PLASTIK YANG TERTUKAR

15 3 0
                                    

Bimo melangkah keluar dari salah satu minimarket yang dekat dengan basecamp mereka, dia membeli makanan ringan dan juga beberapa rokok untuk kawan-kawannya.

Saat melewati sebuah taman yang dekat dengan mini market itu, Bimo memicingkan matanya, seperti mengenal perempuan berpiyama dengan rambut acak-acakan itu.

"Woi cewe piyama."

Bimo melangkah mendekati gadis dengan piyama yang tengah asik dengan eskrimnya.

"Lo kesini?"

Gadis itu melihat Bimo yang baru datang, lalu menggeser barangnya agar Bimo dapat duduk.

"Udah lama gue galiat lo disuruh-suruh Arkan lagi."

"Hmm."

Hanya balasan itu yang didapatkan Bimo dari Lea.

Bimo tau Arkan masih menyukai Lea, gadis ini cukup unik untuk dikategorikan anak SMA akhir.

Lihat saja dirinya saat ini, bermaju piyama dengan memakan eskrim dan tak lupa sendal jepit rumahannya.

"Jauh banget lo mainnya."

Lea menoleh untuk melihat Bimo yang berbicara padanya.

"Lagi pengen aja."

Bimo menganggukkan kepalanya, "Gue balik dulu ya." tak lupa Ia meraih plastik belanjaan yang tadi ditaruhnya.

"Oke."

Sepeninggalan Bimo, Lea ingin memakan kembali eskrimnya.

"Rokok?" gumam Lea dan mengingat tadi Bimo pasti membawa plastik belanjaan, yang kemungkinan itu miliknya.

"Haduh, disanakan ada obat sama pembalut gue." Lea dengan cepat meraih barang yang berada di kursi, dan pergi.

"Hallo Sel."

"Ituu, Minta tolong dong tanyain Zero, si Bimo lagi di basecamp atau rumahnya?"

"Iyaa itu aja, makasi ya."

Lea bingung akan mengantarkan rokok kemana, dia sebenarnya tak tau rumah Bimo, tapi seingatnya disini ada jalan pintas menuju basecamp.

Setelah membaca pesan yang dikirimkan Selyn, Lea melangkah menuju jalan pintas yang dimaksudnya tadi, untuk menuju basecamp.

"Udah gila tu anak, nuker pembalut gue pake rokok."

Dia tak berhenti bergumam disepanjang jalannya.

***

"Akhirnya dateng juga lo, sepet nih mulut gue." Devon meraih keresek yang dibawa Bimo, dan terkejut saat membuka isinya.

"Lo mens?"

"Emang gue cowo, lo sinting ya?" balas Bimo yang baru duduk disofa.

"Bukan goblok. Lo kok bisa bawa pembalut, sama perban gini?"

"Ha? Jan ngadi-ngadi deh lo, itu rokok ya." setelahnya Devon mengeluarkan pembalut, dan perban, dengan cepat Bimo meraihnya lalu menaruh kembali ke plastik itu.

"Ya gagitu dong caranya." dia memarahi Devon atas perilakunya.

"Lo punya cewe?" Arkan bersuara saat melihat Bimo yang merupakan jomblo ngenes karena diselingkuhi pacar terakhirnya, membeli sebuah pembalut wanita.

"Bukan, ini punya cewe tadi gue ketemu ditaman."

"Oh, tuker gih."

Bimo memandang Arkan yang baru saja berbicara, lalu dia melangkah mendekati lelaki itu, dan berbisik sesuatu, membuat Arkan bangkit dari duduknya, dan membawa plastik itu.

"Ini tuh punya Lea, gue ketemu dia ditaman."

***

Langkah Lea terhenti digerbang basecamp, dia bingung apakah dirinya akan masuk atau menaruh rokok ini diluar gerbang saja, dan membeli pembalut baru.

Pasti pembalutnya juga sudah dipamerkan didepan para anggota gengs mereka.

Lea mencantolkan plastik itu,lalu berbalik arah dan pergi meninggalkan basecamp ini.

***

Arkan keluar dari basecamp dengan sedikit bahagia, beberapa hari kemarin itu libur sekolah, dirinya juga tak bertemu Lea dirumah abang, dan tak berani mendatangi apartment Lea, dia takut akan teringat teragedi dirinya mendingi Lea dan tak memakan sarapan buatan gadis itu.

Saat membuka gerbang, Arkan melihat sebuah plastik belanjaan didepan pintunya, dan meraihnya.

Plastik itu berisikan camilan dan rokok yang dibeli Bimo, yang artinya Lea tadi sempat kesini.

Arkan berbalik arah dengan bahu lemasnya menunju basecamp.

"Cepet banget lo baliknya."

Arkan mendekati meja dan menaruh plastik belanjaan berisikan rokok dan camilan milik teman-temannya, lalu melangkah untuk meraih jaket dan kunci motornya.

ARIELLEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang