ARIELLEA

621 12 0
                                    

Drrtt...Drrtt...

Getaran ponsel membuat gadis yang kerap disapa Lea itu terbangun dari tidurnya.

"Hal—"

"Lo kenapa bisa pindah sekolah anji**, gamau tau sekarang lo jemput gue sama Mita, kita mabuk berat."

Lea mengecek kembali caller ID yang tertera diponselnya, tanpa nama.

"Selyn?"

"Gue sama Mita ditempet biasa, sini lo anji**."

"Bisa-bisanya lo pindah sekolah tanpa kita."

Lea memejamkan matanya, jam berapa ini?

Lea melirik jam dinding dikamarnya, pukul 1 dini hari, dan kedua kawannya tengah mabuk tanpa memberitahunya.

"Gue kesana." ucapnya, lalu mematikan sambungan telfon dan beranjak meraih kunci mobilnya tanpa berminat mengganti piyama.

***

Arkan tengah terduduk bersama keempat temannya, seperti biasa, malam minggu dihari libur panjang digunakannya untuk bersenang-senang sembari mencari hiburan.

Blue Club's merupakan club malam yang dinaungi oleh keluarga Arkan, saham club yang tersebar se-Indonesia ini sebagian besar milik keluarganya, itu mengapa dirinya sejak mengenal club malam, dapat dengan bebas memasuki club yang satu ini.

"Woih."

Bimo, kawan Arkan terkejut saat ponsel yang dipegang Arkan itu dirampas oleh seorang gadis yang sepertinya tengah mabuk berat.

"Ish, angkat dong!" gerutu gadis frustasi itu sembari menaruh ponsel Arkan ditelinganya.

Bimo, Devon, Cleo, Raka yang melihat itu hanya meringis takut.

Sedangkan Arkan memandang seperti ingin melenyapkan gadis kurang ajar itu.

Ponsel Arkan adalah barang sakral yang tak boleh disentuh siapapun, termasuk pacar Arkan sebelumnya ataupun yang akan menjadi pacar Arkan.

Dan kini, ada dua orang gadis mabuk yang satunya dengan berani menggunakan ponsel Arkan untuk menelfon jemputan?

"Makasi...makasiii." ucap gadis itu yang entah bernama siapa.

Mereka tau gadis yang benar-benar mabuk itu bernama Mita, gadis yang menelfon menyebutnya seperti itu.

Hweekkkk...

Mata teman semeja Arkan langsung melotot saat melihat gadis itu muntah dan mengenai sepatu Arkan, apa yang dimimpikan lelaki itu kemarin malam? Sampai dia bisa sesial ini.

"Mit, lo beneran dikit mabuknya." ucap gadis itu sembari membenarkan posisi temannya yang terlalu mabuk.

"Maafin temen gue, dia gabisa minum."

***

Jarak club yang tak terlalu jauh dari apartment, membuat Lea kini tengah berada diparkiran untuk menuju lobby club.

Disaat orang lain diperiksa untuk memasuki club ini, Lea hanya perlu memperlihatkan stiker yang tertempel di kunci mobilnya, lalu masuk begitu saja.

"Nyusahin banget jadi temen." gerutu Lea sembari mencari kedua kawannya itu.

Lea akhirnya menemukan kedua kawannya di ruang VVIP, dimana ruangan ini berbeda dengan ruangan club lainnya.

"Lo kalo pada gabisa minum, gausah nekat deh." ucap Lea saat sudah berada cukup dekat dari kedua temannya.

"Lo jahat banget sama gue. Masa lo ninggalin gue sama Selyn. Lo gaboleh pindah sekolah."

"Misi, temen lo barusan aja muntahin temen gue." ucap Bimo, membuat Lea meredam amarahnya.

Ia sudah sangat ingin membenturkan kedua kepala kawannya ini, agar dapat kembali normal, kini dirinya bukan hanya ingin membenturkan saja, malah semakin ingin mencincang kedua temannya.

"Sorry banget, temen gue gabisa minum." ucap Lea sembari memandang Bimo yang tadi berbicara.

"Gue bawa temen gue keluar dulu, urusan yang tadi entar dilanjutinnya ya, sorry banget." Lea berkata sembari merundukkan kepalanya berulang kali.

Lea juga tak henti-hentinya meminta maaf atas tindakan gila kedua kawannya ini.

"Perlu gue bantu bawa keluarnya?"

Ucapan Arkan membuat keempat kawannya memandang takjub.

"Boleh, maaf banget temen gue udah rusuh kekalian." ucap Lea kembali, lalu memapah Selyn dan Arkan memapah Mita, diikuti keempat kawannya yang juga ikut keluar.

Sesampainya diparkiran, Lea dan Arkan sudah memasukkan Selyn dan juga Mita dikursi penumpang mobil Lea.

"Maaf banget temen rada rusuh kalo mabuk." ucap Lea dihadapan kelima cowok itu.

"Iya rusuh banget, temen lo minjem hape Arkan buat nelfon, udah gitu malah muntahin sepatu kesayangan Arkan." ucap Cleo sembari menunjuk Arkan.

Lea yang mendengarnya, langsung mendekati orang yang paling terdzolimi itu.

"Maaf banget ya, gue gantiin sepatu sama pulsa lo aja gimana?"

"Lo pikir gue gapunya duit?"

"Bukan, bukan gitu maksud gue."

"Iya gue tau, lo mau gue maafin kan?"

"Iyaa, itu."

"Besok aja gue mikir mau maafinnya kaya gimana, udah malem temen lo dibawa aja dulu." setelah mengucapkan itu, Arkan berbalik hendak menuju kendaraannya, malam yang tenang sudah rusak dan tak ada mood untuk kembali bersenang-senang.

Disatu sisi, Lea sangat ingin membakar mobil ini agar kedua kawannya musnah. Itu hanya keinginan yang tak akan dia lakukan.

ARIELLEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang