LEA

9 3 0
                                    

"Arkan!"

Teriakkan itu membuat seisi meja -tempat Arkan dan kawan-kawannya,- menoleh kearah sumber suara.

Disana ada Queen, mantan Arkan yang masih menggeleyot ingin digaruk hingga detik ini.

Fyi, Arkan dan Queen berpacaran saat SMP, hanya 3 bulan saja mereka menjalin kasih. Lalu Arkan berpacaran tak lebih dari sebulan dengan mantannya yang lain, karena Queen selalu menggeleyoti Arkan.

"Ish, aku kangen banget sama kamu. Kita gaketemu hampir seminggu." Queen sudah berada didekat meja Arkan.

"Apasih lo, pen banget di kangenin balik Arkan." ujar Bimo, membuat Queen mendelik kesal.

"Sewot banget sih lo Bim, iri ya?"

"Iri? Sama cewe kaya lo? Lebih baik cewe gue kemana-mana." ucapan Bimo menusuk tepat sasaran.

"Aku denger kemarinan si Lea-Lea itu nanyain nomer kamu, ada hubungan apa sama dia?"

"Bukan urusan lo." jawab Arkan sembari tetap menikmati makanannya.

Ngomong-ngomong, Lea hari ini sama sekali tak terlihat sejak pagi, hingga detik ini. Nomor gadis itu juga tidak dapat dihubungi.

"Ya urusan akulah. Kamu kan—"

"Mantanku." sambung Cleo, membuat Queen melototinya.

"Bukan mantan. Jodoh yang lagi keliaran aja, biar gasalah sasaran jadi gue lurusin buat terus mandangain gue, jodohnya."

"Huek." ejek beberapa murid putra dimeja itu.

Mereka sebenarnya tak terlalu menyukai Queen. Gadis ini tipikal anak mami, yang selalu berlindung dibalik kuasa kedua orang tuanya, dan juga Queen terlalu manja untuk ukuran tukang bully sekolah.

Hanya saja, gadis ini good looking, jadi semua minusnya dapat sedikit tertutupi.

— Ditempat lain...

"Lea! Udah!" teriakkan itu tak membuat Lea menghentikan aksinya untuk memukuli gadis dihadapannya, ah dan lelaki yang terkapar disebelah sana karena Lea.

Hari ini sebenarnya Lea akan bersekolah, hanya saja dia mendapatkan telfon dari salah satu anggota Reix yang ada di basecamp, jika mantan anggota Reix cewe bernama Celine, dan pacarnya beserta beberapa kawannya, yang kebetulan dari anggota musuh Reix, datang ke basecamp dengan tiba-tiba.

Di basecamp Reix, hanya ada Mita, Selyn, dan seorang lagi yang tadi menelfon Lea, bernama Ceya.

Tanpa pikir panjang, Lea langsung merubah jalur kendaraannya, dia langsung melaju menuju basecamp.

Lea langsung disambut pemandangan yang tidak mengenakan, dimana Selyn dan Mita dipengangi oleh dua orang lelaki, ini benar-benar tidak imbang.

"Lea." ucap lelaki yang spertinya pacar dari gadis bernama Celine itu.

"Lo?" Lea pernah melihat lelaki ini beberapa kali dibasecamp Arkan.

Perkumpulan Arkan bukanlah oposisi Reix, tapi kawan dari lelaki ini merupakan anggota oposisi Reix.

"Lo ngapain disini? Arkan bisa marah kalo lo kesini." ucap lelaki itu, yang membuat Lea bukannya mundur, tetapi malah maju untuk membebaskan teman-temannya.

Awalnya, Lea tak mau bermain kasar, dia mau semua diomongkan baik-baik saja, tanpa kekerasan.

Namun, gadis bernama Celine itu menampar Lea, membuat semua kesabaran yang dikumpulkannya sejak awal menjadi hancur lebur.

Lihatlah kini, gadis malang itu seorang diri tanpa bantuan kekasihnya. Kecuali, seorang lelaki yang entah orang mana itu tadi hendak memukul Lea, untuk membantu Celine.

"Gue dari awal udah minta baik-baik ke lo. Kenapa mesti nampar gue sih?" Lea bertanya dengan nada cukup rendah, sembari mencoba membantu gadis ini berdiri dengan memegangi kerah bajunya.

"Lo siapa main ikut campur masalah gue?" lirih gadis itu, sembari memandang Lea cukup sengit.

"Gue?"

"Lea! Udah!" Selyn kembali bersuara.

Membuat Lea melepaskan rengkuhan dikerah baju gadis ini, membuat gadis itu langsung terjatuh lemas.

ARIELLEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang