ARKAN

20 3 0
                                    

Drrrtttt... drrtttt...

Ponsel Arkan berdering, lalu menampilkan muka malas.

"Siape?" tanya Cleo kepo, saat melihat muka masam kawannya itu.

"Queen."

Bimo dan Cleo terlihat membeo, berbeda dengan Zero yang memandang aneh, mengapa memasang muka seperti itu?

"Iya, Queen?"

"Where are you beib?"

Bimo dan Cleo memasang muka ingin muntahnya, sembari mengejek Arkan.

"Dikampus Zero, kenapa?" Arkan memasang muka ingin menampol kedua kawannya yang mengejek ini.

"Kamu bolos lagi ya?"

"Hmm."

"Perhatian." Bisik Bimo.

"I miss you so bad, sekolah boring kalo gaada Arkan."

"Me too." dirinya hanya mengiyakan Queen saja, agar cepat selesai percakapan mereka.

Nyatanya, itu semua langkah yang tidak baik.

"LEA."

Suara yang membuat Bimo, Cleo dan Juga Zero mengangkat muka tegang mereka.

Apakah sedari tadi semua ucapan Arkan didengar oleh Lea.

Arkan langsung mematikan sambungan telfonnya, dan bangkit dari duduk.

"Kemana lo?" tanya Zero, saat melihat kepanikan Arkan.

"Mau jelasin ke Lea sebelum dia salah paham."

"Gue rasa sih, udah telat."

Arkan menatap Cleo seperti, 'Nanti gue urus lo belakangan.'

***

"Kok lo bisa ngenal Amy?"

Lea, Mita berada dirumah Selyn, mereka tengah asik berehat ria dikamar Selyn.

"Lo gatau dia?" balas Selyn.

"Ngga, emang dia siapa?"

"Iyaya, lo dulu lagi bucin-bucinnya ama Rey, gue maklumin."

"Dia, cewe yang pen masuk Reix ituloh."

Lea sedikit berpikir, "Yang lo bilang, lo ngebully dia habis-habisan itu?"

"Iyalah, gimana ga dibully. Dia masuk Reix cuma buat carper ke cowo-cowo, bukan karena dia pure pengen gabung dari hati."

Lea menganggukkan kepalanya.

"Lo tadi lagi ngapain sama dia?"

"Pertama-tama, gue memohon kepada lo berdua buat engga buat onar."

"Oke." jawab Selyn dan Mita kompak.

"Mereka kang bully disekolah yang gue masukkin."

Mita dan Selyn memandang Lea seperti, 'orang lemah mana yang takut pada orang selemah mereka?'

"Serius?"

"Hmm."

"Terus lo tadi mau dibully mereka?"

"Cewe yang tadi namanya Queen, itu pacar Arkan."

"Tau darimana lo? Suudzon doang bisanya." Selyn membalas seperti itu, karena dia merupakan Arkan Lea garis kerad.

"Arkan ganti nomer, gue udah nanya ke anak tongkrongannya, kata mereka nomer Arkan cuma boleh dikasi kesesama tongkrongan aja. Dan cewe itu punya nomer Arkan."

"Lo yakin itu Arkan?"

"Gue kenal suara dia, lo lupa gue dibudakin hampir tiga bulan sama dia?"

"Bisa aja itu suara cowo lain, iyakan Mit?"

"Hmm, bisa aja sih. Soalnya kalo ditelfon suara orang itu sering mirip-mirip."

"Cewe itu manggil nama Arkan, dan say I miss you so bad, dan lo tau jawaban Arkan? Me too."

"Mampus ga lo dengernya." Lea berkata dengan raut muka sok tegar, padahal hatinya kacau.

***

Arkan sudah tak tau harus mencari Lea kemana, maka dari itu dia kini tengah berada didepan pintu apartment Lea.

Sudah beberapa kali memencet bell, dan tak kunjung dibukakan pintu, Arkan lalu meletakkan ibujarinya, untuk menscan fingerpritnya.

"Le." Arkan memanggil Lea sembari melangkah memasuki ruangan ini.

"Dia belum balik." gumam Arkan sembari mengecek jam ditangannya, sudah hampir malam dan Lea belum balik.

Dirinya tadi mengecek sekolah, dan gerbang sudah dikunci, lalu mengecek rooftop cafe, setelah itu mendatangi cafe tempat Lea bekerja dan terakhir dirinya mencari kerumah Abang Lea, tapi nihil, dia tak menemukan siapapun.

Arkan sepertinya akan berhenti disini, Lea pasti akan pulang.

ARIELLEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang