ANGGOTA REIX

18 3 0
                                    

Lea datang kesekolah mengenakan kaus kaki dibawah lutut, dan juga sweater oversized. Luka tempo hari masih membekas dikakinya cukup banyak, begitu juga dengan luka dilengannya.

Lea memasuki sekolah melewati lapangan, dipagi seperti ini ada beberapa murid putra yang tengah bermain basket, sekedar berolahraga pagi.

Dikarenakan Lea melangkah sembari merunduk, dirinya tak sengaja menabrak seseorang, yang membuatnya mengucap maaf berulang kali.

"Iya gapapa kok."

"Lo Lea kan?" pertanyaan itu membuat Lea menaikkan pandangannya.

"Iya."

"Gue Satya, murid kelas XI IPA 1."

Lea menanggukkan kepalanya, "Maaf tadi gue jalannya nunduk."

"Iya gapapa." Ucap Satya sembari tersenyum, lalu Lea melanjutkan langkahnya.

***

Pagi ini Arkan sudah berada disekolah, sedang terduduk diujung lapangan, tak berselang lama, seorang gadis yang dikenalinya datang, dengan seragam sekolah dibalut sweater dan kaos kaki cukup panjang.

Gadis itu hanya jalan merunduk, dan menabrak Satya.

Arkan melihat Lea sepertinya berkata maaf, sembari tetap merunduk, setelahnya Lea mengangkat pandangannya, dan melangkah meninggalkan Satya.

"Dia itu setia banget Kan. Gue kan udah bilang, dia dulu diselingkuhin Reymon, tiap hari. Cuma karena perasaan dia ke Reymon besar banget, mangkanya dia iya-iya aja."

Di teringat perkataan Zero, hanya dia tak tau apakah Lea memiliki perasaan padanya, atau Lea kini tengah tak menyukai siapapun.

***

"Kemana aja lo? Hibernasi?" Cleo mengejek Arkan yang baru saja terduduk dibangku kantin.

"Gue bolos sama lo ya, babi."

Cleo tersenyum, lalu melanjutkan makannya.

"Kemarin ada cewe kesini mau minta nomer lo." ucap salah seorang teman Arkan.

"Siapa?" tanya Arkan penasaran.

"Gatau, gue ga tanya namanya. Tapi cantik lah, Queen bisa lewat."

"Terus lo kasi?" tanya Arkan sembari meraih piring makanan yang baru diantarkan oleh staff dikantin ini, sebelumnya Ia sudah berucap terimakasi.

"Kaga lah, kita mana mau digebukkin lo. Pan kata lo gaboleh kasi tau siapa-siapa tanpa kehendak lo."

"Tuh, yang itu cewenya." tunjuk salah seorang teman Arkan, yang membuat Bimo dan Cleo menoleh kebelakang mereka, begitu juga Arkan, karena dia membelakangi pintu masuk kantin.

"Lea?"

"Weh lo belum ngasi nomer lo ke Lea?" Cleo berkata sembari menunjuk Arkan dengan garpunya.

"Gue denger dari Amy, dia itu anggota cewenya Reix."

Bimo, Cleo memandang Arkan yang terlihat tidak terkejut, berbeda dengan mereka berdua.

"Lo serius?" tanya Bimo.

"Iya, soalnya Amy kemarinan ketemu sama cewe yang ngeospek dia buat masuk Reix, tapi dia ga lulus katanya."

"Weow, mantap kalilah. Siapa?"

"Katanya sahabatnya tu cewe."

Bimo menandang Cleo, habis lah dia kalau macam-macam dengan Selyn.

"Lo udah tau Ar?"

Arkan mengangguk, lalu kembali melanjutkan makannya.

***

Lea baru saja memasuki kantin sekolah, dia merasa kabar bahwa dirinya anggota Reix sudah menyebar disekolah ini, karena pandangan mereka yang terlihat takut padanya.

"Mba, soto dagingnya satu ya."

"Lea." panggilan itu membuat Lea memandang seseorang yang tengah duduk dibangkunya, sembari melambaikan tangan.

Lea mengitari pandangannya dan menemukan bangku kosong, dirinya langsung melangkah mendekati bangku itu, berdekatan dengan bangku yang banyak diisi murid putra.

Lea duduk disana dengan pandangan yang hanya terfokus pada makanannya saja.

"Hai."

Lea memandang lelaki yang tanpa izin duduk dihadapannya.

"Gue Satya."

Lea tak menjawab karena dirinya sedang makan.

"Lo kok diem aja, gue ganggu ya?"

Lea menganggukkan kepalanya, membuat bisik-bisik dimeja sebelah terdengar seperti tertawa yang mengejek.

Lelaki itu bangkit dari duduknya, dan Lea tak perduli.

***

"Itutu cewenya." bisik teman Arkan, membuat mereka menoleh, dan mendapati Lea terduduk disamping Arkan hanya berbeda meja.

Arkan memandangi gadis itu dengan perasaan cukup aneh, apa dia tidak merasa kepanasan mengenakan sweater sejak tadi pagi?

Arkan dan teman-temannya memandang Satya yang baru terduduk dihadapan Lea.

Lelaki itu terdengar berbicara dan dihiraukan begitu saja.

"Gue dengernya dia cuek sih." ucap salah seorang teman Arkan dimeja ini.

ARIELLEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang