NIGHTMARE 1

150 8 0
                                    

"Lo dimana?"

Arkan bertanya pada Lea yang tengah ditelfonnya.

"Gue lagi di—"

"Ambilin gue korek dirumah, anterin ke Rooftop Cafe."

"Yang bener aja lo." bisik teman sekumpul Arkan.

"Pake apa gue nganternya? Mobil gue dibengkel." balas Lea.

"Terserah, gue tunggu setengah jam, dari sekarang."

***

Lea frustasi dengan tingkah Arkan yang makin hari suruhannya makin tidak menggunakan otak, kali ini perihal korek api yang tertinggal, yang kalau dipikir hal kecil ini bisa dibeli dimana-mana.

Beberapa hari yang lalu, Lea membolos kerja karena selembaran yang akan Arkan bagikan kepada kawan perkumpulannya, tertinggal dirumah, dan Lea yang harus mengambilnya, dari ujung ke ujung.

"Hidup, hidup."

***

"Yang lo suruh tempo hari itu, Lea-kan?"

"Mantan murid SMA Internasional."

Arkan menganggukkan kepalanya, untuk menjawab pertanyaan Zero, kawan seperkumpulannya.

"Kok lo tau?" tanya Cleo, curiga.

Pasalnya Zero merupakan anak kuliahan, dua tahun diatas mereka.

"Gue inget aja mukanya. Pernah ketemu waktu gue SMA, dan dia itu mantan Reymon."

Arkan menghentikan isapan nikotinnya, "Reymon?"

"Mantan temen gue, ketua geng sebelah."

"Seriously? Reymon bukannya seumuran sama lo?"

Zero menganggukkan kepalanya.

"Dan lo taulah pergaulan dia kekmana."

"Lea bispak dong?" tanya Cleo yang dihadiahi pelototan mata oleh Arkan.

"Setau gue nih, Reymon gadapet apa-apa dari dia, cuma ya seinget gue, tu cewek yang bucin banget sama Reymon, diselingkuhin dia iya doang bisanya."

Arkan mematikan nikotinnya dan meminta Zero menghentikan ceritanya, saat melihat Lea muncul dari pintu masuk Rooftop.

Gadis itu mengenakan piyama, sepertinya hendak tidur.

"Nih." ucap Lea sembari menyodorkan pematik api yang dimaksud Arkan.

"Naik apa lo kesini?" tanya Arkan sembari mengambil pematik itu tanpa berterimakasi pada Lea.

"Gojek, gue balik dulu."

"Yang nyuruh lo langsung balik siapa?" tanya Arkan, membuat Lea menghentikan langkahnya.

"Ya kan lo nyuruh anter korek doang, ga nyuruh diem."

"Makin pinter juga lo." ucap Arkan.

Karena sebelum-sebelumnya, Lea ketika disuruh mengantarkan sesuatu, dirinya selalu mengambil duduk, dan akhirnya akan terkena usiran Arkan.

"Gue balik." ucap Lea lalu melangkah tanpa dihentikan siapapun.

"Reymon gila banget pas diputusin tu anak." sambung Zero saat Lea telah tak terlihat dari pintu masuk Rooftop.

"Kok bisa?" tanya Bimo.

"Ya lo mikir aja, anak SMA dibucinin anak SMP, lucukan? Udah gitu mereka pacarannya hampir tiga tahun, itu bukan waktu yang sebentar buat Reymon yang notabenenya suka mainin cewe."

"Putusnya kenapa?" tanya Arkan yang membuat mereka memusatkan pandangan padanya.

"Reymon mau merkosa dia."

***

Lea melangkah tak jauh dari cafe itu, menuju halte bus untuk setidaknya menunggu bus atau beristirahat sebentar.

Lea berbohong pada Arkan apabila dirinya datang menggunakan gojek, mana berani dia menggunakan gojek malam-malam seperti ini.

Dirinya lari dari rumah Arkan ke Cafe, untungnya cukup 25 menit dengan berlari.

"Gasanggup gue lari dari sini ke apart."

Tadinya Lea tengah berada dirumah Abangnya yang tak jauh dari kediaman Arkan, kini Abangnya pasti sudah terlelap tidur, tidak enak untuk membangunkannya.

Lea melihat tetesan air mulai berjatuhan dari langit, "Gimana gue baliknya."

ARIELLEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang