Jangan lupa VOTE dan KOMEN yaa!!
Menuju ending :')
🥀🥀🥀
"Leukimia stadium 3"
Walaupun Tiara meminta Tama untuk merahasiakan penyakit yang dideritanya, namun, Tama tidak bisa menyembunyikannya lagi. Semua orang harus tau sekarang.
Dan sekarang Lyodra, Samuel, Nuca, Keisya, dan Mahalini mengetahui penyakit yang diderita oleh Tiara selama ini. Tentu mereka terkejut, terlebih lagi penyakit tersebut sudah sangat parah sampai mencapai stadium 3.
"Maaf, gue rahasiakan ini, karena ini permintaan dari Tiara sendiri" lanjut Tama. Suasana masih hening. Terdengar suara isakan tangis dari Lyodra dan juga teman-teman Tiara.
"LO JANGAN ASAL NGOMONG!! TIARA KUAT, DIA NGGAK MUNGKIN SAKIT!" Samuel kembali mencengkram dan menarik kerah baju Tama.
"Lo nggak percaya?" tanya Tama. Tama menunjuk ke arah pintu ruangan ICU. "Dokter yang sedang berjuang menyelamatkan cewek lo yang juga berjuang itu adalah Bunda gue"
"Terserah lo mau percaya atau nggak, yang jelas gue udah kasi tau ke lo dan yang lainnya" lanjutnya.
Samuel diam sejenak, kemudian ia mendorong Tama hingga punggung laki-laki itu terbentur dinding rumah sakit.
Samuel memukul dinding rumah sakit itu berkali-kali. Ia ikut menangis dan frustasi. Kekasih macam apa dia, yang tidak mengetahui penyakit yang diderita ceweknya selama ini? Pikirnya.
"Kenapa Tiara minta ini dirahasiain? Seharusnya kita semua tau!" sahut Nuca.
"Simpel. Dia cuma nggak mau kalian repot dan sedih karena dia" jawab Tama singkat dan sepertinya sudah cukup jelas.
"Gue gagal jaga adik gue sendiri! Gue nggak becus jagain dia!" ucap Lyodra sambil terisak diantara Keisya dan Mahalini.
"Sebenarnya gue juga tau tentang penyakit Tiara" sahut Ziva yang berdiri di samping kursi besi yang ada di depan ruang ICU dan semua langsung menatapnya.
"Gue pernah temuin surat pemeriksaannya jatuh di lorong sekolah, gue kira surat biasa, makanya gue baca. Disitu gue kaget dan nggak nyangka, ternyata isi dari surat itu adalah diagnosa Tiara saat menderita leukimia stadium 1" jelas Ziva.
"Tiara juga minta sama gue untuk rahasiain penyakitnya ini. Alasannya sama, dia nggak mau buat kalian repot dan sedih" lanjutnya.
"Lo yang ajak dia untuk battle dance, kan?" tanya Samuel dengan wajahnya yang memerah dan matanya yang masih berkaca-kaca sambil berjalan mendekati Ziva. Gadis itu hanya mengangguk menanggapinya,
"LO TAU KALO DIA SAKIT, TAPI KENAPA LO AJAK DIA BATTLE?" bentak Samuel dengan wajah marahnya. Ziva menundukkan kepalanya karena takut, Samuel benar-benar marah.
"LO MAU BUAT DIA TAMBAH PARAH, HAH?! LO HARUSNYA MIKIR!!" Ziva mulai mengeluarkan air matanya.
"GUE TAU LO NGGAK PERNAH AKUR SAMA TIARA, TAPI NGGAK GINI CARANYA BALAS DENDAM!!"
"Gu–gue ajak dia dengan maksud baik" jawab Ziva terbata-bata sambil terisak.
"APA YANG BAIK?!"
"Gue bilang sama dia, kalo dia menang, gue bakalan simpan rahasianya dan bakalan temenin dia berobat, tapi kalo dia kalah, gue bakalan bongkar rahasia itu, terutama ke lo, supaya lo tau dan lo yang temenin dia untuk berobat" jelas Ziva sambil masih menundukkan kepalanya. Ia takut untuk menatap Samuel.
"NGGAK GITU CARANYA, ZIVA! KALO LO NIAT TEMENIN DIA BEROBAT, YA UDAH LANGSUNG AJA LO TEMENIN, NGGAK USAH PAKE TANTANGAN BEGINI!!"
"LO BODOH!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahagiyaku (SELESAI)
Teen FictionBanyak orang bilang, kalo masa SMA adalah masa yang paling indah. Tapi bagi aku, masa SMA adalah masa yang paling rumit. Masalah demi masalah aku dapatkan dimasa ini. Mulai dari pacar aku yang mengalami amnesia atau lupa ingatan. Dibenci oleh pasang...