1. Kecelakaan, Pintu dari Segalanya

12.5K 622 32
                                    

Xiao Zhan mulai membereskan berkas juga barang pribadi miliknya ketika jam kecil pada meja kantornya menunjukan pukul lima sore

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Xiao Zhan mulai membereskan berkas juga barang pribadi miliknya ketika jam kecil pada meja kantornya menunjukan pukul lima sore. Senyum tipis merekah di bibir tipisnya ketika ingat kalau hari ini Ibunya akan berkunjung ke apartemen sederhananya. Hidup sendiri di Ibu Kota sudah Xiao Zhan lakoni sejak dirinya memasukan lamaran kerja di kantor Kementrian Negara tiga tahun yang lalu, sebagai lulusan mahasiswa terbaik dari Jurusan Hubungan Internasional, menjadi staf yang bekerja di bidang politik luar negeri sudah menjadi cita-citanya sejak masuk kuliah.

Pekerjaannya sebagai staf di Kementrian Luar Negeri di usianya yang masih duapuluh tujuh tahun merupakan pencapaian yang luar biasa bagi dirinya sendiri. Dengan penghasilan yang lumayan, juga hidup didalam mimpinya Xiao Zhan merasa tidak membutuhkan apa-apa lagi di hidupnya saat ini. Meskipun beberapa kali harus menolak tawaran sang Ibu yang keras kepala terus menawarkan teman anaknya yang Xiao Zhan akui menarik, dengan alasan ia yang belum mau menikah ataupun terlibat dalam hubungan percintaan dengan siapapun. Xiao Zhan masih ingin berfokus pada kerjaannya yang mengurus tatanan negeri, meskipun ancamannya luar biasa mengingat dirinya yang masih muda juga rawan dalam lingkungan politik negeri seperti ini.

Setelah selesai dengan semua barangnya, Xiao Zhan lalu melangkah menuju lift yang di depannya sudah banyak orang berkerumun. Mengingat sekarang jam pulang kantor, tidak heran kalau koridor kantor mulai penuh lalu lalang orang yang ingin keluar dari gedung limapuluh lantai yang sekarang dia tempati.

Kantor yang dia tempati berada di lantai tigapuluh, sebagai salah satu staf yang mengurus Bidang Hukum dan Keamanan Negara. Dengan pemandangan yang mengarah langsung pada jajaran gedung tinggi pencakar langit lainnya.

"Hai, Zhan-Zhan." Sapaan lembut dari samping tubuhnya membuatnya menoleh, bibirnya tersenyum tipis begitu matanya menangkap perempuan yang setinggi bahunya juga tengah tersenyum padanya.

Xuan Lu. Perempuan yang sudah Xiao Zhan anggap sebagai saudaranya sendiri, tersenyum cantik dengan menenteng sebuah map tebal yang dipeluknya di depan dadanya sendiri. Xiao Zhan mempersilahkan Xuan Lu untuk masuk terlebih dahulu kedalam lift, keduanya berdiri bersebelahan dengan posisi berada di paling ujung mengingat banyaknya orang yang juga ingin cepat-cepat pulang.

"Berkas yang aku kirim kemarin malam, apakah sudah di cek?" Tanya perempuan itu, kepalanya mendongak untuk memandang Xiao Zhan yang memang lebih tinggi darinya.

"Sudah, aku juga sudah mempelajarinya." Ingatannya memutar pada salah satu kasus yang sedang ia tangani saat ini. Sebuah permasalahan yang cukup serius lantaran mencangkup tiga negara sekaligus, dan yang membuatnya heran adalah pelakunya seorang mafia yang identitasnya begitu sulit untuk ia dan tim-nya lacak.

"Sudah tahu siapa dalang di balik semuanya?" Xuan Lu menatap penuh pada Xiao Zhan di sampingnya, yang mana dijawab dengan gelengan pelan dari pemuda itu.

Perempuan itu mengangkat sebelah tangannya untuk menutupi bibirnya, memberi kode agar Xiao Zhan menunduk yang langsung ia pahami. Wajahnya sekarang begitu dekat dengan wajah perempuan cantik itu, sedikit miring agar Xuan Lu bisa berbisik tepat di depan telinganya.

Black Widow -yizhan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang