NIGHTMARE 2

97 6 0
                                    

Lea masih menunggu hujan Reda, dirinya juga melihat rooftop cafe itu sepertinya sudah hampir tutup, karena hujan. Para pengunjungnya juga terlihat sudah berhamburan keluar untuk pulang.

"Kalo gue terobos, bisa mati gue kedinginan." Lea juga memikirkan piyaman yang dikenakannya, berbahan tipis dan tak menggunakan kaus didalamnya, kecuali dalaman.

Sudah frustasi, dan ingin menangis saja rasanya.

***

Arkan berdiri dibalkon kamarnya sembari memandangi balkon kamar yang berhadapan dengan rumahnya, lampu kamar itu padam, seolah tak memperlihatkan kehidupan didalamnya.

"Kayanya udah tidur deh." Arkan mengurungkan niatnya untuk menghubungi penghuni kamar itu, Lea.

"Dia hampir diperkosa Reymon, dan ngebuat dia sampe sekarang punya trauma. Dibakal sesak nafas kalo gaada pencahayaan, kalo gasalah denger, dari hari itu lampu harus nyala, walaupun dia mau tidur."

Arkan mengingat perkataan Zero dicafe tadi, dirinya langsung merogoh sakunya untuk menghubungi Lea. Seingatnya juga, Lea tak pernah mematikan lampu kamarnya saat tidur, hal yang membuat Arkan selalu menelfonnya tengah malam, mengira gadis itu begadang dan tidak tidur.

Drrttt...

"Lo di—"

"Arkan, tolong."

Tanpa berpikir panjang, Arkan langsung memasuki kamarnya, meraih jaket, dompet dan kunci mobilnya.

"Lo diem disana, tunggu gue."

***

Lea sedikit parno karna lampu jalan yang terlihat cukup terang namun hujan lebat membuatnya sedikit trauma, ditambah lagi dari kejauhan dapat dilihatnya segerombolan orang yang sedang bermain hujan.

Tanpa pikir panjang, Lea meraih handphonenya dan menghubungi nomor teratas didaftar panggilannya.

"Arkan tolong."

"Gue dihalte deket cafe, kejebak hujan dan gue takut."

Setelah menerima jawaban disebrang sana, Lea sedikit tenang, namun tetap saja dirinya memantau segerombolan orang itu, yang semakin mendekat, membuatnya berdoa agar Arkan cepat datang.

Kurang dari dua meter lagi, segerombolan orang itu sampai di halte bus, membuat Lea gusar.

Lea melihat cahaya mobil yang melaju cukup kencang, membuat segerombolan orang menghentikan langkahnya, yang tentunya membuat Lea berdoa semoga itu Arkan.

"Naik." ucap Arkan yang berada didalam mobil.

Dikarenakan kursi penumpang berada disebelahnya, Lea harus sedikit berbasahan untuk masuk ke mobil Arkan.

"Makasi banget, lo udah mau jemput gue." ucap Lea setelah menutup pintu mobil.

"Mereka yang lo maksud?" ucap Arkan sembari melihat spion luarnya.

"Iya, gue takut. Mereka nanti apa-apain gue."

Arkan melajukan mobilnya, "Mereka juga gabakal nafsu sama lo. Lo tepos."

Lea melihat seseorang yang baru saja menghinanya itu, "Bisa minta tolong buat matiin Acnya ga?"

"Cerewet lo."

Arkan baru saja mematikan Ac, lalu melihat kekursi sebelahnya, tempat duduk Lea.

"Lo tiap tidur selalu make piyama?"

"Iya."

Mobil Arkan terhenti karena lampu lalu lintas berwarna merah.

Arkan membalikkan badannya, mengambil sesuatu dibangku penumpang belakang.

"Nih pake." Arkan melemparkan jaket yang tadi dibawanya, tapi tak jadi dia gunakan.

"Makasi. Ohiya, lo bisa nganter gue ke apart gue aja ga? gue gabalik kerumah Abang."

ARIELLEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang