Xiao Zhan memperhatikan bagaimana seriusnya Wang Yibo yang tengah menjelaskan sesuatu di depan sana. Ruangan kubus berukuran sedang kini di penuhi dengan orang-orang kepercayaan pemuda Wang itu untuk menyelesaikan seseorang di balik masalahnya akhir-akhir ini.
Meja berbentuk leter U penuh oleh berbagai berkas perihal informasi juga data berisi seseorang yang menjadi pelaku penembakan Xiao Zhan di atap gedung. Ia duduk di meja paling ujung, dekat dengan papan tulis putih yang tersorot oleh bias proyektor dengan beberapa coretan spidol di beberapa tempat.
Xiao Zhan membalik berkas lain menggunakan sebelah tangannya. Untuk beberapa waktu kedepan, Xiao Zhan hanya bisa menggunakan tangan kirinya. Sebab dokter melarang pergerakan lebih pada tangannya karena akan berdampak pada luka tembakan yang belum sepenuhnya sembuh.
Xiao Zhan bahkan harus menggunakan penyangga di tangan kanan yang di lilitkan pada lehernya untuk meminimalisir pergerakannya, mau tidak mau ia harus menurut atau luka pada pundaknya akan kembali memburuk.
"Dia adalah Chen Zexi, aku belum mendapat informasi lagi perihal siapa yang telah mengirimnya malam itu untuk melukai Xiao Zhan. CCTV gedung merekam kalau dia bekerja sendiri malam itu, orang ini adalah pintu masuk menuju seseorang yang mengatur semuanya."
Foto seorang pria dengan potongan rambut plontos juga kontur wajah yang keras memenuhi papan putih itu. Disampingnya ada beberapa foto dirinya yang keluar dan masuk gedung sembari membawa senapan laras panjang di punggungnya. Penampilan yang persis Xiao Zhan lihat malam itu diatap gedung.
"Target utamanya Yibo, bukan?"
Xiao Zhan berdiri dari posisinya setelah melepas jas hitam yang kemudian ia letakan pada sandaran kursi. Menyisakan kemeja putih tanpa dasi dipadukan dengan celana bahan yang membungkus kaki jenjangnya. Ia berjalan ketengah ruangan, berdiri di samping Wang Yibo yang menatapnya dengan satu alis menukik kearahnya.
"Apa rencanamu?"
Pundak sempit itu mengedik. "Jadikan aku sebagai umpan."
"Kau gila?" Namun Wang Yibo dengan cepat menolaknya. "Tidak." Bahkan sebelum Xiao Zhan sempat mengatakan rencananya sama sekali.
Perempuan itu mengerang pelan, sebelah tangan mengambil spidol di sela jemari Wang Yibo. "Dengarkan dulu," Xiao Zhan berusaha tetap bersabar menghadapi Wang Yibo di depannya. "Kita tetap melakukan sesuai rencanamu tadi, tapi biarkan aku turun dan menjadi pancingan untuk mereka. Karena sedari awal mereka sudah menggunakanku menjadi tameng agar Yibo keluar."
Xiao Zhan menunjuk salah satu laki-laki yang mengangkat lengannya dengan wajah khas orang Korea. Mempersilahkah laki-laki itu untuk berbicara setelah Xiao Zhan mengangguk pelan.
"Yang di katakan Xiao Zhan ada benarnya juga, tembakan itu seperti sengaja mengarah pada Xiao Zhan sebagai gertakan untukmu, Yibo. Akan lebih mudah jika kita mengikuti saran Xiao Zhan tadi, kau diam di belakang layar karena kau yang akan bertarung melawan bos sesungguhnya, Yibo."
Jemari lentik itu menjentik tepat setelah laki-laki itu selesai berbicara, bibirnya tersenyum puas pada laki-laki tadi yang sekarang juga ikut membalas senyumnya tidak kalah puas.
"Anyway, I'm Seungyeon, by the way. It's nice to see you, Xiao Zhan."
Baru saja Xiao Zhan akan membalasnya, Wang Yibo sudah lebih dulu memotongnya. Ia berbicara menggunakan bahasa Korea yang sama sekali tidak di mengerti oleh Xiao Zhan.
"Jangan sekarang, Hyeong."
Pemuda yang memperkenalkan diri sebagai Seungyeon tertawa, bahkan separuh dari orang-orang disana tertawa ketika Wang Yibo berkata demikian. Xiao Zhan tidak mengerti sama sekali hanya bisa tersenyum canggung, Seungyeon berkata lagi menggunakan bahasa Korea untuk menjawab perkataan Wang Yibo tadi. Xiao Zhan dengan wajah tidak mengertinya hanya bisa mendengar dua orang yang berbicara dengan bahasa selain bahasa Ibunya.
![](https://img.wattpad.com/cover/275603149-288-k41829.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Widow -yizhan [END]
FanfictionXiao Zhan mengira dirinya mati, namun ternyata takdir berkata lain. ⚠️WARNING : GENDERSWITCH FOR SOME CASTING! 18+ 🔞⚠️