BODOH!

26 3 0
                                    

Lea baru saja selesai beberes, cukup lama dirinya menangis dan belum membereskan kekacauan yang dia buat di dapur tadi.

Lea memandang lengannya yang terdapat banyak luka, lalu melihat kakinya yang juga terluka.

"Bodoh." Lea memandang pantulan dirinya dicermin, lalu mencecar pantulan itu dengan kata 'Bodoh'

Dia memiliki kelainan langka, dimana dirinya baru menyadari itu saat sudah beranjak Remaja, dia tak bisa merasakan sakit, jadi apabila terluka, Lea tak akan merasakan apapun.

Bergitupula kejadian saat dirinya terjatuh dikejar orang tidak jelas, dia tak merasakan apapun, dan Arkan panik melihat lututnya yang terluka, Lea tak mau Arkan mengetahui keanehannya, dia pun berpura-pura kesakitan saat itu.

Lea hanya memandang luka itu, lalu melangkah untuk merapihkan semua kekacauan yang dibuatnya.

***

"Lo dapet darimana fotonya?"

Arkan berkata pada Bimo yang tengah terduduk sembari merokok.

"Dapet dari Devon, dia mau laporan nemu Lea di Blue Club's, kayanya tu anak lagi mabok, jadi ngirimnya ke gue."

"Cowok yang sama mereka difoto itu siapa?"

"Oh itu, Zero sama Cleo. Kata Devon, Lea lagi nemenin Mita sama Selyn mabok, disana Lea gaada minum sedikitpun, terus pas Devon masuk, nemu mereka, jadi gabung gitu kursinya."

"Yang rangkul Lea?"

"Ha? Mana ada yang berani rangkul target lo."

Arkan memandang Bimo, seperti "Gue galagi mau becanda."

"Iya-iya santai, itu keknya naruh tangan diatas senderan sofa deh. Cuma karena motonya dari depan, jadi keliatan nerangkul."

"Zero-kan baru aja jadian sama Selyn, berapa hari gitu, terus Cleo lagi FWBan ama Mita."

Arkan mengusap kasar mukanya.

"Lo serius dia gaminum?"

"Iya, kalo lo nyium bau alkohol dibadannya, maklumin aja, dia tuh yang bopong Mita. Cleo mana bisa diandelin kalo lagi mabok, Devon juga gitu."

Bolehkan Arkan marah pada dirinya sendiri?

"Ah iya, Devon nanya si Lea kenapa ga minum. Katanya ada janji sama lo, emang iya?"

Masalah yang benar-benar sepele menjadi sangat besar karena moodnya semalam, pikir Arkan.

Bahkan dirinya belum sempat menjelaskan pada Lea tentang perkataannya ditelfon kemarin saat bersama Queen.

Arkan mengusap kasar mukanya.

"Kenapa lo."

Lea pasti akan memaafkannya kalau dia datang dan meminta maaf, hanya saja Arkan tak tega. Dia pikir dirinya sudah begitu jahat, tak memakan sarapan yang dibuat Lea, dan malah pergi begitu saja, dengan marah-marah pula.

"I made a mistake."

"Kebiasaan lo itu langsung emosi tanpa tau penjelasannya kek mana."

Arkan mengakui itu, sepertinya dia masih tidak bisa mengontrol emosinya.

"Kalo ada apa-apa itu tanyain itu, baru lo bisa judge kekmananya. Kaga bisa lo baru liat palanya main bilang sebadan itu kotor."

"Sono gih minta maaf. Inget ya, lo seharusnya datengin dia buat minta maaf atas apa yang lo omongin sama Queen. Bukan dia yang harus maklumin semua keanehan lo."

Arkan masih diam, "Ga sekarang, gue tau gue pasti bakal dimaafin kalo gue minta maaf sekarang."

"I know that. Lea baik banget, gue sampe ga habis pikir sama tu anak."

"Kata Cleo, Selyn pas lagi mabuk ada nyumpahin lo, karena lo ganti nomer ga ngasi tau sahabatnya, Lea."

Iya, Arkan ingat jika dirinya kehilangan nomor Lea dan juga dirinya belum memberikan nomor barunya.

"Bukannya dia kalo punya perasaan sama gue, dia bakal nyari tau sendiri masalah nomer gue? Tapi ini, dia gaada sama sekali berusaha, gue juga gamau ya perasaan gue sepihak."

Dia orang dengan kadar kebodohan yang cukup tinggi.

ARIELLEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang