FLASHBACK (1.2)

23 2 0
                                    

"Lo bisa masak juga ternyata." puji Arkan sembari menikmati masakan Lea.

"Lo mau gue buatin bekel tiap pagi?" tawar Lea, membuat Arkan menaikkan sebelah alisnya.

"Gadeh."

"Yah, kok gitu. Dulu Rey... gajadi deh." Lea menghentikan ceritanya, saat mengingat dirinya belum terlalu akrab dengan Arkan.

"Reymon?"

"Ha?" Lea cukup terkejut saat Arkan menyebut nama yang tadi hampir disebutnya.

"Dulu Reymon suka lo bekelin?"

Lea kembali terdiam, sembari merunduk hanya memandangi piring sajinya.

"Kenapa lo? Bisu?"

"Gapapa."

"Kebisaan cewe."

***

"Lo belum tidur?" ucap Lea pada Arkan yang berada disofa depan televisi.

Lea yang hanya mengeluarkan kepalanya saja dari pintu membuat Arkan sedikit tersenyum, lucu.

"Bisa nyalain lampunya ga?" Lea bertanya pada Arkan, karena ruangan ini cukup gelap hanya ada cahaya dari televisi saja.

"Sini, lo aman sama gue."

Entah mengapa, Lea selalu percaya perkataan Arkan. Memang dirinya selalu merasa aman dan nyaman saat berada didekat lelaki ini.

Lea keluar dengan bantal bulat yang menutupi dadanya, dan Arkan tau arti dari hal itu.

Arkan hanya menarik nafas panjang, malam yang cukup berat.

Lea mengambil duduk tepat disebelahnya, bahkan kaki mereka saling menyentuh.

"Kenapa?" tanya Arkan saat Lea meliriknya.

"Gue beneran bakal aman kan?"

"Gimana ga hampir diperkosa, lo aja kelakukannya kaya gini."

Ucapan Arkan membuat Lea memandang seranm lelaki itu.

"Lo tau darimana?"

"Zero."

"Apa aja yang diceritain dia?"

"Peristiwa lo sama Rey."

"Selain itu?"

"Itu aja sih, kenapa? Takut banget kayanya lo, sante aja sama gue mah. Ga doyan cewe tepos."

"Syukur deh."

Lea bangkit dari duduknya, lalu melangkah memasuki kamarnya.

"Lo percaya sama gue, ga semua laki-laki itu sama. Selagi lo ada disamping gue, lo bakal aman. Gue jamin."

"Makasi."

***

Arkan menonton televisi sembari memikirkan pertemuan pertama dirinya dengan Lea.

Saat itu Arkan tengah terlambat untuk menuju sekolah, lampu lalu lintas berwarna merah, membuat dirinya menggerutu sangat marah.

Pandangan Arkan teralihkan pada seorang gadis berseragam SMA yang keluar dari mobil, lalu melangkah disamping seorang nenek bertongkat.

Lampu lalu lintas sudah hijau, gadis itu masih melangkah sejajar disamping nenek tersebut, dengan lirikan yang cukup tajam kearah pengemudi mobil yang terus menekan klaksonnya.

Seketika mood Arkan sedikit membaik.

"Unik."

Arkan menikmati pemandang itu, sembari memperhatikan setiap langkah gadis itu dengan nenek yang dibantunya dalam diam.

Sejak saat itu Arkan sangat ingin bertemu lagi dengan gadis unik itu.

Hingga akhirnya insiden diclub malam, membuatnya bertemu lagi dengan gadis unik itu.

Gadis itu dengan piyama panjang, datang ke club malam.

Lucu bukan?

Arkan menyukainya.

Karena dia, kini Arkan tau bahwa orang baik itu memang ada.

Buktinya saja Lea, gadis itu tak pernah menolak permintaan tolong seseorang, walaupun kadang meminta tolong dengan kasar, seperti dirinya.

Lea juga cukup polos, dan apa adanya.

Arkan menyukai hampir semua hal yang ada pada diri Lea sejak hari itu, dan detik ini, semakin dalam mengenal Lea, membuatnya semakin ingin melindugi gadis itu.

ARIELLEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang