara berhenti berbicara dan menangis.

"Nggak. Gue nggak boleh pikir yang aneh-aneh. Gue pasti bisa, gue pasti sembuh, gue harus semangat!" ucapnya menyemangati dirinya sendiri.

Ziva masih berdiri di balik tembok dan mendengar Tiara yang sedang berbicara sendiri. "Keliatannya penyakit Tiara udah makin parah" ucapnya sambil tersenyum miring.

---

Saat jam istirahat, Samuel mengajak Tiara untuk makan bersama di kantin.

"Kamu mau makan apa?" tanya Samuel yang duduk di hadapan Tiara.

"Nggak usah. Aku udah bawa bekal" jawabnya sambil menunjukkan bekal yang ia bawa.

"Buat aku mana?"

"Nggak ada"

"Yahh, kok nggak ada sih" jawab Samuel sambil cemberut.

Tiara tertawa kecil. "Bercanda. Nih, buat kamu" Tiara memberikan bekal untuk Samuel yang sudah ia siapkan tadi.

"Makasih, ya, Tiara. Aku janji, kapan-kapan aku bakalan bawain kamu bekal" ucap Samuel.

"Bener, ya?"

"Iya"

"Tapi aku maunya kamu yang masak" ucap Tiara menantang Samuel.

"Ma-masak? Masak sendiri gitu?"

"Iya lah"

"Yahh, aku nggak bisa masak" jawab Samuel lesu.

"Belajar dong"

"Ya udah deh, nanti aku coba" jawab Samuel terdengar pasrah. Pasalnya Samuel tidak bisa memasak, tetapi Tiara menyuruhnya untuk memasak makanannya sendiri jika ingin memberikan Tiara bekal.

"Ti, nanti malam makan malam, yuk" ajak Samuel.

"Makan malam?"

"Iya. Mau, kan?"

Tiara berpikir sejenak. Keadaannya masih belum stabil setelah kemoterapi kemarin, ia juga masih mual.

"Em.. boleh" jawab Tiara.

"Beneran?"

Tiara hanya mengangguk.

"Oke deh. Kita makan di Restoran Senja, ya?"

"Iya"

Mereka pun mulai menyantap makanan mereka masing-masing. Baru beberapa suap, Tiara sudah menutup kotak bekalnya, padahal makanan di dalamnya belum habis.

"Kok udah? Makanannya masih banyak loh aku liat" ucap Samuel yang tadi sempat memperhatikan Tiara.

"Aku udah kenyang"

"Yang bener? Baru sedikit loh makannya"

"Iya, tadi aku udah makan banyak di rumah, makanya kenyang" jawab Tiara.

"Ohh, gitu. Ya udah, aku lanjut makan dulu, ya?"

Tiara mengangguk dan menemani Samuel yang masih menyantap makanannya. Sebenarnya Tiara bukan kenyang, melainkan ia masih mual dan tidak ada nafsu untuk makan.

Di belakang mereka makan, terdapat Ziva yang sedang makan bersama teman-temannya. Ia mendengar semua obrolan Samuel dan Tiara. Dia memang sengaja.

"Oh, mereka mau makan malam?" batinnya sambil tersenyum sinis.

---

Malam hari pun tiba. Setelah selesai bersiap-siap, Tiara turun ke bawah dan melihat kakaknya yang sepertinya juga akan pergi.

"Loh, Tiara, kamu mau ke mana?" tanya Lyodra.

"Aku mau pergi sama Sam. Kakak mau ke mana?" tanya Tiara balik.

"Kakak mau kumpul sama temen-temen. Emangnya kamu mau pergi ke mana?"

"Ke Restoran Senja, mau makan malam sama Sam"

"Ya udah, kalo gitu bareng kakak aja, satu jalur kok" tawar Lyodra.

"Nggak papa nih?"

"Nggak papa. Dari pada Sam bolak balik jemput kamu"

"Ya udah deh"

Lyodra pun mengantar Tiara ke Restoran Senja tempat Tiara dan Samuel akan makan malam.

"Nanti pulangnya mau kakak jemput?" tanya Lyodra sebelum adiknya keluar dari mobil.

"Nggak usah deh. Bareng Sam aja"

"Ya udah, hati-hati, ya"

"Iya, kak. Kakak juga hati-hati"

Tiara pun keluar dari mobilnya dan memasuki restoran. Ia mencari tempat yang kosong dan menduduki tempat tersebut. Tak lupa ia menghubungi Samuel untuk memberitahu bahwa dirinya sudah berada di restoran.

"Halo, Ti" sapa Samuel di seberang sana.

"Halo, kamu di mana?"

"Ini udah mau jalan kok. Aku jemput sekarang ya?" jawabnya.

"Oh ya, kamu nggak usah jemput aku, aku udah di restorannya, barusan dianter sama kak Lyodra"

"Loh, udah di sana? Oke, aku jalan sekarang, tunggu, ya"

"Iya" Tiara pun mengakhiri panggilannya.

Setelah mendapat kabar bahwa Tiara sudah berada di restorannya, Samuel langsung bergegas mengambil kunci mobilnya dan menuju ke garasi sambil bergerutu kesal.

"Ngapain sih pake dianter segala. Kan, jadi nggak romantis, masa ceweknya yang nunggu cowoknya" ucapnya kesal.

Baru saja masuk ke dalam mobil, Samuel mendapatkan telepon dari seseorang. Ia membaca nama orang tersebut sebelum mengangkatnya.

"Ziva?"

Ya, Ziva lah yang menelponnya saat ini. Samuel pun mengangkat telponnya.

NEXT??

Instagram & TikTok: wp_indonesianidol

Bahagiyaku (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang