⚠️T W : bloods, guns, explosion, death character⚠️
Wang Yibo menyaksikan bagaimana peti kayu itu perlahan masuk kedalam lubang, lalu tertutupi oleh tanah yang membuatnya terkubur semakin dalam. Ia tidak menangis ketika gundukan tanah mulai ditaburi oleh berbagai bunga sebagai penghormatan terakhir dari semua orang untuk Cheng Xiao.
Sedih, ia memang merasakannya demikian. Cheng Xiao sudah bekerja selama separuh dari usianya bersama Wang Yibo. Umur gadis itu bahkan baru menginjak duapuluhan lebih, Wang Yibo ingat ketika Haikuan membawa gadis itu dengan tubuh penuh luka lebam entah sebabnya apa.
Wang Yibo hanya mengangguk tipis ketika Haikuan meminta ijin agar Cheng Xiao bisa bekerja disini. Ia begitu percaya pada orang-orang yang di bawa Haikuan ke hadapannya. Dan itu semuanya terbukti jelas, bahkan semenjak kedatangan Xiao Zhan ke mansionnya, gadis itu menjadi begitu patuh dan menjadi orang satu-satunya yang bisa berada di dekat Xiao Zhan ketika semua orang tidak berani mendekatinya sama sekali.
Menjadi tangan kanan Xiao Zhan sampai Cheng Xiao sudah perempuan itu anggap sebagai adik kecilnya sendiri.
Wang Yibo tidak heran ketika Xiao Zhan menjadi tidak terkontrol ketika tubuh gadis itu berubah dingin dengan jantung yang tak lagi berdetak. Bahkan menyerang siapapun —tidak terkecuali dirinya, ketika ia mencoba menarik Xiao Zhan menjauh dari Cheng Xiao agar bisa leluasa menenangkannya.
Meskipun pada akhirnya Xiao Zhan berakhir dengan terkulai lemas pada pelukan Wang Yibo, tidak menolak ketika pemuda itu membawanya masuk kedalam mobil lalu membawanya kembali pulang.
Sesampainya di kediaman Wang Yibo pun, Xiao Zhan berubah menjadi tidak begitu banyak bicara. Dan Wang Yibo memahaminya.
Pemuda itu hanya terus berada di sisi perempuan itu, mencoba untuk menguatkan Xiao Zhan dengan sesekali memberinya pelukan yang seolah mengatakan kalau Xiao Zhan masih mempunyai Wang Yibo. Masih mempunyai seseorang yang akan selalu berada di sisinya.
Seperti pagi ini, seluruh pengawal juga pelayan yang bekerja dengan Wang Yibo turut hadir dalam penghormatan terakhir untuk gadis itu. Juga beberapa orang seperti kenalan Cheng Xiao turut datang karena Haikuan sengaja memberi tahunya.
Wang Yibo menutup matanya sejenak ketika sesi doa dimulai. Sebelah tangannya berada di saku celana kain hitam yang di pakainya, sementara yang lain tersampir di bahu Xiao Zhan sedari tadi. Yang sesekali akan memberinya usapan halus ketika dirasa Xiao Zhan menarik napasnya begitu cepat.
Setelah semua sesi berakhir, orang-orang mulai pamit undur diri untuk kembali melanjutkan kegiatannya masing-masing.
Menyisakan beberapa orang seperti Haikuan, Seungyeon, Sungjoo, Wenhan serta Yixuan yang masih berada di dekat pusara dengan nama Cheng Xiao tercetak begitu jelas disana. Tidak lupa Wang Yibo —pemuda itu terus berada disamping Xiao Zhan bahkan ketika perempuan itu tidak beranjak sedikitpun di tempatnya.
Hanya desiran angin serta kicauan burung yang mereka dengar ketika suasana terasa begitu hening tanpa adanya seseorang yang berbicara.
Duk!
"Nonna Zhan—"
Wang Yibo menggeleng cepat, memotong Haikuan yang hendak berbicara melalui tatapannya.
Seolah berbicara pada Haikuan melalui matanya untuk tidak mendekat pada Xiao Zhan, Wang Yibo mengangkat satu tangannya memberitahu untuk membiarkan Xiao Zhan berada di posisinya untuk beberapa waktu kedepan —duduk menumpu pada kedua lututnya.
Haikuan mengangguk mengerti beberapa menit kemudian. Semua orang disana spontan memaling —tidak terkecuali Wang Yibo, ketika Xiao Zhan kembali menangis dengan kening menyatu pada kayu tinggi yang mengukir indah nama Cheng Xiao disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Widow -yizhan [END]
FanfictionXiao Zhan mengira dirinya mati, namun ternyata takdir berkata lain. ⚠️WARNING : GENDERSWITCH FOR SOME CASTING! 18+ 🔞⚠️