Instagram & TikTok: @wp_indonesianidol
***
Tiara dan Ziva sudah berdiri di tengah panggung. Mereka melakukan tos sebelum beradu skill dance mereka. Para siswa-siswi yang sedang menonton mereka pun bersorak dan bertepuk tangan. Ziva tersenyum sinis, berbeda dengan Tiara yang tatapannya kosong.
Musik pun dimulai dan Ziva sudah siap untuk menampilkan gerakannya. Tiara pun menuju ke pinggir panggung untuk menunggu gilirannya dengan Ziva. Tubuh Tiara gemetar, sakit kepalanya masih ia rasakan dan semakin menjadi-jadi.
Setelah Ziva selesai dan menuju ke pinggir panggung, Tiara pun berjalan ke tengah panggung dengan lesu tetapi ia tetap tersenyum sinis kepada Ziva dan mulai bergerak lincah yang mendapatkan sorakan dari para siswa-siswi.
Saat sedang bergerak, Tiara tiba-tiba memegang kepalanya dan hampir saja terjatuh, berdirinya sudah tidak seimbang. Ziva yang melihatnya pun langsung menghampiri Tiara dengan gaya dan senyuman sinisnya agar penonton tidak curiga. Ziva memegang pundak Tiara dan berjalan berputar mengelilingi tubuh Tiara.
"Muka lo pucat" bisik Ziva pelan tepat di telinga Tiara.
"Kalo lo nggak kuat, turun sekarang!"
Nafas Tiara tiba-tiba sesak. Pandangannya mulai kabur. Menyadari Tiara yang semakin lemas, Ziva pun mengajaknya untuk meninggalkan panggung.
"Kita turun sekarang!" ucap Ziva masih berbisik.
Ziva pun berdiri di sebelah Tiara dan membungkukkan badannya ke arah penonton yang kembali mendapatkan sorakan dan tepuk tangan.
Baru saja Ziva akan menarik tangan Tiara, Tiara sudah lebih dulu tumbang dan tidak sadarkan diri di atas panggung. Mereka semua yang berada di sana terkejut dan panik. Begitu juga Samuel yang berdiri tepat di depan panggung.
"TIARA!" Samuel pun langsung melompat untuk menaiki panggung dan menghampiri Tiara.
Ia melihat wajah Tiara yang sangat pucat serta cairan merah yang mengalir di hidung gadis itu. Tubuhnya juga sangat lemas saat Samuel membawa kepala gadis itu ke pangkuannya.
"Tiara, bangun, Ti!" Samuel menepuk pipi Tiara, berharap gadis itu akan sadar.
"Tiara!!"
Tanpa menunggu lama lagi, Samuel langsung membopong tubuh Tiara dan membawanya turun dari atas panggung agar tidak menjadi tontonan di sana. Ia pun bergegas membawa Tiara ke rumah sakit.
---
Di rumah sakit sudah ada Lyodra, Samuel, Ziva, Tama, Nuca, Mahalini, dan Keisya. Mereka dikabari oleh Samuel bahwa Tiara masuk rumah sakit.
Tiara sedang di periksa oleh dokter di dalam ruang UGD. Semua yang menunggunya di ruang tunggu pun sangat cemas, terutama Lyodra, Samuel, dan Tama.
"Kenapa Tiara bisa kayak gini?" tanya Lyodra dengan air mata yang sudah mengalir sejak tadi.
"Aku juga nggak tau kak. Tadi dia lagi dance di panggung, terus tiba-tiba aja dia pingsan dan mimisan"
Tama yang mendengarnya pun terkejut. "Tiara, kenapa lo keras kepala sih?" batinnya.
"Kakak juga sebenarnya udah curiga sama dia dari kemarin. Setiap kakak ke kamarnya, kakak selalu nemu tisu yang udah ada darah di bawah kasurnya dan tempat sampah di kamarnya" jelas Lyodra.
"Kakak berusaha berpikir positif, tapi kakak nggak yakin" ucapnya sambil terisak. Mahalini dan Keisya duduk di sebelahnya dan mengusap punggung Lyodra agar lebih tenang.
"Emangnya kakak pikir apa?" tanya Ziva.
"Kakak berpikir, kalau Tiara itu sakit. Dulu ada dokter yang samperin dia, dia bilang kalo Tiara itu pasiennya dan Tiara udah lama nggak kontrol. Mulai dari situ kakak curiga, Tiara pasti menyembunyikan sesuatu"
"Kakak tenang aja, Tiara pasti baik-baik aja kok. Tiara pasti terlalu capek, makanya kayak gini" jawab Nuca.
"Tapi Tiara nggak pernah separah ini sebelumnya"
"Porsi makan dia juga sedikit belakangan ini, badannya kurus banget. Kakak juga sering nggak sengaja lihat dia lagi muntah di kamar mandi. Tapi kakak diam aja, karena kakak pikir dia cuma sakit biasa dan kakak kasi obat"
Lyodra mendongakkan kepalanya ke arah Samuel. "Sam," panggilnya. Samuel pun yang awalnya menunduk, langsung menoleh.
"Tiara, kan, selalu dekat sama kamu. Dia nggak ada sembunyiin apa-apa, kan? Apa kamu tau penyebab Tiara kayak gini karena apa?" tanya Lyodra penasaran.
"Nggak, kak, Tiara nggak pernah cerita apa-apa" jawab Samuel.
"Tapi Samuel juga sering kayak kakak. Nggak sengaja ngeliat Tiara mimisan dan muntah di toilet sekolah. Dia juga sekarang nggak pernah beli makanan di kantin, selalu bawa dari rumah, itu pun cuma sedikit dan nggak habis, tapi dia bilang udah kenyang"
Lyodra menghela napasnya. Kemudian ia menatap Tama yang diam sejak tadi. "Tama," panggilnya. Merasa namanya dipanggil, Tama pun menoleh.
"Kamu, kan, sahabatnya Tiara, kamu tau apa yang terjadi?" tanya Lyodra.
"Tam, gue mohon, jangan kasi tau tentang penyakit ini ke siapa pun. Gue nggak mau semuanya repot cuma karena gue. Tapi karena lo udah tau, gue mohon temani gue untuk berjuang, ya? Gue mau sembuh"
Ucapan Tiara itu tiba-tiba teringat dipikiran Tama. Tama tidak peduli, sudah saatnya orang-orang di sekitarnya tau, agar mereka juga bisa menjaga Tiara dan Tiara akan lebih semangat untuk berjuang melawan penyakitnya.
Namun, belum sempat Tama berbicara, Dokter Risa tiba-tiba keluar dari ruangan UGD. Tidak ada yang mengetahui bahwa dokter itu adalah bunda Tama.
"Dok, gimana keadaan adik saya?" tanya Lyodra yang langsung berdiri di hadapan dokter tersebut.
"Maaf, pasien harus dibawa ke ruangan ICU!" dua perawat terlihat langsung membuka pintu ruangan UGD lebar-lebar dan sebuah brankar keluar dari sana, memperlihatkan Tiara yang terbaring lemas di atas brankar tersebut.
Tiara pun langsung dibawa ke ruangan ICU. Lyodra, Samuel, dan yang lainnya pun mengikuti perawat-perawat tersebut. Kecuali Tama yang sedang menahan tangan bundanya.
"Bunda, Tiara nggak kenapa-napa, kan?" tanyanya.
"Kamu berdoa ya, sayang?" jawab Dokter Risa sambil mengelus wajah Tama. Kemudian ia berjalan cepat menuju ruangan ICU.
"Nggak! Tiara harus sembuh!"
"LO HARUS SEMBUH, TIARA!"
---
Lyodra, Samuel, Nuca, Mahalini, dan Keisya sedang duduk di kursi besi panjang yang berada di depan ruangan ICU. Lyodra menangis saat mengetahui bahwa Tiara harus dibawa ke ruangan ICU, yang artinya kondisi Tiara sangat parah.
Tak lama, Tama pun datang dan menghampiri Lyodra.
"Kak, sebenarnya ada sesuatu yang Tiara sembunyikan dari kalian" ucapnya yang langsung membuat mereka semua menatap Tama.
"Apa, Tam? Apa yang Tiara sembunyiin? Kasi tau sekarang!" jawab Lyodra dan langsung berdiri di hadapan Tama.
"Tiara.. Tiara sakit. Sakit parah"
Jawaban Tama sontak membuat mereka terkejut. Lyodra langsung lemas dan duduk di atas kursi, kemudian ia menangis di pelukan Mahalini.
"Tiara sakit apa?! JAWAB!!" Samuel mencengkram kerah baju Tama dan menariknya.
Tama menghela napasnya sebelum menjawab. "Leukemia stadium 3"
NEXT??
Instagram & TikTok: @wp_indonesianidol
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahagiyaku (SELESAI)
Ficção AdolescenteBanyak orang bilang, kalo masa SMA adalah masa yang paling indah. Tapi bagi aku, masa SMA adalah masa yang paling rumit. Masalah demi masalah aku dapatkan dimasa ini. Mulai dari pacar aku yang mengalami amnesia atau lupa ingatan. Dibenci oleh pasang...